6

3.7K 428 47
                                    

agaknya terlalu pagi pasangan yang dilanda asmara ini berjalan menyusuri pesisir pantai sepanjang resort, genggaman tangan keduanya tidak lepas, senyum mereka sembunyi malu malu.

Irene lebih sering membuang pandangannya ke lepas pantai, sangat berusaha menghindari tatapan Seulgi yang sudah dari tadi seperti tak bisa mengalihkan pandangan padanya, ia juga tak yakin apakah wajahnya cukup normal dan tidak merah seperti kepiting rebus, lantaran didera malu.

"pelan pelan saja jalannya Irene..."

Seulgi mengencangkan sedikit genggaamannya, mereka baru saja melakulan pergulatan yang cukup ganas tadi subuh dan hebatnya Irene masih bisa menyusuri sepanjang pantai ini dengan berjalan kaki, tadinya dia sudah tak cukup yakin dengan ajakan itu, 

berkali-kali menatap Irene yang pandangannya begitu tertuju pada matahari yang baru saja terbit, irene senang sekali dengan suasana seperti ini, maka dari itu Ia tak akan menganggu,

Seulgi menghentikan langkahnya, Irene mendelik, mendekat memberikan pelukan dan menyamankan tangannya melingkari pinggang ramping itu, mereka tak pernah membayangkan menikmati matahari terbit di vietnam, mereka tak menemukan momen ini di jeju,

"Harusnya aku tak bosan mengatakan ini..."

Seulgi mendaratkan kecupan kecupan kecil dipipi Irene

"Apa..?"

...

"Ajakan hidup bersama..."

Kalimat yang sama dengan nada serius yang tak pernah berubah sekalipun Seulgi tengah asik mencumbuinya, jika saling berhadap hadapan ia bisa melihat tatapan keseriusan Seulgi yang langka ia temui di keadaan apapun, keseriusan untuk mengikat mereka dengan resmi.

"Kitakan sudah hidup bersama Kang Seulgi~"

Irene berbalik menggantung tangannya manja di leher Seulgi, manik mata Seulgi tajam tapi begitu penuh dengan rasa cinta yang nyaris tumpah ruah, dia kadang merasa sesak jika itu hanya tertahan di mimik dingin Seulgi seperti sekarang,

Menurutnya hubungan seperti ini sudah cukup untuk mereka berdua, tak ada bedanya menikah dan tak menikah, mereka tetap bisa menikmati pagutan hasrat yang indah dan intim tanpa ikatan, mereka sama sama saling memahami perasaan dan tak berniat meninggalkan, 

apa lagi?

Irene kembali tak memberi jawaban untuk lamaran Seulgi yang kesekian kalinya itu kecuali membungkam bibirnya dengan pagutan romantis yang lembut dan penuh gelora,

Seulgi tampak ragu menyamankan dirinya dengan itu, lagi lagi di gantung, ia tak bosan, cuma merasa kembali putus asa,

'Akhh!!'

Seulgi memekik tertahan di pagutannya, irene menggigit bibir Seulgi gemas karena merasa teracuhkan, sihir apa yang dimiliki bibir itu, ia kadang heran tak pernah bisa berhasil mengacuhkannya,

...

...

...

liburan mereka di vietnam tampak menyenangkan, saking betahnya keduanya sudah berpindah resort lagi untuk destinasi liburan yang lain di negara itu, lamaran Seulgi tempo hari kembali tak ditanggapi serius oleh Irene, begitupun di tiap kesempatan Seulgi akan melamar Irene lagi dan lagi dengan tidak bosannya. begitu saja terus lamaran Seulgi sepertinya cuma jadi guyonan saja selama di Vietnam.

cengkaraman kuat Irene di tepian bed menunjukkan betapa panasnya adu hasrat yang mereka pilin sepanjang hari ini, matahari baru saja tenggelam di vietnam peluh keduanya dan rasa lelah dari kasih mengasihi tubuh masing masing menunjukkan seharian ini mereka cuma bercinta tanpa jeda.

[SEULGI x IRENE] Please~ ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang