Prolog

41 2 0
                                    

Arum Fitriana, pangil saja Arum. Cewek kampung yang terpaksa ikut dengan budhenya yang berada di Jakarta. Kedua orangtuanya yang meninggal, pergi ke rahmatullah karena kecelakaan yang merenggut nyawa mereka.

7 hari setelah kepergian orangtuanya, Arum berkemas untuk pindah di rumah budhenya. Setelah sampai di terminal, Arum langsung dijemput oleh Kakak sepupunya, Farel Bramantyo.

Arum masih suka menangis sendiri setelah kepergian kedua orangtuanya. Ia merasa kehilangan semangat hidupnya. Tetapi berkat budhe dan pakdhenya satu-satunya kerabat Arum yang masih peduli padanya, ia jadi memiliki semangat lagi, demi membanggakan kedua orangtuanya.

"Assalamualaikum pakdhe, budhe. Arum sudah datang." Salam Arum saat sampai di depan pintu rumah budhenya. Sementar Farel masih cuek saja sedari tadi.

Ceklek  ...

"Waalaikumussalam, eh Arum sudah sampai ya. Masuk yuk." Jawab budhenya Arum, Kinan.

"Nggih budhe." Timbal Arum sambil mencium tangan Kinan.

Farel melengos sendiri masuk ke dalam, lalu masuk ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Arum masuk ke dalam dengan terkagum-kagum. "Budhe rumahnya besar banget ya."

"Enggak ah biasa aja, udah duduk dulu ya." Kinan lalu masuk ke dapur sambil bawa sepiring makanan dan minuman.

"Wah budhe gak usah repot-repot." Kata Arum.

"Halah gak apa-apa. Kamu pasti laper kan, budhe tahu kok." Timpal Kinan. Ya walau gak nolak sih. Rezeki soalnya.

"Hehe, ketahuan ya budhe?" Kekeh Arum.

Kinan duduk di sebelah Arum sudah yang sedang makan dengan lahapnya. "Arum nanti kamarnya di atas ya, di sebelah kamar Farel." Kata Kinan sambil membuka smartphone nya.

"Nggih budhe."

"Oh iya, besok kamu sudah mulai sekolah ya. Budhe daftarin kamu satu SMA sama Farel biar gampang."

"Egghh ... Serius budhe? Tapi gak usah aja pa budhe, nanti Arum jadi beban buat budhe. Tinggal sama budhe aja Arum udah seneng kok, beneran deh." Arum merasa membebani budhenya.

"Halah gak apa-apa Rum. Kamu disini sudah jadi kewajiban budhe sama pakdhemu buat ngerawat kamu. Anggap saja kayak orangtuamu Rum. Santai aja."

"Nggih budhe, matur nuwun sanget."

"Ya sudah, budhe mau ke kamar dulu ya, nanti setelah ini budhe mau pergi. Kamu kalau butuh apa-apa tinggal panggil Farel aja ya." Kinan beranjak meninggalkan Arum.








Emboh Sak Karepmu!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang