5

312 12 2
                                    

4 Desember 2018

Sabyra

Pagi ini aku benar-benar kelabakan bangun pagi, apalagi hari ini ujian akhir semester. Aku belajar semalam tapi lebih banyakan chat dengan Kak Agatha, readers dan masih ada lagi yang mengechatku sekedar berkenalan, menanyakan tempat tinggal dan masih banyak hal yang buat ku sampah tidak penting!!!

Tanpa basa basi lagi aku langsung terobos keluar kamar ke tempat jemuran mengambil handuk warna merahku. Ku tarok di pundak dan bergegas ke kamar mandi dengan tergesa-gesa.

Kalau sudah seperti ini tidak bisa mandi seperti princess yang membutuhkan waktu sampai 20 menitan. Hanya butuh 4 menit saja aku sudah keluar, memegang handuk yang melilit di tubuhku agar tidak terjatuh dan berlari kecil kecilan ke kamar. Semuanya ku ku lakukan cepat-cepat. Hal yang memkanan waktu yaitu menata rambutku yang warnanya makin mencolok coklat ketuaan. Tak apa urussan di usir dan di tegur bisa nanti. Tak perlu memikirkanya sekarang.

Aku orangnya tidak ribet. Tidak memakai make up. Pensil alis, maskara, lipbam atau lipstik yang warnanya umpan di sambar petir. Aku hanya mamakai aloevera, bedak setipisnya merapikan alisku yang memang dasarnya sudah sangat rapi dan tak perlu di garis sana sini. Ah satu lagi aku tidak memakai pelentik bulu mata. Untuk apa coba? Kalau mau bulu mata lentik buat nopang badai juga kenapa enggak pake bulu mata palsu sekalian yang lebatnya udah kayak segala bulu di tubuh. Aku aslinya bulu mata sudah lentik. Tak perlu apappun lagi. Tidak menyombongkan diri. Hanya bilang yang ada benarnya.

   "Raaaaa cepetannn telattt". Suara melengking cempreng milik My mother. Ah dia dangerous mother. Ia pernah menendangku 100% aku terlempar jauh gara gara aku ngompol di celana. Dan itu di kamar kakak mantu pulak. Bukan hanya itu saja ia juga memukul papah dengan sapu. Bunyinya wow. Menyok di kepala papah. Untung gak geger otak yah papah waktu itu

  "Sabyraaaaa!!!". Ini kedua yah mah. Naik satu oktaf. Naik 1 lagi mamah bibirnya bengkok akibat stroke teriak mulu.

"Tar lagi. Bilang papah tunggu". Ucapku memelan. Entah mamah bisa dengar atau engga setidaknya aku sudah memberitahunya.

Kalau telat seperti ini dan jam segini, papah akan mengantarku menggunakan motor kesayanganya yang body nya gede, tapi enggak gede gede amat. Biasa aja kayak vixion cbr. Alasan papah ia malas jam segini banyak kendaraan dan yang pastinya bakalan lama kalau pake mobil. Jadilan pakai motor biar bisa nyalip nyalip gitu.

Aku mengabaikan jam sarapan, meluncur dari kamar langsung memakai dasi, menyuruh mama melihat rosleting rok sudah di tarik apa belum, kalau sudah aku langsung ke papah. Naik motor duduk ala orang dewasa. Nyamping duduknya. Sepanjang jalan angin menerpa rambutku. Baru juga ku catok. Yah, syukur rambut aku itu di terpa angin pun sisir pake tangan rapi kayak semula. Rambutku juga masih aku jedai, aku kode alak emak emak. Tapi kalau sekali di lepas rambut aku curly tanpa bantuan catok atau apapun. Itu alaminya. Dari pada aku harus memutar rambutku dengan catokan dan benda lainya.

Papah menurunkan ku tepat di depan pagar sekolah, Ada kerta kecil yang di tempel di pagar luar "Mohon tenang sedang ujian". Buatku percuma mau mohon tenang atau apa, warga di sekitaran sekolah enggak ada otak, di depanya juga langsung jalan umum, anak muda sekali rewat rasing sampi tali gas nya mau putus. Apalagi yang bawa mobil, itu udah enggak tau diri kawasan orang yang mereka lewati.

Next, aku masuk ke dalam bersama papah. Karna telat dan pasti disuruh berlutut, aku sih ogah yah malu di liatin teman apalagi adik adik kelas yang puja puja "Kakak Sabyraaa". Jadilah papah yang aku gunakan sebagai kunci kebebasan. Hasilnya tidak mengecewakan, salah satu Guru yang piket pak Vinsen Guru agama, ia menyuruhku masuk, dan papah berbincang dengan Pak Vinsen, mereka dua berteman dari muda, bahkan Pak Vinsen itu teman papah Ajuda di Gereja dulu sampai papah kerja mengajar juga sempat di sekolah yang aku sekolahi sekarang. Namun papah pindah karna ia di panggil Salah satu Sekolah Menengah Swasta katolik terbesar di Kota aku tinggal. Gajinya juga tinggi, papah ku minat. Jadi ia membuat surat pengunduran diri.

Kaki ku baru mau menginjak ambang pintu kelas, ada Siswa yang salinh menyambungkan mulut dengan Pak Vinsen. Samar samar yang aku dengar.

"Ih pak apaan masa Sabyra aja enggak berlutut dan kita berlutut! Harus adil pak".

"Saya adil karna dia datang belum lewat jam mulai ujian sedangkan kalian lewat satu menit". Jelas pak Vinsen. Ahhh memang Guru the best ia membantuku, membelaku juga. Tidak apa apa pak sekali sekali Guru agama berbuat kebohongan demi kebahagiaan siswa.

✨✨✨✨

1 jam sudah berlalu, kurang 15 menit lagi kita harus mengumpulkan soal dan jawaban sesuai nomer absen. Biasanya kalau hari pertama ujian pasti selalu Bahasa indonesia dan Agama. Karna ini sekolahan swasta katolik. Semua siswa wajib mempelajari agama Katolik. Termaksut teman temanku yang beragama muslim dan hindu juga protestan.

Mereka nilainya ga turun, enggak bodoh banget juga dalam belajarnya. Fine fine aja mereka. Dan yang terpenting mereka ga kalah sama penganut katolik sama sama bersaing buat ngejawab pertanyaan berkaitan agama. Ada juga sih yang kelap kelip dalam agama. Terutama Astri. Sekolah engga jelas jadi materinya dia juga hasil ciptaan ia sendiri yang enggak tau di ambil dari mana.

"Saaabyraaaa". Suara bisik dari arah belakang. Ku lihat pemilik suara itu. Even temanku.

Aku mengangkat alis sebelah. Ia peka. Sering aku memperlakukanya begitu.

"Foto jawaban lu". Pintanya dengan suara setengah berbisik juga.

Aku hanya mengabaikannya. Kemudian aku berbalik melihat teman sebelahku. Charles. Ia sedang memainkan pulpennya dengan pandangan kosong. Itu hobinya akhir akhir ini entah apa yang ia pikirkan tapi aku yakin ia memikirkan sesuatu yang tidak jelas. Kerjanya sehari-hari yang menceritakan yang ia khayal. Menjadi presiden. Menjadi mentri yang mempunyai banyak duit dan banyak hayalan yang harusnya ia itu menjadi penulis dengan judul aku suka berkahayal. Di depan charles, Benyamin, laki laki pindahan yang sok ganteng tapi otak tong kosong nyaring bunyi. Di pojokan lagi dekat jendela temanku Jaime. Harusnya aku yang berada di ujung sana. Namun karna ini sesuai absen beginilah jadinya aku berada di deretan ke dua di tengah.

"Ssssssstttttttt sssssstttt". Aku mau memulai aksi jahatku dengan mengerjai para lelaki buaya lumpur.

Desisku di dengar Charles, "apa?". Tanyanya dengan wajah bengong.

"Gapapa". Jutekku seakan tidak ada apa apa.

Ia berbalik lagi berbicara dengan Benyamin yang membalikan wajahnya ke belakang. Mereka bercerita tentang Facebook dan masih banyak hal lainya yang tidak berfaedah. Sekali lagi aku yakin panggilanku tidak hanya di dengar oleh Charles tapi para buaya lumpur di pojok.

"Ssstttttt". Aaahh yeayyy. Semuanya balik. Menatapku. Julio, Even, Charles, benyamin, Jaime, deretan tengah ke dua dan deretan dekat jendela melihatku, aku langsung mengangkat sedikit rok ku dengan pandangan mata yang, kalian pasti tau, menggoda. Charles mulutnya terbuka dan Even yang lihat menjadi malu. Yang lainya ketawa terbahak bahak merusaki suasana kelas yang sedang ujian. Tak apa sudah mau berakhir juga bentar lagi istirahat.

"Ahahahahahah. Sabyra anjinggg". Maki Charles

Tak kalah Even menutup matanya, tawanya memecah juga, "berdosa gue hari ini". Pandangan teman teman yang tidak ku sebutkan juga kini melihat ke arah para mata jelajatan yang sedang tertawa.

Bunyi bell pun terdengar. Semuanya mengumpulkan lembaran jawaban dan soal, aku kembali duduk setelah mengumpulkan keduanya. Para lelaki yang aku kerjai menatapku. Melihat ke arahku dan tertawa kecil lagi sebelum mereka kelur kelas dengan tawa yang besar.

Dasar mata murahan. Aku faham dan mengerti bagaimana pikiran mereka. Mereka tertawa bukan karna lucu karna merasa malu sudah melihat sekilas pahaku. Lagi pula aku hanya mengangkatnya sedikit. Setelah itu aku menurunkanya lagi.







Bersambung........




V O T E !!!
♥️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang