Chapter 1: Pertemuan yang tidak baik

135 18 2
                                    

Kembali denganku lagi nih, semoga kalian bisa move on dari ceritaku sebelumnya yang masih hiatus

Sebelum membaca jangan lupa vote, komen dan follow ya ❤

Selamat membaca
😘😘😘

***

Risa pov

Aku duduk di taman kampus sambil memandangi langit berharap secercah harapan datang untuk mengurangi stressku.

"Hufh... Kapan skripsiku akan selesai" ucapku sambil menghela nafas.

"Bengong ja nih, daritadi aku panggilin ndak nyaut-nyaut nanti kesambet loh!!" tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dan membuatku menoleh kearahnya

"Eh... Sorry ya aku ndak tau kalau kamu manggil aku" jawabku kepada orang tersebut yang ndak lain ndak bukan adalah sahabatku. Dia yang selalu nemenin aku disaat susah maupun senang namanya Ocha Fitriani biasa dipanggil Ocha

"Emang ada apa sih kamu kok duduk sendirian ja disini? Ndak nemuin dosen pembimbingmu?" tanyanya penasaran

"Udah kok tadi, tapi ya gitu biasa dosen pembimbingku minta ganti judul lagi katanya masih umum kurang spesifik dan unik. Aku disuruh mencari referensi dari buku dan jurnal lagi", ucapku menunjukkan wajah murung disertai helaan nafasku berat

"Semangat dong Ris, kamu pasti bisa kok. Walaupun dosenmu seperti itu ambil positifnya aja, karena nanti skripsimu akan berbobot dan bermanfaat bagi penulis lain. Gitu aja kok udah kendor sih. Temuin terus tu dosen biar luluh dan cepet selesai" ujar Ocha menyemangatiku sambil menepuk pundakku

"Ndak setiap hari juga kali nemuinnya, kayak mau ngapel ke pacar aja. Makasih ya Cha udah kasih semangat, kamu emang sahabat terbaikku" ucapku senang sambil memeluknya

"Untuk mengembalikan moodmu, kita ke cafe yang ada di mall yuk. Pingin kopi expresso nih, aku traktir deh. Ya.. iya... mau iya Ris... Please..." ajak Ocha

"Halah... Aku tau maksudmu ngajak kesana, pingin ketemu cowok yang pernah kamu ceritain itu kan? Ayo ngaku..." godaku

"Ndak kok, enak aja kamu Ris kalau ngomong. Lagian aku pingin minum kopi kok kan udah lama ngopi", elak Ocha

"Udah ngaku aja, ndak ada ruginya kalau tebakanku bener", ucapku sambil menaik turunkan alisku untuk menggodanya

"Hhmmm.... Iya deh.. Iya... Tebakanmu bener kok Ris, aku pingin ketemu sama mas Tegar. Tapi kok kamu tau sih", jawabnya dengan muka malu-malu sambil menggaruk-garuk leher belakang yang tidak gatal

"Ishh... Gitu aja malu. Kelihatan tau dari muka kamu terutama di dahi kamu ada tulisan nama tegar tercetak tebal"

"Bisa aja kamu, mana ada tulisan di dahiku. Udah ah ayo mumpung sahabatmu ini lagi baik nih" jawab sahabatku dengan rona merah yang melekat dipipinya. Dia langsung berdiri dan pergi meninggalkanku

"Gimana sih? Hibur temennya, malah ditinggal", gerutuku sambil mengikuti Ocha dari belakang

***

Sesampainya di cafe

"Kamu mau pesen apa Ris?"

Aku melihat menu "Hmm... Mochacinno aja deh" jawabku

"Oki doki"

"Mbak, pesen expresso 1 dan mocchacino 1"

" Expresso 1 mocchacino 1, ada lagi mbak?"

"Ndak ada mbak"

"Silakan ditunggu pesanannya" saat mbaknya hendak ke dalam

"Mbak... Mbak... Manajer cafe disini ada nggak mbak?"

If I Become MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang