5

4.2K 452 22
                                    

Seulgi sedang mengemasi barang barang Irene pagi ini, Ia sudah diizinkan pulang setelah dokter menyatakan kondisinya sudah sehat, sepertinya memang Irene hanya butuh Seulgi disisinya,

di balkon kamar rumah sakit, Irene terlihat sedang sibuk menelpon orang tuanya, mereka berencana akan ke vietnam, tapi Irene menolak dijenguk karena sudah akan melanjutkan pekerjaannya kembali selepas di rawat di rumah sakit.

...

"Ayah ibumu jadi datang?"

Tanya Seulgi begitu Irene menghampirinya,

"Tidak.. mereka tidak sedang di korea, canada terlalu jauh jika aku memintanya datang kesini"

"Eumm... benar juga"

Seulgi mengangguk setuju, ia lalu merogoh saku jasnya karena teringat untuk memesan tiket kembali ke Korea malam ini,

"Kau sedang apa?"

Irene mendelik risih ikut menengok ke arah ponsel Seulgi , jika sedang berdua mereka tidak pernah berlama lama menggunakan ponsel kecuali untuk hal yang penting seperti tadi,

"Memesan tiket... untuk apa lagi"

Jawab Seulgi seadanya, wajah Irene sudah cemberut ketika Seulgi mengacuhkannya tapi ia tak menangkap itu sebagai sebuah hal yang harus dipikirkan.

Setengah menghela Irene mengintimkan jarak antara mereka berdua, memberikan pelukan yang sedikit kaku karena ia tak terbiasa bermanja manja, seulgi baru datang kemarin pagi, ia tahu sekali tidurnya sangat kurang karena menjaganya selama dirawat,

jika hari ini Seulgi pulang, ia tak akan sempat beristirahat, dan langsung bekerja hingga menjadi zombie yang mengenaskan di rumah sakit, Ia juga tak bisa melarangnya untuk pulang, tapi sangat berat untuk mereka berpisah hari ini, Irene cuma tidak rela,

"Harus pulang hari ini ya?"

Irene mendongak dengan wajah yang tak bisa diartikan, ada ketidakrelaan, namun sangat defensif untuk berusaha mengahalau wajahnya yang sayu, Seulgi menghentikan aktivitasnya menyambut pelukan Irene yang tidak pernah manja walau sedang sakit,

Padahal Seulgi berjanji cutinya tidak akan lama karena tak enak dengan Wendy, tapi Irene kekasihnya, dengan wajah yang masih terlihat pucat, dan tatapan memerangkap itu, nafasnya tiba tiba berat tatkala hembusan nafas Irene menyapa tengkuknya,

"Hhhmm..."

Seulgi mengacak acak rambut kekasihnya gemas, menaruh ponselnya kembali, mengeratkan pelukan mereka, bibir tipisnya singgah sebentar di kening Irene yang kemudian menyembunyikan wajah bahagianya di punggung Seulgi, tanpa ia bilangpun Seulgi mengerti ia belum mau di tinggal,

"Kau tahu Vietnam kan??"

Tanya Irene dengan tatapannya yang intens, Seulgi mendadak salah tingkah, sedetik kemudian ia menjadi kesal sendiri

Tsk!

"memangnya Vietnam seterkenal itu yaa untuk bercocok tanam???"

protesnya mengingat pertanyaan itu sama seperti Apa yang wendy tanyakan tempo hari, kekesalannya malah membuyarkan atmosfer sensual di sekitar mereka. ia merasa bodoh sendiri, seperti hanya dia saja satu satunya orang yang tak tahu tentang Vietnam.

Mendengar protes polos itu Irene hanya tertawa sambil memeluk Seulgi dengan gemas,

"Jangan pulang dulu ya~~ aku masih merindukanmu,"

Ciuman yang agak tanggung di bibir Seulgi membuat ia memutar bola matanya malas, tapi ia tak keberatan sama sekali

...

[SEULGI x IRENE] Please~ ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang