"Maaf, aku memang tak pandai mengutarakan maksud dan isi hatiku... But, I Love You, Of Course,"
PJH
~
"Ibu tiriku, dia memang licik, tapi ia memintaku percaya pada satu hal, yang dimana kau memintaku untuk tak mempercayainya?"
KDN
~
"Kalau saja kau tahu, aku berbohong. Soal aku tak lagi menyukaimu, bahkan kini aku lebih dan lebih lagi dalam satu hal, yaitu menyukaimu,"
OSW
✴️✴️✴️✴️✴️
Kelas yang terjamin kepandaiannya pasti akan selalu kondusif, ada atau tidak ada guru. Haha.
Sepi always.
Tak terkecuali kelas 11-D yang kini sedang sibuk dengan kegiatan belajar mandirinya, mengingat ulangan kenaikan kelas akan segera menghampiri. di tengah situasi yang kondusif tiba-tiba dikejutkan dengan pengumuman dari si wakil kelas. Ia mulai berjalan ke depan kelas dengan ponsel di tangannya, sepertinya informasi yang ia dapat berasal dari benda persegi kecil itu.
"Buat hari ini, materinya itu dulu teman-teman," ujar Baejin di depan kelas dengan lantang, diiringi sesekali dentuman berisik dari murid yang mulai memberesi alat sekolahnya. Baejin masih anteng di depan kelas, ia melirik Hana dengan muka sok ngambek.
"Besok lu yang ambil sendiri, Han! Lelah BaeBae," ujar Baejin lalu berjalan menuju bangkunya. Ia tak merasakan akan adanya bahaya setelah ini
Tak lama,
Pluk
Bongkahan kertas yang dilipat menjadi bola tiba-tiba dilemparkan ke Baejin. Targeted!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sadar Bae! Sadar!" ucap Daehwi gemas, tapi dia bukan yang melempar kertas. Pelakunya...
Joo Haknyeon!
"Noh, liat pawangnya! Uda mendelik!" ujar Haknyeon gantian, membuat semua wajah menatap Seongwoo. Seongwoo sebenarnya hanya memandang Baejin dengan khidmat mengingat Baejin itu wakil kelas. Anak yang baik kan harusnya mendengarkan dengan tenang. Ya kan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.