Ellaska mengejar sesosok wanita yang sangat di cintai, sosok wanita itu memakai baju putih panjang dengan selendang biru yang di kaitkan di lengkuk pinggangnya. Ellaska berusaha mengerjarnya dan memanggil manggil sosok tersebut.
Tapi sosok itu tidak membiarkan Ellaska mengejarnya, bahkan untuk menoleh ke arahnya saja wanita itu enggan. Wanita itu mengencangkan laju kecepatannya, berusaha menghindar dari Ellaska
"Bu! Ibuu tunggu Laska bu!" teriak Ellaska
"Ibu!! Ellaska kangen ibu! Jangan tinggalin Ellaska bu!" teriak Ellaska semakin keras
"Ellaska sayang ibu! Ellaska mau ikut ibu!" ucap Ellaska sekencang mungkin
Tapi sosok itu tidak mau menoleh, melanjutkan pelariannya, sosok itu adalah Karmila, ibu Ellaska. Yang meninggalkan Ellaska sejak berumur 10 tahun
"Kenapa bu?! Apa ibu gak mau ketemu Laska?" lirih Ellaska mulai berhenti berlari
Langkah Ellaska kini semakin pelan, suaranya gemetar, tidak ada lagi semangat untuk melihat ibunya.
Yang terdengar hanyalah lirihhan kecil dari dirinya sendiri. Ellaska diam tak bergeming, tubuhnya seketika mematung.Hatinya serasa dicabik cabik saat melihat ibunya tiba tiba terjatuh dan mengeluarkan darah di sekitar tubunhnya. Kini sosok ibu tersebut berubah menyeramkan, rambut yang tadinya tersanggul apik berubah menjadi tergerai dan tidak terawat. Wajah ibunya yang semula cantik berubah menjadi lebam lebam biru-merah, dan tubuh sang ibu yang terlihat kecil,kurus,dan berlumuran darah.
Sosok ibu tersebut kini menghampirinya dengan senyuman miring. Menyeret sebuah cangkul tua bersamanya. Langkahnya tertatih tatih, darah mengalir sebagai jejak kakinya.
Perlahan namun pasti, Karmila-ibu Ellaska- mulai mengikis jarak antara mereka berdua, senyum miringnya kini berubah semakin lebar, lalu tertawa memmekikkan telinga dan memperlihatkan deretan gigi gigi tajamnya, Karmila mengangkat cangkul di tangan kirinya dengan kuat ke udara, menginjak perut Ellaska dengan satu kaki seraya berkata
"Mari ikut bersama ibu,sayang"
Cangkul yang diangkat kuat kuat di udara kini mulai di ayunkan oleh Karmila, mengarahkannya pada kepala Ellaska lalu dalam sekejap
Jleb
"Argh!!! Jangan!" teriak Ellaska membuka matanya seketika
Deru napasnya tidak teratur, keringat membasahi pelipisnya, tenggorokannya tercekat, tanggan nya dingin dan bergetar hebat. Bahkan tebalnya selimut tidak membuat tubuh Ellaska hangat. Tubuh Ellaska berkeringat namun terasa sangat dingin.
Menyadarkannya bahwa ini semua hanya mimpi buruknya saja."Kak? Kakak gak papa?" tanya seorang gadis di sebelah Ellaska
Gadis itu memandang wajah Ellaska dengan binggung, raut wajahnya menyiratkan rasa khawatir.
"E-eh Laras. Sejak kapan lo di sini?" tanya Ellaska balik
"Sejak tiga puluh menit yang lalu,Kak" jawab gadis yang di panggil Laras.
Gadis itu adalah Felaras Zifanka Ayu. Anak kelas 10 SMA Nusantara yang merupakan salah satu anggota Osis, kedudukannya sebagai sekretaris satu membuatnya cukup dekat dengan Ellaska. Gadis berkaca mata dengan surai kecoklatan itu sudah berada di sebelah Ellaska saat Ellaska tidur. Laras tadinya berniat membangunkan Ellaska, tapi karena Ellaska terus meracau dan meracau, Laraspun tidak tega membangunkannya.
"Ini kak, minum dulu" ujar Laras menyodorkan sebotol minuman yang ada di meja
"Iya" jawab Ellaska meneguk air tersebut sampai habis
"Oh iya kak, ini ada sandwich, makan ya kak" ucap Laras menyodorkan sepotong roti isi
"Lo gak usah repot repot beli ini semua, gue bisa sendiri kok" ucap Ellaska tidak enak
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUELLASKA
Teen FictionRAQUELLASKA •Raquella Bratisha Putri "Inget nih! Gue bakal bikin lo luluh gimanapun caranya!"-Raquel •Ellaska Arbisam Putra "Sekalipun lo mabok karena minum semua air laut di dunia, gue gak akan pernah luluh sama lo!"-Ellaska Bagaimana jika dua oran...