03. Happy Night

72 19 11
                                    


  ─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Sejak saat itu Aku menjadi lebih dekat dengan Na Jaemin, aku benar benar merasa nyaman dengan dirinya.

Aku kembali menulis pada buku deary ku yang hampir sebulan ini tak ku sentuh.

Kalian tau, hampir semua yang ku tulis dalam buku itu hanya tentang Jaemin.

Bagaimana aku mencintai nya.
Bagaimana aku menyayanginya.
Bagaimana aku menyukai netranya.
Dan bagaimana aku mengagumi nya dalam diam.

Sebulan ini aku berhasil dekat dengannya, dekat dengan nya membuatku lupa bahwa aku selalu menuliskan kagumku lewat buku ini.

Malam ini akan ku tulis kembali tentang Na jaeminku.

Na Jaemin
Sebuah nama yang sangat berarti untuk ku...

Penyayang
Ia seorang yang benar benar sangat penyayang, saat mengetahui semua sakit ku, hanya ia yang tidak pernah meninggalkanku..

"Aku gak akan ninggalin kamu Alice"

"Alice lihat aku!! Kamu kuat selama ini"

"Aku menyayangimu"

"Izinkan aku menjadi lentera dalam hidupmu"

"Jadikan aku alasan kamu tetap kuat bertahan pada kenyataan ini"

Ya!! Itu semua perkataan Jaemin selama ini, aku sungguh menyayanginya.

Jika bisa berharap pada takdir
Aku mohon untuk persatukan aku dengan Na Jaemin.

Aku kembali menutup buku itu.

Ku lirik jam di dinding, masi pukul 8 malam, ada waktu 1 jam sebelum waktu tidur, ku sandarkan punggung ku yang terasa pegal pada sandaran kursi, memakai sebelah headset pada telinga kanan, memplay musik dengan melodi yang tenang, sembari memejamkan mata.

Tok

Tok

Tok

Hei Siapa yang malam malam seperti ini mengetuk jendela ku?.

Aku penasaran siapa di balik jendelaku ini.

aku bangkit dari duduk, untuk melihat siapa yang bertamu lewat jendela ini.

"Na Jaemin? Ucapku tak percaya.

Di balik jendela Na Jaemin hanya tersenyum lebar, membuatku ikut mengukir senyum tipis di bibirku.

Senyuman Jaemin itu menular.

"Kamu ngapain lewat jendela?" tanyaku sembari membuka jendela kamar.

"Aku Rindu kamu"

"Besok kita bisa ketemu di sekolah jaem"

"Gak. Aku kan rindu nya sekarang"

"Terserahlah, kenapa ga lewat depan aja si?" tanyaku.

"Cari mati aku, yang ada aku di omelin ka doy abis" Katanya dengan memanyunkan bibirnya.

"Kenapa ka doy harus marah?"

"Kamu tuh banyak tanya banget deh, udah minum obat?"

Aku menggelengkan kepala, karena aku memang belum meminumnya, atau mungkin aku sudah berniat untuk tidak meminumnya.

"Misi" Ucapnya menggeser tubuhku yang duduk di jendela.

"Kamu ngapain masuk"

Jaemin tidak menggubris ucapan ku, ia terus masuk ke kamarku.

"Cepet kedapur ambil minum" Ucapnya dengan membawa beberapa obatku.

"Iya bawel"

"Nih" Ucapku menyodorkan segelas air yang ku ambil barusan.

"Duduk, minum obatnya"

Aku tak bisa menolak, entah rasanya selalu takut untuk menolak, akhirnya ku minum obatku, semua.

"Aku cape, aku bosen sama semua obat ini" Keluh ku pada diri sendiri, lupa bahwa masi ada Na jaemin yang sedang menatapku saat ini.

"Semangat!! Kamu pasti sembuh, jangan ngeluh, ada aku di sini" Ucapnya seraya menyemangati ku.

"Gimana kalo aku kalah sama sakit ini?" Tanyaku ragu.

"Janji sama aku, kamu bisa lawan sakit kamu, tolong jadiin aku alasan, buat kamu tetap bertahan dan sembuh kaya sediakala bisa?" Ucapnya, mengusap lembut pipiku yang sudah tidak berwarna.

Aku hanya menjawab nya dengan anggukan, lalu menatap laki laki yang di hadapanku saat ini.

"Cepet tidur, aku pulang ya" Ia bangun tetap dengan senyuman nya.

"Iyya, kamu hati hati"

"Jangan lupa kunci Jendelanya" Peringkatnya.

Jaemin pulang, aku mengunci Jendela, merapikan buku buku yang belum sempat gua rapikan, lalu kembali pada tempat tidur.

Aku senang malam ini.

Gambaran kamar Alice

Ini gambaran kamar ku, berada di lantai dua, karena rumahku tidak terlalu luas makanya di buat dua lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gambaran kamar ku, berada di lantai dua, karena rumahku tidak terlalu luas makanya di buat dua lantai.

Meja yang berada di pojok kamar ku itu tempat aku menulis dan menuangkan Isi pikiranku.

Kalo yang di sebelahnya, itu tempat aku bersandar, berhayal, menatap Bulan kebiasaanku setiap malam sebelum tidur, termasuk tempat aku duduk saat tiba tiba jaemin ketok jendela.

Kenapa jaemin bisa ketok jendela ku, padahal kamarku lantai dua?

Karena di bawah itu ada tangga, dia pasti naik tangga yang di bawah ntuk sampai ke kamar ku.

"Tuhan, izinkan aku untuk terus bersama Jaemin"



Tbc.

©Nanafffss

Lentera Kehidupan ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang