04. Hopefully

74 19 28
                                    

" Semesta Restui kami "
  ─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Jam istirahat ini jaemin sedang berada Kantin sekolah, tiba-tiba ia teringat akan Alice, sejak pagi ia tidak melihat Alice.

Nah Kebetulan ada Hana, gua tanya aja deh -batin nya.

"Hana??" Si pemilik nama menoleh ke arah sumber suara.

"Eh Jaemin, knp?" Tanyanya.

"Mmm -- itu Alice ada di kelas?" Tanya nya ragu.

"Alice ga masuk hari ini, gatau deh kenapa" Katanya dengan bahu terangkat.

"Oke makasi"

Jaemin langsung pergi meninggalkan hana, atau mungkin akan meninggalkan Jam pelajaran yang tersisa beberapa jam lagi.

"Hallo jen?"

"Yo"

"Gua cabut, bawain tas gua nanti pulang"

"Mau kemana lu?"

"Urgent"

"Sip"

Jaemin memutuskan sambungan sepihak. Jujur ia khawatir kesehatan Alice, yang belakangan ini semakin drop.

Jaemin melaju dengan cepat menuju rumah Alice, rasanya khawatir, gelisah, tak karuan.

'Please lah yaa pikiran gue harus jernih'

'Ayo jaem!!! Positif thinking'

'Arrrggghhh gua gabisa gelisah gini'

'Gua harus cepet sampe di rumah Alice'

Jaemin terus bergumam di atas motornya. Rasanya masi gelisah.

Tiba tiba awan di kota ini mendadak mendung, angin terus berhembus menghantam sekujur tubuh jaemin yang menerobos jalan raya yang sepi ini.

Sesampainya di rumah Alice, jaemin langsung mengetuk pintu rumah nya.

Tok

Tok

Tok

"PERMISIIII " Ucap nya.

"Permisiii" Ucapnya untuk yang kedua kali.

Hampir 10 menit jaemin menunggu di halaman depan rumah Alice, masi menunggu jawaban dari rumah itu, nyatanya nihil, tidak ada yang menjawab salam nya, atau tanda tanda kehidupan dari rumah itu.

Seketika awan hitam yang melintang di langit kota ini menurunkan tetesan air nya, seperti paham akan perasaan jaemin saat ini, hujan turun dengan tetesan yang lembut tidak menyakitkan.

Hampir 30 menit jaemin duduk masi belum ada tanda-tanda kehidupan, sudah mencoba menghubungi Doyoung, tapi tidak aktif, begitu juga dengan ibunya.

Jaemin mencoba menghubungi kembali Doyoung.

'Drrrttt'

'Drrrttt'

Akhirnya nyambung juga

"Hallo kak doy?"

"Ya jaemin? "

"Boleh tau Alice nya kemana ga ya ka?"

"Kamu dateng aja ke RSUD *****"

"Oke ka, gua kesana"

Jaemin memutuskan sambungan, memasukan ponselnya kedalam kantong jaketnya. Memakai helm fullset, lalu dengan lajuh kecepatan yang tinggi ia menerobos hujan di kota ini.

Filing nya benar akan kesehatan Alice. Hari ini Alice sedang tidak baik baik saja, begitu juga hatinya.

Jaemin sampai di rumah sakit, ia langsung berlari dengan pakaian yang basah kuyup menuju meja resepsionis.

"Permisi, pasien atas nama Alice kim ruang mana ya?" Tanyanya dengan nada yang bergetar.

Mencintai seseorang tidak membutuhkan waktu yang lama, dengan waktu yang sesingkat ini, jaemin telah menjatuhkan penuh hatinya pada Alice, ia sangat menyayangi dan mencintai Alice dengan tulus.

" lantai 2 no 27 " Ucap suster itu.

" Terimakasih "

Begitu sampai di lantai dua, tidak perlu mencari dimana ruang dengan nomor 27, sudah terlihat Doyoung yang sedang menunggu di depan pintu kamar no 27.

Jaemin berjalan menghampiri Irene untuk menyalami nya. Lalu berjalan menghampiri doyoung.

"Kak doy?" Lirih Jaemin dengan jalan yang menggontai lemas.

"Kak, Alice kenapa ka?" Tanya nya serasa memegang bahu doyoung.

"Ayo duduk dulu" Ajak Doyoung mendorong punggung jaemin untuk duduk.

Mereka duduk bersebelahan, beda tempat dengan Irene.

"Lo bolos sekolah jaem?" Tanya Doyoung.

"Gue gelisah" Jawabnya menunduk.

"Alice drop lagi, dari jam dua pagi dia bagian perutnya kesakitan". Jelas Doyoung.

" Kalo boleh tau Alice Sakit apa si?, selama gue deket sama dia, gue cuma tau dia sakit tapi gatau sakit apa" Katanya.

"Alice punya saudara kembar, keadaan mereka berbeda, Alice terlahir dengan dua ginjal yang sehat, sedangkan Adiknya hanya terlahir dengan satu ginjal yang sangat lemah, di usia mereka yang lima tahun, keluarga kami sepakat untuk memberikan satu ginjal Alice kepada Alana Adik kembarnya, sewaktu oprasi ada kesalahan, yang menyebabkan Kegagalan dalam Transformasi ginjal, dan kami kehilangan Alana, dan sekarang Alice berjuang untuk hidupnya yang seharusnya sempurna". Tak terasa doyoung meneteskan air mata saat menceritakan ini. Ini memang menyakitkan.

"Apa Alice butuh ginjal kak?, gue siap kok kasi ginjal gua buat Alice". Jaemin mentap Doyoung serius.

" Ga jaem!!, gue ga akan mau liat kesalahan untuk yang kedua kalinya, Alice ga cuma sakit di ginjal, dia juga mengidap paru-paru basah". Sarkas nya, lalu menyeka air mata. "Kita cuma butuh keajaiban Tuhan, biar Tuhan yang menentukan semuanya, kita cuma bisa berdoa dan berusaha" Lanjutnya.

"Gue bakal jaga Alice semampu gue kak" Tukas jaemin.

"Trus sekarang gimana keadaan Alice?" Tanya nya.

"Dia koma"

Deg!!

Jaemin menunduk, menenggelamkan kepalanya pada kaki yang ia tekuk, air matanya terus mengalir.

Semua perkataan doyoung terus memutar di kepala Jaemin.

Alice kembar

Ginjal Alice di berikan ke Alana

Alana gagal operasi

Alice hanya memiliki satu ginjal yang lemah

Dan Alice mengidap Paru paru basah.

Tuhan apa salah gadis ini, mengapa engkau membuatnya tersiksa seperti ini.

Apa cobaan ini pantas untuk di Terima Gadis sebaik Alice? Siapa yang harus di salahkan atas semua ini?.



Universe take care of my Alice!!

Tbc.

©Nanafffss

Lentera Kehidupan ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang