O2. Tentang Haidar dan Arum.

1.5K 243 25
                                    


"Tapi cinta gak bisa dipaksa kak.."

Haidar terdiam, tidak menyangka kata-kata semenyakitkan itu bisa terucap dari bibir perempuan yang berhasil mengetuk hatinya.

"Oke Rum, aku lepas kamu. Maaf aku terlalu berharap."

Lantas Haidar pergi, setelah mengucapkan kalimat terakhir untuk perempuan yang setahun ini dia letakkan namanya dihatinya yang paling dalam. Berbalik dsn berjalan dengan pelan.

"Dan, Terimakasih."

Satu kalimat lagi, sebelum Haidar benar-benar pergi. Haidar lebih suka meninggalkan, lebih menyakitkan ditinggal katanya. Padahal dia sendiri juga sakit ketika meninggalkan. Arum adalah perempuan kedua yang membuat dirinya berubah. Jelas, yang pertama adalah Mama. Dulu Haidar tak pernah tertarik dengan cinta. Dulu Haidar bahkan tidak percaya cinta. Haidar juga malas dengan cinta, karena teman-temannya berubah ketika mengenal cinta. Haidar tak ingin berubah, Haidar suka dirinya yang sekarang. Tapi semua berubah ketika Haidar berada bangku kelas 11.

○○○

"Permisi kak, ada tugas dari OSIS, boleh saya wawancara sebentar?"

Apaan sih OSIS, lagi enak-enak ngadem pula. Begitu batinnya. Haidar jika sudah bersama handphone dan earphonenya, dia tidak suka diganggu. Tapi karena bocah ini korban jahilan OSIS, mau tak mau Haidar harus membantunya.

"Wawancara apa?"

"Soal Pandangan kakak tentang kemajuan IPTEK saat ini. Menurut kakak, apa dampak positifnya?"

"Gini deh, lu jawab sendiri, tapi tulis aja itu jawaban dari gua. OSIS juga gak bakalan nyari gua kan."

"Oh.. oke kak. Hmm tapi nama kakak siapa ya? tadi mau kenalan dulu lupa, hehe."

"Centrio Haidar, XI MIPA 2"

"Oke kak, aku Afinia Arum, X MIPA 1. Sekalian dong kak, aku belum punya temen disini, aku juga gak kenal satupun kakak kelas. Boleh minta nomor kakak gak? Kalo sewaktu-waktu aku bingung bisa nanya ke kakak..?"

Ini apaan juga baru kenal beberapa menit udah malak nomer whatsapp. Haidar bingung aslinya, jika tidak dikasih, kasihan juga. Tapi jika dikasih, nanti kalau disalah gunakan gimana.

"Oke."

Haidar akhirnya milih buat ngasih nomornya ke Arum. Biar cepet selesai dan dia bisa lanjut senderan dibawah pohon sambil tidur. Tapi bukannya tidur, Haidar malah menatap langit dan sedikit memikirkan apa yang baru saja terjadi.

"Baru kali ini gua mau-mau aja bagi nomor wa."

Ketika Haidar sedang menikmati waktunya, tiba-tiba perempuan itu berlari kembali ke arahnya. Dalam keadaan yang hampir kehabisan nafas, perempuan itu mencoba menjelaskan maksud dari kedatangannya.

"Kak.. ini.. ini.. disuruh presentasi jawabannya.."

"HAH?"

Kaget. Ya. Haidar mana paham dengan soal tadi. Toh yang menjawab si Arum sendiri.

"Iya kak.. ayo ke aula kak.. harus sama kakak presentasinya.."

❛ KOPASUS ❜ ㅡ #ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang