Part 16

5.1K 101 8
                                    


Axelio membawa ku ke mansion nya yang besar itu. Di dalam perjalanan aku hanya tidur, karena sudah terlalu lelah. Sesampainya di rumah, aku hanya terpanah melihat Mension Axelio yang begitu luas dengan desain classic, aku mengikuti nya dari belakang dan menuju kamar.

"Ini kamar lo. Gimana?kalo gak cocok gue tunjukkin kamar yang lain"

"Ini udah cukup. Malah lebih dari cukup" Jawabku.

'dih jadi kaya beneran gue anjer' batinku dalam hati antara bahagia dan kesal karena harus nikah muda.

"Udah deh gue mandi dulu" Aku pun langsung meninggalkan Axelio dan menuju kamar mandi. Aku memasukan tubuh ku di bathtub dan menikmati aroma terapi dari lilin yang ada di kamar mandi. Tiba-tiba Axelio memasuki kamar mandi, refleks aku langsung menutup tubuhku dengan kedua tangan.

"Woyyy! Gak sopan. Main masuk aja lu, kan gue lagi mandi" sedangkan Axelio hanya menoleh sekilas.

"Gue mau ganti baju juga, lu lama sih. Mandi apa
Bertapa lu?" Ia melepaskan kra kemeja nya dan terlihat jelas tubuh atletis nya. Aku berusaha mengalihkan pandangan ku.

'nih orang mau nguji iman gue apa gimana sih' batinku.

"Ambilin handuk dong" suruh ku. Axelio menoleh ke arahku dan mengangkat sebelah alisnya.

"Lu nyuruh gue? Ogah. Ambil sendiri" Aku mendengus kesal.

"Ya udah lu keluar kamar mandi dulu!"

"Ambil aja, ribet amat. Gue tutup mata nih" Axelio menutup mata nya. Aku pun keluar dari bathup dengan tubuh naked dan mengambil handuk yang hanya menutupi tubuhku hanya dari dada sampai
paha. Walaupun begitu paha ku masih sangat terekspos.

"Aduh kalo beli handuk tuh agak panjangan dikit. 1 meter an kek" Axelio membuka matanya.

"Sekalian aja dipake buat gorden jendela" Aku hanya menggelengkan kepala dan segera keluar dari kamar mandi.

Drt...drt...drt...

Aku melihat panggilan video call dari sahabat-sahabat ku, dan segera menjawab nya.

"Haiiiii" Sapa ku pada mereka.

"Wuihh lu dimana tu? Bagus bat kamar hotelnya" Ucap Kirana dan disetujui yang lainya.

'Kepala lu kamar hotel' batinku.

"Kapan lu balik sekolah? Gila kemarin gue ketemu Kenzie lagi tanding bola. Hot gila akhhh" Ucap Zeline.

"Semenjak lu ga ada gue ditinggal sendiri. Mereka selalu caper ke Kenzie" Sahut Jovanka.

"Hahahaha sorry, secepatnya gue sekolah lagi kok" Jawab ku pada mereka.

"Btw dia juga tanya ke kita lu kapan balik gitu. Kenapa gak tanya keadaan gue aja sih" Kirana mendengus kesal.

"Who Kenzie?" Axelio tiba tiba berada di belakang ku, akupun langsung mematikan telepon sebelum mereka sadar.

"Mmm kenapa sih? Bukan siapa-siapa. Dah sana pergi, ganggu aja" aku membalikan badan menghadap Axelio

"Oh..." Ia keluar kamar ku dengan wajah kecewa. Aku pun tak memikirkan itu dan segera mengganti baju dengan piama yang ada di lemari.

'kok jadi gak enak sih sama Axelio kan dia suami gue sekarang, etdah gue kagak ada sopan nya sama suami' Batin ku setelah rebahan sambil menatap langit langit kamar.

Aku pun berjalan ke dapur membuat sandwich dan teh hangat. Aku melihat Axelio berada di balkon kamar nya sambil melihat pemandangan, aku menghampiri nya dan menyodorkan sandwich juga teh yang ku buat tadi.

"Gue tau lu belum makan kan selama acara pernikahan kita tadi,nih" Axelio mengambil sandwich yang kusodorkan dan memakan nya dengan lahap.

"Gue kira lu gak nganggep pernikahan ini, gue juga gak nyangka kok kalo bakal nikah" Ucap Axelio

"Heh! Pernikahan itu dilakukan dengan 2 sepasang kekasih, ya jelas gue nganggep pernikahan ini tolol. Btw kenapa lo gak nyangka bakal nikah? Setiap orang kan pasti bakalan nikah, apalagi udah tua kayak lo" Jawab ku. Axelio mengerutkan kedua alisnya.

"Gini-gini gue hot kan?" Aku menelan ludah tak bisa mengelak karena memang itulah kenyataannya. Aku mengalihkan pandanganku tak ingin melihat wajah Axelio dan melihat pemandangan bukit-bukit juga gemerlapnya lampu lampu.

"Dih cuih kepedean" jawab ku. Lalu tiba-tiba Axelio mencium leherku yang membuat ku sedikit geli dan tertawa.

"Heyy! Geli ish" Ucapku sambil terkekeh sedangkan Axelio terus menciumi leherku dan menarik ku mendekat ke pelukan nya. Ia juga membuat tanda kiss Mark di leherku.

"Sorry... kita gak akan ngelakuin yang lebih, bisa dibantai gue kalo ngelanggar perjanjian. But after that, I'm going to break your fucking asshole" Aku langsung menjitak kepala nya dan segera meninggalkan kamar tidur Axelio. Yup memang di perjanjian kita tidak akan melakukan hubungan seks sebelum aku lulus SMA.

"Mikir lu terlalu jauh! Dah gue mau tidur. BYE my
Sugar Daddy hahah"

"Gue suami lo, bukan sugar Daddy lu" Axelio menggelengkan kepala saat aku meninggalkan nya .

Drt...drt..drt..

"Sir, mohon maaf sebelumnya. Saya hanya mau mengingatkan, besok dan 3 hari seterusnya ada jadwal meeting mendiskusikan proyek terbaru dengan perusahaan Mr.Gert" Ucap sekretaris Axelio

"Apakah gak bisa diundur dulu? Saya harus pergi ke suatu tempat dengan istri saya" Jawab Axelio dengan nada yang berwibawa dan dingin seperti biasanya.

"Tidak bisa, sir. Karena Mr.Gert akan segera pergi ke Australia untuk mengurus proyek nya yang berada di sana" Axelio menghembuskan nafas nya kesal.

"Ya sudah. Bikin saja jadwal meeting nya" Axelio langsung mematikan telepon dan segera tidur.

Seesok paginya, Axelio melihat ku yang sudah menyiapkan sarapan. Yah, walaupun tidak terlalu mahir banget tetapi aku masih bisalah sedikit memasak.

"Good morning. How you feeling today?" Sapa ku dengan sumringah. Aku melihat Axelio yang tak semangat seperti biasanya.

"Thank you so much" Jawabnya dengan senyum paksaan.

"Something wrong? Masakan gue gak enak ya? Uh lain kali mau belajar masak dulu deh gue"

"No, masakan nya enak kok. Sorry, kita harus batalin liburan ke Santorini karena gue ada meeting penting selama 4 hari ini. Gue sih niatnya bikin kejutan eh gagal" Aku terkekeh.

"Santorini? Woahh but its oke. Kita bakal kesana kapan-kapan, lagian aku udah kangen sama temen-temen ku dan kangen sekolah juga" Axelio pun mulai tersenyum dan mengacak-acak rambut ku.

"Muchas gracias" Aku mengangguk.

"Si hehehe" Axelio mengecup bibirku singkat. Walaupun aku sebenarnya tidak suka dengan pernikahan disaat umur ku sangat mudah seperti ini, tetapi sekarang aku berusaha untuk menerima nya dan menerima kenyataan. bahwa sekarang aku istri dari seorang Axelio Aldebberan dan wajibnya seorang istri menghormati suaminya. Karena setelah menikah surga ku bukan hanya di ibu ku tapi di suami ku juga.

"Clarissa..." Panggilnya saat dia seperti mengambil sesuatu di meja.

"Mmm...?" Aku menghampiri nya.

'aduh mampus itu kan obat yang Siska beri ke gue,lupa belum gue buang' Batinku saat melihat Axelio mengambil pil obat penambah energi saat melakukan hubungan seks yang Siska berikan kepada ku.

"Mm...ituu-siska yg ngasih, sini gue buang" langsung saja aku menyahut pil itu yang berada di tangan Axelio

"Wajah lu udah kayak kepiting rebus, santai aja. Jangan dibuang kali aja kita butuh kan" Ucap Axelio seketika aku melototkan mataku.

"Dihh lawak lo badut?" Setelah itu Axelio pergi ke kantornya untuk meeting.

 Young Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang