Part 3

37 2 0
                                    

Bel pulang berbunyi, Arum berkemas-kemas hendak pulang. Kebetulan guru yang mengajar dijam terkahir juga tidak masuk. Arum pamit pada Prita hendak menemui Farel di kelasnya.

Arum berjalan sendiri, ia masih ingat dimana letak kelas Farel, padahal jaraknya lumayan jauh dari kelasnya. Saat tiba di depan kelas Farel, banyak teman-temannya yang sudah keluar kelas.

"Mbak Clara ya? Mas Farelnya sudah pulang belum ya?" Tanya Arum pada Clara saat melintas di depan Arum.

"Oh, Farel dari tadi udah cabut dia sama Jenni, pacarnya. Lo siapanya Farel?" Ungkap Clara.

"Hah? Pulang?" Tanya Arum kaget.

"Iya. Lo siapanya Farel?" Tanya Clara.

"Aku... " Belum sempat Arum melanjutkan sudah ada yang memotongnya.

"Clara, ayo cabut! Ditungguin juga." Teriak teman Clara.

"Ah, gue cabut dulu." Ucap Clara pada Arum.

Arum hanya tersenyum, lalu berbalik. Dia tak tahu lagi caranya pulang. Ia tak tahu apapun tentang Jakarta yang luas itu. Adzan Ashar berkumandang, Arum segera pergi ke mushola. Ia yakin pasti ada jalan, mungkin dengan sedikit ketenangan.

****

Arum kini sedang duduk dibangku taman dekat lapangan futsal sembari menunggu kedatangan Farel. Entah datang atau tidak. Kebetulan juga lapangan futsal ini dekat dengan parkir sepeda motor siswa. Tidak ada tanda-tanda sepeda motor Farel, hanya beberapa yang mirip. Arum tahu sepeda motor milik Farel berwarna hitam dengan stiker tengkorak diplat nomornya.

"Ntes wae mangkat sekolah dino pertama, mosok ora iso balek. Mas Farel ning ndhi to? Lali po yen ono aku. Aku yo lali ora gowo HP, wes nasib-nasib." Gerutu Arum.

Arum menatap bunga disampingnya, "Hih! Mosok aku sambat karo kembang. Ngisin-ngisini." Ucap Arum sadar jika dari tadi ia curhat sendiri dengan bunga.

Untung saja di taman sedang sepi, hanya ada Arum seorang diri. Jika ramai entah mungkin Arum akan ditertawakan.

"Ya Allah, piye iki." Ucap Arum dalam hati.

"Hey, lo gak pulang? Nunggu siapa?" Tanya cowok tiba-tiba hingga membuat Arum kaget langsung membuka matanya dan duduk bergeser sedikit menjauh.

"Kamu siapa?" Tanya Arum pelan.

"Oh, gue Krisna." Ucap cowok disamping Arum sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Arum." Ucap Arum sembari membalas uluran tangan Krisna.

Arum menatap Krisna kagum, bahkan ia lupa melepaskan tangannya. "Ehmm maaf ya." Ucap Arum begitu ia sadar.

"Iya, btw lo ngapain disini sore-sore? Gak pulang?" Tanya Krisna.

"Aku ditinggal sepupuku pulang. Aku gak tahu alamat rumahnya. Aku juga udah nunggu hampir 2 jam, tapi gak ada tanda-tanda orangnya. Aku bingung gak tahu apapun, aku bukan asli sini." Jawab Arum.

"Lo murid baru ternyata, lo ada HP?" Tanya Krisna lagi.

"Aku lupa ndak bawa." Jawab Arum lesu.

"Zaman sekarang gini kalau gak bawa HP emang serba keteteran. Lo hafal nomor sepupu lo gak?" Tanya Krisna lagi mencoba membantu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Emboh Sak Karepmu!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang