Chapter 9: Calon Mantu

106 17 9
                                    

Hallo para pembaca kisah romansa Risa dan Mas Angga

Kembali lagi dengan update-an terbaruku 😘

Karena masih mencari inspirasi ceritaku yang satunya jadi update yang ini dulu, harap maklum ya masih newbie aku heheheee....

Langsung saja daripada lama-lama, yuks dibaca ceritaku

Selamat membaca
🥰🥰🥰

***

Angga pov

Awalnya memang aku ingin langsung pulang ke rumah untuk bertemu dengan kedua anakku. Tapi tidak sengaja aku melihat seorang wanita yang tampak familiar di dalam cafe itu. Kuhentikan laju mobilku dan melihat kearahnya untuk memastikan bahwa dugaanku benar. Ternyata benar wanita itu adalah Marisa. Wanita yang kadang kala mengusik fikiranku. Kulihat dia tampak sedang menguntit seseorang, tepatnya orang yang berada dibelakangnya. Terlihat dari tangannya yang sengaja menutupi wajahnya dengan buku menu agar tidak ketahuan. Dapat kulihat dia sedang menahan emosinya

Aku berusaha untuk tidak memperdulikan atas apa yang ku lihat, tapi rasa peduliku mengalahkan egoisku. "Kenapa sih denganku, dia bukan seseorang yang spesial bagiku tapi aku peduli padanya... Argh.. Urusannya bukan urusanku menyusahkan sekali dia", gumamku frustasi sambil mengacak-ngacak rambutku

Akhirnya aku memarkirkan mobilku dan langsung berjalan masuk ke dalam cafe. Saat masuk ke dalam cafe dapat kulihat dia tidak lagi menguntit tapi berhadapan langsung ke laki-laki itu yang menurutku seperti seniornya. Wajah Risa terlihat sedang menahan tangis dan emosinya agar tidak membuat keributan. Aku ingin mendekat tapi kutahan belum saatnya untuk menyela, aku ingin tau permasalahannya seperti apa

"Kenapa kakak ngelakuin hal itu, aku ndak pernah melakukan kesalahan apapun ke kakak. Kalau memang pingin minta bantuan sama aku ndak harus bikin aku baper juga kak, bersikaplah biasa aja ndak usah kasih kode-kode yang menandakan kalau kakak suka sama aku"

"Aku suka sama kamu?", tanyanya dengan menunjukkan senyum mengejek yang tertangkap olehku juga

"Hahahaha..... Mana pernah aku kasih kode-kode kalau aku suka sama kamu. Sikapku selama ini biasa aja, kamu aja yang terlalu baper. Jadi cewek jangan kegeeran deh siapa juga yang akan mau sama kamu, sadar diri dong punya kaca kan di rumah. Lihat penampilanmu dikaca, apakah kamu pantas untuk disukai atau dicintai dengan wajah dan tubuhmu yang menjijikkan itu", lanjutnya

'Dasar laki-laki brengsek atas dasar apa kamu menghina seseorang' , secara tidak langsung aku juga mulai tersulut emosi dan mengepalkan tangan menahan emosi agar tidak menonjok wajahnya yang seperti sampah itu.

"Hiks.. Ap..apa tidak ada rasa sedikit simpati ataupun rasa bersalah kakak mengatakan kata-kata yang begitu menyakitkan? hiks.."

'Dasar kamu ini... Jangan tangisi laki-laki brengsek seperti itu. Dia tidak pantas kamu tangisi'

"Ngapain aku memiliki simpati apalagi merasa bersalah kepadamu, toh kamu bukan siapa-siapa aku dan ada yang harus kamu ingat kamu hanya serangga yang terus menempel. Kamu tau betapa jijiknya aku saat berpapasan denganmu. Pasti orang tuamu menyesal telah membesarkan anak seperti kamu..."

Emosiku tidak bisa terkontrol mendengar penghinaannya kepada wanitaku. Saat hendak mendekat, ndak disangka-sangka dia menyiramkan air kearah laki-laki brengsek itu sehingga membuatnya basah kuyup, "Hey... Apa yang kamu lakukan pada pacarku" teriak wanita disebelah laki-laki itu tidak terima

"Kamu bisa menghinaku dengan mulut kotormu itu, tapi jangan pernah kamu membawa-bawa kedua orang tuaku. Sekarang aku cukup sabar menghadapi orang seperti kakak masih dengan etika baik. Permisi!!!"

If I Become MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang