Mars 3

1.7K 199 38
                                    

"Enam itu angka yang labil, membingungkan dan tidak berpendirian," celoteh Jungkook berapi-api sambil mengunyah rakus semangkuk popcorn di pangkuannya.

Namjoon yang duduk di sampingnya berusaha menjadi pendengar yang baik, sesekali menatap lapar camilan jagung yang susah payah ia buat namun dikuasai si adik. Bila saja orang lain yang melakukan, sudah dipastikan Namjoon tak akan tinggal diam, merebut kembali yang jadi miliknya.
Tapi apalah daya, Prince Dragon akan selalu takluk bahkan sebelum berperang pada sosok Little Dragon.

"Labil gimana?" tanya si sulung.

Jungkook mendengkus kesal, letakkan popcorn yang tersisa separuh di meja dan menatap Namjoon dengan pandangan kesal.

"Kakak pernah ngga, salah mengira angka enam tapi ternyata sembilan? Enam kalau terbalik kan jadi sembilan. Aku merasa tertipu."

Namjoon menahan tawa, gemas, acak rambut Jungkook yang tersisir rapi dan segera raut tak suka menghias wajah imutnya.

"Memangnya salah ya? Unik kan satu angka bisa jadi dua?"

Jungkook menggeleng.

"Pokoknya tidak suka. Angka enam itu menipu."

Namjoon hanya tersenyum dengar argumen kekanakan Jungkook. Entahlah, semua memang berubah sejak kematian tragis ibu mereka setahun silam di Cina. Sekembalinya ke Korea, Jungkook merubah panggilan hyung menjadi kakak dan tidak menyukai beberapa hal, angka enam contohnya.

•••

"Seharusnya malam ini jadi hari yang indah untuk Jungkook."

Namjoon hela napas panjang setelah berbagi kisah percakapannya dengan si bungsu pagi tadi pada Taehyung-adik tengahnya. ABG ini sandarkan punggungnya di sofa melepas penat yang ada.

"Aku juga tak mengerti, Kak. Gimana bisa anak sekecil Kookie tau caranya bunuh diri."

"Jangan panggil Kookie, Tae. Jungkook tak suka, apa kau lupa?"

Taehyung menggeleng. "Padahal aku lebih suka panggil Kookie daripada Jung. Kok dia banyak berubah, ya."

"Hmm..."

Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing untuk beberapa waktu, ciptakan keheningan yang syahdu.

"Ada apa dengan Jung ? Apa yang membuatnya ingin mati? Padahal pagi tadi baik aja."

"Aku juga tak tahu, Kak."

Kedua orang bertalian darah itu hembuskan napas bersamaan.

"Kita tidur saja yuk, aku ngantuk." Ajak Taehyung yang segera posisikan tubuh tiduran di sof. Sekilas temukan presensi sang ayah yang telah berteman mimpi dengan posisi duduk mengenggam tangan adiknya.

.
.
.

Matahari menyapa dunia, sambut pagi dengan cahaya yang terangi semesta, mengusik sosok kecil yang terbaring lemah di ranjang. Beberapa kali ia kerjapkan mata, menyesuaikan pandangan dari kilau sang surya.

"Syukurlah anak ayah sudah sadar."

Suara sarat kelegaan tuan Lee alihkan perhatian Namjoon dan Taehyung dari layar televisi dan menemukan sang ayah yang hampiri Jungkook.

"Ja- jangan mendekat! Siapa kalian?"

Anak tujuh tahun itu bergegas duduk mencengkeram erat selimut yang menutup tubuhnya. Ketakutan tercetak jelas di wajah pasinya.

"Jung, ini ayah," jelas tuan Lee dalam kebingungan.

"PERGI."

Ketiganya tersentak, tenggelam dalam kebingungan. Bermain dengan pikiran yang kalut. Ada apa ini? Apa yang terjadi pada kesayangan mereka?

"Pergi! Aku memang pantas mati. Pembunuh sepertiku memang harus mati," jerit Jungkook histeris menutup telinga dengan kedua tangannya.

"Aku sudah melakukannya, Kau dengar? Sudah! Tapi neraka menolakku."

Lee berusaha mendekat, menenangkan Jungkook dengan frasa penuh kelembutan.

"Dengarkan ayah, Jung-"

"AKU BUKAN JUNGKOOK."



tbc
19112019

Sampai ketemu dengan Trio Dragon Mafia dewasa di chapter depan.

Sampai ketemu dengan Trio Dragon Mafia dewasa di chapter depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang