Chapter 10: Permintaan

115 19 2
                                    

Malam-malam gini enaknya update kali ya 🤔🤔

Masih kangen ndak sama cerita ini??

Semoga kalian sehat selalu ya ditengah pandemi ini 😊

Tanpa basa-basi lagi, langsung aja yuk

Happy Reading

❤❤❤

***

Risa pov

Aku sudah siap dengan seragam mengajarku. Tas kutenteng sambil melangkah keluar pintu kamar Ocha. Setelah menutup pintu tiba-tiba dengan panik Ocha menghampiriku dari arah pintu keluar dengan membawa makanan yang dibeli dari luar. Hal itu membuat langkahku terhenti karena terhalang olehnya.

"Ris... Ada cowok nyariin kamu, sumpah ganteng banget. Kamu kenal dimana, kok aku ndak tau. Kamu itu biasa ndak pernah cerita ke aku", kebiasaan Ocha kalau lagi kepo mesti tidak ada jeda untuk bertanya. Tapi siapa yang pagi-pagi sekali bertamu ke kosan orang apalagi cari aku bukan Ocha, "Siapa?"

"Ndak tau siapa, coba aja temuinlah Ris jangan banyak tanya. Ayo aku kepo nih mumpung ganteng orangnya", Ocha menarikku dengan langkah terburu-buru untuk memastikan siapa orang yang mencariku itu sehingga aku agak kesulitan untuk menyamai langkahnya.

Saat di halaman depan kosan dapat kulihat ada seseorang pria yang berdiri membelakangi pintu, tampak belakang terlihat persis dibilang Ocha kalau orang ini ganteng. Terlihat dari postur tubuhnya yang bidang dan tinggi, aura maskulin yang kuat mampu memikat wanita manapun. Eh.. tapi tunggu.. kok sepertinya aku tau ini siapa. Tiba-tiba, "Bunda", seorang anak kecil memanggilku bunda dari dalam mobil. Otomatis arah pandangku berubah kearah anak itu dan benar saja dia adalah Leo. Karena panggilan Leo itu membuat pria itu juga membalikkan badannya. Sudah aku duga kalau pria itu adalah pak Angga.

'Bapak sama anak ngapain kesini pagi-pagi. Aku harus gimana? Bersikap normal aja? Mana bisa setelah apa yang terjadi kemarin. Ayo Risa jangan gugup anggap itu tidak pernah terjadi'

"Ada apa ya bapak mencari saya?"

"Saya kesini menjemput kamu"

Aku sedikit gelabakan mendengar tujuannya dia kesini. Aku masih malu berat atas apa yang terjadi kemarin malem, mau ditaruh dimana mukaku

"Menjemput saya? Buat apa?"

"Ndak usah banyak tanya, ikut aja"

"Ndak usah pak, saya bisa berangkat sendiri"

"Saya kesini bukan karena kemauan saya tapi anak saya yang minta", kebiasaan kalau ngomong ndak pernah dipikir dulu asal ngomong jujur dan pedas

"Tap.."

"Udah Ris sama pak duren aja itung-itung irit ongkos. Mungkin dapet bonus jodoh tuh" bisik temanku

"Eh... Ngawur kamu", balasku

"Udah sana, kamu utang penjelasan ke aku nanti. Ok", bisiknya lagi

"Bapak yang cakep anterin temen saya ke sekolah dengan selamat ya, dengan penuh kasih sayang juga boleh", ucapnya ke pak Angga sambil mendorongku untuk masuk ke dalam mobil. Asli temenku satu ini memang absurb banget mengucapkan kata-kata yang tidak terduga, hal ini membuatku tambah canggung di depan dia

"Ayo bun masuk nanti telat loh", panggil Leo dari dalam mobil agar aku segera masuk

Saat kami sudah di dalam mobil, mobil langsung melaju meninggalkan kosan menuju sekolah. Di dalam mobil, hanya ada celotehan Leo selama perjalanan yang menceritakan kegiatan yang dia lakukan selama dirumah. Sesampainya di sekolah , aku dan Leo turun dan hendak masuk kelas. Tapi tanganku ditahan oleh pak Angga, lalu dia berbicara pada anaknya "Leo masuk dulu ya nak, ayah mau bicara sama bunda ya"

If I Become MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang