Sabtu, Januari 2019
Hujan datang. Aku pun tersenyum.
Aku membawa diriku berlari menuju halaman, merentangkan tangan sambil menengadahkan kepala ke langit. Merasakan rinai yang menetes ke wajahku.
Aku mendengar samar-samar suara indah-mu memanggil namaku.
Kamu tau? Hal paling menyenangkan yang pernah aku dengar adalah ketika kamu memanggil namaku.
"Kamu ngapain? Itu hujan, nanti masuk angin.!" Teriak-mu dari atas balkon.
Aku membuka mata lalu melihat wajah-mu dari kejauhan.
Tampan seperti biasa, walau hanya mengenakan kaos putih.
Sudut bibirku mau tak mau tertarik tersenyum lebar.
Dalam hatiku berucap.
Jika kamu adalah hujan, lalu mengapa aku harus berteduh?
Kamu pun terlihat khawatir. Menghilang dari atas balkon tak lama kemudian tiba-tiba sudah di dekatku dengan sebuah payung yang menutupi kita.
"Bodoh." Ucapmu.
Kamu menarikku, memeluk pundakku dan mengajakku berlari masuk ke dalam rumahku.
Bodoh?
Tidak.
Kamu yang bodoh. Belum bisa menebak tentang perasaanku padamu.
Untuk saat ini. Biarkan aku menikmati rasanya jatuh cinta sendirian.

KAMU SEDANG MEMBACA
r.i.n.a.i [J.J.P]
De TodoIm Jaebum. Jika kamu adalah hujan, mengapa aku harus berteduh? The story that you never expected GS