bagian 4.

9.8K 498 3
                                    

#Lembaran_Kedua
Part 4

Malam ini Seira tidak bisa tidur. Matanya sulit sekali untuk terpejam. Seira melihat jam di atas nakas sudah pukul dua pagi.

Biasanya paling telat jam sepuluh malam, Gany sudah ada di kamar utama. Paling tidak Gany akan mengabarinya kalau ia tengah sibuk.

Seira menelusuri setiap ruangan, namun nihil tidak ada sosok Gany di sana. Rasa cemas dan takut mengerubungi pikirannya.

Ting tong....

Seira berlari membuka pintu apartemen dengan perasaan yang amat lega.

"Mbak Maya?"

Mata seira terbelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Seira cukup kenal dengan Maya karena wanita itu adalah sekertaris Gany yang suka hilir mudik ke apartemennya.

"Seira bantu saya . Pak Gany mabuk!"

Mata Seira melotot. Perasaannya berkecamuk, antara syok dan tidak percaya.

dengan susah payah, Seira membantu Maya menyeret badan Gany ke ruang tengah lalu dibaringkan tubuh lemah itu di kursi.

"Kok bisa mabuk sih, Mbak? Gimana ceritanya? Bukannya Mas Gany lembur di kantor?" Kata Seira panik.

"Jam lima sore juga Mbak udah pulang ke rumah. Cuman itu tadi malam, ada yang menelepon Mbak, katanya suruh jemput Pak Gany ke club. Yaudah Mbak langsung meluncur ke sana. tadinya Mbak kira, Mas Gany udah pulang!" ujar Maya panjang lebar.

Seira menggeleng lemah.

"Mas Gany bilang cuman pulang larut malam. Seira kira seperti biasa jam sepuluh malam,"

Maya sedikit berkerut tidak percaya dengan ucapan Seira, namun ia lebih baik memilih untuk diam.

"Yasudah, saya pulang dulu. Biarin aja begini, nanti juga sadar sendiri,"

"Terima kasih Mbak, maaf merepotkan."

Maya menggeleng.

"Tidak masalah, nanti kalo ada apa-apa telepon saya. Kamu punya kan, no saya?"

"punya, Mbak."

"Owh. Hampir lupa ini HP Pak Gany."

Maya mengulurkan benda pipih itu pada Seira, lalu setelah itu melenggang pergi.

Seira menatap suaminya yang tengah tertidur dalam gumaman yang tidak jelas. Pengaruh mabuk membuat pria itu seolah tak sadarkan diri. Ada rasa kecewa yang mendalam di hati Seira.

Derrt derrt....

Getaran HP Gany bergetar beberapa kali.
Seira melirik lalu mengusap layar itu dengan alis berkerut,

Nama "Rana ❤" muncul di layar namun Seira tak mengindahkan panggilan itu.

Ia membiarkannya sampai panggilan itu tak bergetar lagi. Seira tidak berani mengangkat takut mengganggu privasi suaminya.

Meski sejujurnya bayang-bayang Rana dengan emoticon ❤ sudah menjelaskan kalo panggilan itu pasti spesial bagi Gany.

Tentang "Rana" sangat mengganggu pikiran Seira. Ia mengusap layar mencari foto galeri. Namun nihil, tidak ada foto perempuan di sana. Yang ada, hanya foto teman-teman Gany.

Seira kembali mengusap ke pesan WA. Dan benar saja, banyak kata mesra yang ia baca.

Pesan terakhir yang Seira baca, Rana lah yang mengajak Gany ke club.

Cukup sudah Seira membanting pelan HP Gany ke atas meja. Hati Seira terlalu nyeri saat membaca setiap rincian kata mesra dari suaminya.

Dugaan tentang perselingkuhan dan penghianatan pernikahan cukup menjadi bukti bagi Seira. Namun ia tetap saja tidak bisa menuduh, kalo tidak melihat fakta secara nyata.

Lembaran Kedua (Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang