CHAP 21

5.3K 395 36
                                    

HAPPY READING



AUTHOR POV

Setelah menahan rasa kegugupan dan menahan segala ketakutan tentang yang akan terjadi setelahnya, akhirnya barisan kata-kata itu keluar dari mulut sang gadis.

Kalimat itu terlontar begitu saja dengan sangat cepat dan mulus, walaupun tadinya sempat tercekat didalam tenggorokan lantaran sangat takut terhadap reaksi yang akan diberikan oleh kedua orang yang duduk dihadapannya.

Keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya dan ia hanya bisa melipat tangan sembari mencuri pandang kearah teman-temannya yang lain dengan tatapan gelisah.

Belum lagi hujan yang lebat diluar membuat suasana makin mencekam.

Kedua orang tua dihadapan mereka hanya menundukkan kepala membuat mereka semua tambah gelisah dan bingung.

"P-putriku..."

"Bagaimana bisa?"

Jisoo menggigit bibir bawahnya takut akan kemarahan pria dihadapannya ini yang sebentar lagi memuncak. Ia tahu itu. Ia mengenal pria yang satu ini, yang sudah dianggapnya sebagai ayah kandungnya.

Tangan pria itu mengepal keras seperti ingin menghantam sesuatu.
Ia menggertakkan gigi marah kemudian melontarkan kalimat dengan suara lantang sambil berdiri.

"DIMANA PUTRIKU?!"

Tangannya memukul meja dengan keras membuat semua orang takut. Jisoo dan teman-temannya hanya bisa menunduk dan menutup mata erat-erat enggan menatap lurus kedepan.
Sedangkan sang istri hanya menunduk sembari menangis pilu.

"KENAPA TIDAK MENJAWAB? AKU BERTANYA KEPADA KALIAN!"

"Gyojin-ah tenanglah, kita bicarakan ini dulu baik-baik" sang istri akhirnya menahan lengan sang suami dan menyuruhnya untuk duduk kembali.

"Apa kau tidak mengerti Yihyun? Pulang jauh-jauh ke Korea ingin mendapat pelukan hangat dari putriku, tapi aku malah mendapatkan berita seperti ini. Bagaimana bisa kau hanya diam dan menangis saat putrimu hilang? Kau pikir dengan seperti itu akan membuat Jennie kembali?!"

"Dan apa kau juga tidak mengerti? Kau berteriak, membentak mereka dengan segala pertanyaan bodohmu itu. Untuk apa kau kembali bertanya kepada mereka dimana Jennie saat ini. Kalau mereka tahu, mereka pasti akan langsung menemukan Jennie bodoh! Jangan membentak mereka seperti itu, kasihan mereka, mereka tidak tahu apa-apa. Tenanglah, kita harus mendengarkan keseluruhan ceritanya dulu."

Masih dengan keadaan marah, Tuan Kim duduk dengan sangat kasar. Lalu Nyonya Kim menyuruh agar asisten rumah tangga mereka membawakan air putih untuk sang suami. Dengan takut-takut, Bibi Lee menyerahkan air putih itu, kemudian berbalik dan ingin menguping pembicaraan mereka dibalik dinding. Ia tahu bahwa itu sangat tidak sopan, hanya saja ia sekedar penasaran dan juga takut karena Jennie masih menjadi tanggungjawabnya.

"Minumlah dulu, tenangkan dirimu" ucap Nyonya Kim memberikan segelas air putih tadi.

Setelah keadaannya mulai membaik, Nyonya Kim mulai membuka percakapan.

"Sudah bisa bercerita Jisoo?"

"eommonim...Jisoo t-takut"

"Tidak apa Jisoo, kami tidak akan marah, benarkan sayang?" Kata Nyonya Kim sembari menyenggol Tuan Kim dengan sikunya. Sedangkan yang disenggol hanya membuang muka dengan kesal dan marah.

I'M YOUR MAFIA? [TN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang