Aku sangat yakin sosok lain yang ada di tubuh Jungkook tak memiliki sensor rasa sakit. Lihat saja, dia sanggup berlari dan berdiri tegap memegang handle pintu padahal luka di perutnya belum 24 jam dijahit. Tak ada ekspresi kesakitan apalagi rengekan manja yang biasa Jungkook lakukan.
"Hallo Lee Taehyung. Nice to meet you."
Astaga, entah sejak kapan Jungkook begitu fasih berbahasa Inggris.
Aku sangat mengenal adikku juga sisi lainnya—Jimin. Keduanya tetap memiliki logat yang sama walau berbeda kepribadian. Tapi sosok baru di hadapanku ini, tak kudapati sedikit pun Jungkook. Dialek, gestur tubuh, bahkan senyumnya pun berbeda.
Siapa dia? Begitu lihai bersembunyi di dalam tubuh Jungkook hingga kemunculannya membuat aku meragukan semua ilmu yang selama ini kupelajari.
Ada begitu banyak tanya berkelebat namun realita menyadarkan, pria ini tak boleh pergi dari kamar.
"Hei, siapa kamu?" tanyaku mengulur waktu dan ia pun kembali beri atensi dengan senyum sinis yang menghiasi wajah pucat Jungkook.
Tunggu—kenapa adikku terlihat lebih pasi? Ya Tuhan, ada noda besar merah yang kuyakini darah menggenang di bajunya. Sial, jahitannya pasti terbuka.
"Agust!" jawabnya dingin.
Ada kilat kebencian di iris mata yang entah mengapa membuatku bergidik ngeri.
"Jangan pergi!" Aku berusaha kuat menahannya, "di balik pintu itu—"
"Aku tahu," ujarnya menginterupsi. Sekali lagi dengan seringai meremehkan yang ia tunjukkan padaku. "Tapi tak seorang pun bisa menghentikan aku."
Lalu semua diluar kendali.
Agust dalam tubuh Jungkook membuka pintu dan tanpa basa-basi memukul dua pengawal yang berjaga hingga tak sadar diri.Pertarungan yang tak seimbang terjadi. Beberapa pengawal yang ayah tugaskan berjaga memilih menahan serangan Jungkook tanpa satupun berani melawan apalagi melukai sang little dragon.
Keributan mengalihkan perhatian ayah yang tengah berdiskusi dengan paman Jang, spontan memanggil nama Jungkook dengan segala kebingungan yang menghinggapi.
"Mati, kau! Pergilah ke neraka!"
Tiba-tiba saja Agust dalam tubuh Jungkook berlari menghampiri ayah, berusaha menyerangnya dengan mulut yang tak henti menyumpah serapah.
Ayah bergeming dalam keterkejutan yang menusuk, namun sebelum pukulan mengenai dadanya, seseorang menahan, memelintir kedua tangan Jungkook di belakang punggung.
"Lepas!" Jungkook berontak namun pria tinggi yang mengunci pergerakannya tak menggubris. Lelaki ini terus berontak dengan tenaga yang tersisa, merasakan pandangan yang mulai memburam dan ia putuskan tuk memalingkan wajah pada si pengekang hingga dua pasang mata saling bersitatap. Agust dengan kilat kebencian dan Namjoon yang memandangnya terluka.
"JUNG!"
Teriakan Namjoon terlontar saat tubuh Jungkook meluruh pingsan dan kepanikan pun membuncah. Namjoon bahkan tak lagi bisa menahan tangis kala rembesan darah segar dari baju sang adik menapak di tangannya.
"PANGGIL DOKTER, CEPAT."
•
•
•Taehyung dengan argumen kuat berdasar ilmu yang selama ini ia pelajari meminta izin kakak juga ayahnya untuk membuka segalanya pada Jungkook, bahwa ia memiliki kepribadian ganda. Namun dengan berbagai alasan klise keduanya menolak dan memilih menunggu saat yang tepat. Taehyung hanya bisa diam dan berharap semua tak akan terlambat.
Hari berganti dan kelegaan menyeruak saat Jungkook tersadar sebagai dirinya, tidak menyadari semua kehebohan yang terjadi. Hanya terheran dengan kondisi lukanya yang tak kunjung membaik.
Ia kembali menjadi sosok ceria, bercerita banyak hal dan sesekali merintih manja bila rasa sakit di perutnya berulah. Lalu di pagi ini si pangeran kecil dragon membuat kesal penghuni kamar dengan rengekan ingin pulangnya.
"Ayah kan penguasa, tak bisakah memaksa dokter memberiku izin pulang?"
"Kak Joon, tolong bawa aku kabur."
"Kak Tae, biaya rumah sakit kan mahal. Biarkan aku dirawat di rumah, ya?"
Untuk alasan satu ini sungguh tak masuk akal. Jangankan biaya rumah sakit, membelinya pun mungkin ayah sanggup.Tak ingin termakan rayuan maut yang melemahkan, Lee dan Namjoon memilih pergi dengan alibi kuat yang Taehyung tahu hanya alasan saja. Tinggallah si tengah yang harus menghadapi kemanjaan si bungsu.
Dengan jurus berpura-pura fokus pada bacaan, ia mengabaikan celotehan Jungkook yang sempat beberapa kali membuat telinganya panas.
Akhirnya, yang termuda pun lelah berdemo, tertidur menikmati mimpinya yang mungkin saja sudah pulang ke rumah.Suara ketukan terdengar memenggal kesunyian. Seorang pengawal masuk mengabarkan ada tamu yang ingin bertemu dengan Taehyung.
"Hai, dari mana kau tau aku di sini?"
Taehyung menyambut sang tamu dengan tepukan hangat di bahu, mempersilakan pemuda itu duduk di sofa.
"Aku tadi bertemu ayah dan kakakmu. Kenapa dia?" tanyanya melirik Jungkook yang terlelap di ranjang.
"Lama tak bertemu adikmu, makin tampan saja ya."
Taehyung hampir terbahak kalau saja tak ingat Jungkook tidur. Bisa kacau kalau sampai bangun, polusi suara akan mencemari ketenangan.
Dengan suara pelan nyaris berbisik ia pun menjawab, "sudah baikan, hanya kecelakaan kecil saja. Hmm, siapa dulu kakaknya? Wajar kalau dia tampan, kakaknya saja gini."Kenarsisan tingkat dewa yang mendapat balasan pukulan. Mereka berdua terhanyut dalam pembicaraan yang menyenangkan, sekilas beri atensi pada Jungkook yang tak terganggu tidurnya.
"Sampaikan salamku pada Jungkook, ya. Bilang, kak Hoseok kangen, lama tak ngobrol."
Sepeninggal sahabat karibnya, Taehyung kembali berkutat dengan buku tebalnya, namun tiba-tiba ia terhenyak. Kerutan berlipat di dahi menggambarkan betapa kerasnya ia berpikir.
"Hoseok, kenapa kamu bohong ..."
•
•
•tbc
24112019Karna banyak yang protes chapter kemarin menggantung, Bry kasih satu chapter penutup untuk fast update-nya.
Chapter ini ngga ada gantungannya kan?
Hayo, sapa yang bisa isi kalimat Taehyung di akhir?
Mulai chapter ini slow update ya... merangkak. Fokus sama kakaknya dulu si Albarka biar tamat.
Oya, Golden Boys ada season dua nya loh, masih di book yang sama.Doakan Mars segera lanjut.
Ternyata puyeng juga mau nuangin kata jadi bait cerita psikis gini 😂Makasih dan Borahae
KAMU SEDANG MEMBACA
MARS
FanfictionDragon Mafia, penguasa dunia hitam Korea. Semua orang akan berpikir ribuan kali untuk mengusik hidupnya. Tak ada kata gentar melawan musuh, kecuali untuk satu. Dia yang begitu dicintai Dia yang dilindungi Musuh terberat hidupnya. Cast: Jungkook Taeh...