Chapter 3

138 28 21
                                    

Aku dan Athur ditempatkan dikelas 8. G
Disana sudah banyak siswa/i yang nanti nya akan menjadi teman-temanku.

Ada empat teman sekelas ku tahun lalu, ada Arsyad temanku yang paling nakal dikelas, ada Maurin dan juga Mauren mereka itu saudara kembar benar-benar mirip sulit untuk dibedakan. Satu lagi adalah..

.. Yap. Betul, siapa lagi kalo bukan sikamvret Athur. Athur Atalas nama lengkapnya.

Dan ada juga tiga teman ku dari SD, tahun lalu kita beda kelas dan tahun ini kita kembali dipertemukan dikelas yang sama. Ada Ajeng, Sopia dan juga Ervan.

_______________________________________

Setelah memilih bangku, semua mulai duduk dibangku nya masing-masing. Tak lama seorang guru masuk kelas, yang kami yakini guru itu pasti guru yang akan jadi wali kelas kami. Dia Pak Emir, guru yang paling baik di sekolah ini cuman kalo lagi marah dari ujung dunia sampe ujung akhirat pun bisa kena imbas nya. ' eh nggak deng becanda '

"Ekhem." Krik-krik semua terdiam, hening, sunyi seperti tak ada kehidupan.

Pak Emir menghela napas dan. "Assalamualaikum anak-anak, gimana kabar nya? Sehat?" Tanya pak Emir memecahkan kesunyian.

"WAALAIKUMSALAM, ALHAMDULILLAH SEHAT PAK." Jawab semua murid serempak.

"Alhamdulillah, kalo gitu langsung aja kita tentuin siapa yang akan jadi KM, Sekretaris, Bendahara dan lainnya ok?"

"OK PAK" jawab semua murid dengan serempak kembali.

_______________________________________

Singkat cerita, setelah bel pulang berbunyi semua yang berada dikelas mulai berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumah nya masing-masing dan mungkin juga ada yang tidak langsung pulang karena lebih memilih untuk nongkrong dulu sama teman-temannya.

"Ca bokap lo jemput gak?" Tanya Athur padaku.

"Jemput. Tapi nanti papah masih banyak urusan katanya." Ucapku seraya menidurkan kepalaku di atas meja.

"Oh. Tapi sorry nih Ca, gue gak bisa nemenin lo ya, gue harus rapat Osis dulu pasti lama." Ucapnya menyesal.

"Yaelah santai aja kali aku gak papa nunggu sendiri, sana kalo mau rapat jangan lama-lama disini nanti lelat. Nanti kena marah sama Ketos loh kan gawat nanti kamu kena jotos, Ketosnya kan galak." Ucapku terkekeh diakhir kalimat.

"Ketos nya kan gue Ca, gimana sih lo" ucapnya seraya mencubit kedua pipiku.

Aku menepis kedua tangannya dengan kasar, "Ih sakit tau! Athur nyebelin deh."

"Hehe iya sorry, abisnya lo gemesin sih jadi pengen cium kan" ucapnya cengengesan. Aku lempar saja segumpal kertas ke muka mesum nya si ganteng Athur.

"Aduh ampun-ampun becanda elah gak usah galak-galak, udah ah gue pergi nih nanti telat" Selangkah Athur berjalan, ia berbalik dan."Awww.." sialan Athur menjambak rambutku cukup keras, dan dia tertawa ngakak dan berlari secepat kilat.

"ATHUUURR...AWAS KAMU" Teriak ku kesal.

.
.
" Berisik Acar"

Aku menoleh kesamping kanan dan kekiri mencari orang yang barusan menyebutku Acar? apa-apaan orang itu. Tapi nihil tidak ada satu orang pun selain aku dikelas ini.  Wow dong aku jadi merinding gini.

"Nama lo Acar kan? Nama sama yang punya nama, sama-sama aneh."

Suaranya ada lagi aku menoloh kebelakang dan.. Dia ada disana, orang yang sedari tadi menyebutku Acar. ' Siapa ' pikirku dia tampan sekali alis nya tebal, hidung mancung, bibir yang berwarna merah jambu, kulitnya putih dan mata panda bola mata yang hitam dan tatapan tajam yang seolah sedang mengintimidasi.

"Eh Acar, malah bengong lo" ucapnya mengagetkan ku.

"E.eh e.eng.ga ko, siapa juga yang bengong" aduh sial dia sadar gak ya tadi aku liatin dia tanpa kedip. Bego deh ah.

"Gue tau gue ganteng tapi jangan sampe lupa kedip juga kali" ucapnya menyeringai, "gak pulang lo udah sore juga? Cepet pulang gue duluan, by Acar."  Lanjutnya seraya melangkah keluar kelas.

"Eh nama kamu siapa? Oh iya panggil aku Nacar bukan Acar" Dia berhenti berjalan dan berbalik badan seraya berkata, "BODO" lalu dia kembali melanjutkan langkahnya.

Aku terdiam "dasar cowok gila"  umpatku kesal.

_______________________________________

Siapa dia?

Oke kalo penasaran ikutin terus ceritannya ya, jangan lupa vote nya juga oceh:)

Salam manis dari author...

@Ntaelia

Memories Of The Old Days [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang