Harusnya, dari schiphol internasional airport, Faid langsung ke bandara juanda. Namun, atas permintaan teman seperjuangannya, memaksanya, untuk bermain ke rumahnya, 'Yusron'. Ia pun meng-iya-kan. Bukan mampir, lebih tepatnya, 'ngeluyur' sebelum kembali ke jember.
"Ini oleh oleh buat kamu, Id." Yusron menyodorkan bingkisan dodol betawi, untuk teman seperjuangannya selama di amsterdam, belanda. Yang mengantar Faid, sampai ke bandara halim.
"Syukron katsiron, Yus," balas Faid, menerima bingkisan tersebut, memasukan ke dalam tas punggungnya. Membalas senyum ke arah temannya.
Terdengar dering ponselnya, yang ia selipkan di saku celana jeans warna hitamnya.
"Hallo? Assalamualaikum?" sapanya.
["Hello, Id. Wa'alaikum salam, How far are you know?"]
Seorang teman bule nya, Joshep. Penduduk asli belanda. Yang menjadi mu'alaf setahun yang lalu, berkat bantuannya, belajar islam."Still at the airport," jawab Faid.
["It was very quiet without you. But, you have to go back to your family."]
"Don't be sad! I will often contact you," jawabnya, tersenyum dengan hiasan lesungnya yang memberi kesan manis bagi yang melihatnya.
["Don't forget to let me know, when you arrive!"]
"Oh. Sure! Okay, i'll takeoff soon. I'll let you know later, Wassalamualaikum," ungkapnya. Menutup sambungan telponnya.
Berpamit kepada Yusron. Memeluknya. "Main main ke jember ya, Yus!" ajaknya.
"Insya Allah, Id," jawab Yusron. Tersenyum, melepas kepergian temannya. Teman yang sudah 3 tahun selalu bersamanya.
****
Pesawat sudah takeoff. Faid sesekali tersenyum bahagia, tak kan lama lagi. Dia kembali ke rumahnya. Tentu, istilah 'Baiti, jannati' memang benar adanya.
Senyaman apapun di tempatnya selama di negeri kincir angin itu. Rumahnya, suasana pesantren di sana. Benar benar membuatnya rindu.
Dipandangnya sebuah pas foto. Fotonya, dengan abah, umi, dan kakaknya, yang selalu ia simpan, penawar rindu saat tak bisa bersua. Tak sabar rasanya. Ingin segera sampai. Bisa memeluk mereka, mencium tangan abah dan uminya. Terutama, mencium pipi kakaknya. Yang pasti akan di balas tangan kakaknya, menyungutkan kepalanya.
Senyumnya kembali mengembang, jika mengingat bagaimana, berada di tengah kehangatan keluarganya.
"افتقدك يا اخت"
Senyumnya kembali terukir.
*****
Suasana riuh di pesantren. Semua penduduk pesantren nampak sibuk. Menyiapkan acara penyambutan gus mereka. Menyambut putra K.H. Ihsan. Selain penyambutan, juga syukuran atas kelulusan gus Faid.
Semua sudah mulai siap 80%. Sudah di siapkan , akan ada penyambutam solawat yang mengiringi kedatangannya.
Tentu, pemandangan yang di tunggu-tunggu para santriwati. Bisa melihat kembali gus mereka, gus yang di kenal hamble, care, dan selalu menebar senyuman manis, melelehkan hati kaum hawa.
****
#Ketika_Gus_Jatuh_Cinta.
#Part_02
Sudah pukul 16:08 WIB. Semua penghuni pesantren sudah berkumpul di halaman ndalem. Lokasi ndalem yang terletak tepat di tengah. Pemisah asrama putra, dan asrama putri. Halamannya memanjang, tembus pagar pintu gerbang masuk pesantren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Gus Jatuh Cinta
Художественная прозаHikam dan Faid. Dua Gus kakak beradik yang mencintai satu gadis yang sama. Rumy. Siapakah yang akan mendapatkan santri cantik dan mungil itu?