"Car"
"Hei"
"Acar!"
"Woy! Lo kesambet ya? " Nolan menepuk pundakku cukup keras, membuatku sadar dari lamunanku.
"Eh, Kenapa? " jawabku bingung.
Nolan menaikkan sebelah alisnya menatapku heran. "Lo yang kenapa? Gue panggil-panggil diem aja, gue kira lo kesambet. "
"Eh emang iya? Emang tadi aku kenapa gitu? " sumpah aku bingung banget, memangnya aku Kenapa?. Batinku.
"Dih, cewek aneh. Cepetan naik nanti telat. " ucapnya lalu menaiki motor hitamnya, "Ayo cepetan Acar! Kenapa sih ngelamun terus masih pagi juga." lanjutnya lagi kemudian memakai helmnya.
"Eh. I.. Iyaa" jawabku kikuk. Dih aku kenapa sih kok deg-degan gini, aku pun mengambil helm yang Nolan berikan padaku. Aku kesulitan saat memasang helm, kemudian Nolan menarik tanganku.
"Kalo gak bisa tuh bilang, minta tolong apa susahnya sih Car" ucapnya kemudian membantu memasangkan helm dikepalaku, jarak wajahnya sangat dekat dan aku dapat merasakan hembusan napasnya menerpa permukaan wajahku. Dan itu membuat jantungku semakin tak karuan, dan lagi sekarang aku merasakan pipiku mulai memanas. Oh Tuhan.. Tidak jangan lagi. Teriak batinku.
Nolan semakin mendekatkan wajahnya, kemudian dia berisik. "Lo cantik. Kalo lagi blushing" ucapnya dan menjauhkan kepalanya dari wajahku, kemudian aku lihat dia terkekeh geli.
Ah. Sial! Jantungku seperti meronta ingin keluar, astaga. Siapapun tolong Aku. Aku malu.
_______________________________________
Saat diperjalanan tidak ada percakapan diantara kami, hanya terdengar suara mesin motor dan kendaraan lainnya.
Ah ini kenapa sih jadi canggung gini, ini juga lagi nih jantung sialan. Malah makin deg-degan oh astaga, aku harus segera periksa ke dokter sepertinya jantungku bermasalah. ~Nacar
Aduh kenapa situasinya jadi canggung kayak gini. Jantung gue kenapa lagi, dari kemarin kalo deket nih anak deg-degan mulu. ~Nolan
"Eh. Lan, aku turun dibelokan depan aja." Ucapku dan menepuk bahunya, takutnya dia tidak mendengarnya.
Tapi sepertinya dia memang tidak mendengarnya, karena dia tetap melajukan motornya ke arah gerbang sekolah.
"Ih Nolan. Berhenti! " Ucapku lagi, dan kali ini dengan sedikit berteriak.
Nolan berhenti, kemudian menoleh. "Kenapa harus berhenti disini? Kan bentar lagi juga nyampe. " ucapnya dan menatapku tepat dimanik mataku.
"E. Em. Emmh, ya gak papa, cuman nanti anak-anak pada liat aku berangkat bareng sama kamu" Ucapku sedikit gugup.
"Ya terus kenapa? Mereka juga punya mata kan? Jadi gak papa dong kalo mereka liat?" Ucapnya lembut.
Aduh aku bingung banget, keadaanya kok jadi awkward kayak gini sih. "Na. Nan. Nanti Nuriel marah lagi kayak kemarin" Ucapku.
Nolan menghela napasnya sejenak kemudian. "Car, udah lah gak usah mikirin kata orang. Lagian kan dia cuman mantan gue"
"Ya kan tetep aja Lan, nanti aku yang kena bukan ka.."
"Udah ah, nanti telat" ucapnya memotong ucapanku, kemudian Nolan kembali melajukan motornya tanpa menurunkan ku terlebih dahulu. Aku hanya menghela napas dan berharap semoga anak-anak lain udah pada masuk dan mereka tidak melihat aku dan Nolan yang berangkat bersama.
_______________________________________
"Dih dasar gak tau malu!"
"Udah di ingetin masih aja ngedeketin cowok orang"
"Diluarnya aja sok baik, aslinya nusuk! "
"Udah lah biarin, namanya juga PELAKOR. "
Aku merasakan usapan lembut di kepalaku, aku sedikit mendongakan kepalaku, dan aku melihat Nolan tersenyum lembut menatapku.
"Udah yah jangan dengerin omongan mereka, kalo gak kuat dengernya tutup telinga lo kayak gini" ucapnya dan menutup kedua telingaku dengan kedua tangannya.
Perkataan Nolan barusan itu benar, aku tak perlu mendengarkan omongan semua orang yang mencaciku, aku hanya cukup diam dan tutup telinga seolah cacian yang mereka lontarkan itu bukan untukku. Karena aku bukan seperti apa yang mereka katakan. Batinku.
_______________________________________
Hayoloohhh
Ada yang kangen gak nih sama Nacar dkk? wkwkSorry ya baru sempet update lagi, sekali nya update ehhh malah dikit banget:v
Hehe:(
@Ntaelia
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of The Old Days [Sudah Terbit]
NonfiksiYang jelas kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang terjebak dalam masa lalu, sehingga dia tidak pernah mau menemui dan menghadapi apa yang ada didepan nya. Karena terlalu enggan untuk beranjak dari zona ternyaman nya. "Masa-masa tersulit a...