===
Dua hari berselang, setelah kejadian yang memalukan menurut Adisa. Namun, sangat menyenangkan bagi anak-anak, karena mereka senang mendapatkan ibu baru dan saudara baru.
Adisa pun kembali dengan aktifitas dapurnya. Mencoba melupakan kejadian yang lalu, dan berharap di dapur bisa memgembalikan moodnya.
Namun, siapa sangka kejadian dua hari lalu. Merupakna awal hidup Adisa berubah. Salah satu contohnya seperti kejadian di lobby.
"CALON MANTU,” teriak seorang ibu-ibu.
“Oh God! Pagi-pagi kenapa udah dapat musibah kaya begini si?” gumam Adisa.
Iya, bagaimana Adisa tidak berfikir mendapat musibah. Ini depan matanya. Ibu model soaialita begini sudah nangkring saja di lobby. Apa sekarang kantor berubah menjadi tempat arisan?
Dengan terpaksa, Adisa pun mensunggingkan senyum semanis mungkin. Mengabaikan tatapan bingung, dan penasaran yang di layangkan oleh semua yang ada di lobby.
"Eh, ada nyonya besar ... selamat pagi nyonya," ucap Adisa ramah.
Sengaja Adisa memanggilnya dengan sebutan 'nyonya besar', itu merupaka trik Adisa untuk mengelabui para pencari ke kepoan akut macam orang-orang yang ada di lobby ini.
Tapi sayang sang 'nyonya besar' tidak mengindahkan kode yang Adisa maksud.
"Ck. Kok, Nyonya sih, Sayang! Kan kamu bakalan kandidat terkuat untuk menjadi bunda Zanna istri dari Reiki!" Seru sang nyonya, tanpa melirik sekitar yang makin menajamkan pendengaran mereka.
Mampus kau Adisa. Siap-siap saja jadi amuk para karyawati kantor dan para fans si Reiki. Bahkan mungkin para karyawan keren yang memang punya seksualitas menyimpang.
Kau tau sendiri Adisa bagaimana rupa sang CEO Boncabe. Sudah menyerupai dewa tampan dari Yunani.
Pletak!
Kenapa kamu sempat-sempatnya memuji itu CEO Boncabe, Dis. Ingat nyawa kamu sedang terancam bahaya. Jangan sekali-kalinya kamu memujinya oke! Tapi, kan emang ganteng binggiitf mak. Protes batinnya yang lain.
No! Jangan gampang percaya dengan tampang rupawan Adisa. Ingat kalau yang rupawan belum tentu bisa membahagiakan dan memuliakan. Ingat mas Yuda. Ganteng kan? Tapi tukang selingkuh buat apa. Rumah tangga tidak hanya sekedar ganteng aja ko.
Fokus ... fokus ... fokus!
"Eh, terus saya harus manggil apa nyonya? Kan saya bekerja di sini. Otomatis saya bawahhan anda nyonya," ujar Adisa polos.
"Ck, ga bisa. Pokokny mommy ga mau ya kamu manggil nyonya lagi. Kan dua hari lalu kamu udah setuju untuk memanggil Reiki ayah. Dan, Reiki manggil kamu bunda. Dan itu pun berlaku mulai dari dua hari yang lalu sampai selamanya!" Putus sang nyonya besar.
Astagfirullah ... astagfirullah ... astagfirullah. Pagi-pagi kenapa udah dapat masalah baru aja,sih.
Kemudian Adisa melihat di sekelilingnya yang tadi ramai mendadak hening. Berasa macam di kuburan saja. Aktifitas yang awalnya terlihat sibuk, mendadak seperti berhenti.
Dan, semua mata tertuju kepada Adisa dan 'sang nyonya besar'. Seolah terbaca oleh Adisa apa yang ada di otak mereka 'mana mungkin' dan mereka pun berbisik-bisik dan menggosip. Yang mana bisikan mereka pun terdengar di telinga Adisa.
"Hah, ayah bunda? Reiki sama itu janda?"
"Di pelet kayanya ama itu janda."
"Ah, ga rela bos besar jatuh ke pelukan janda."
"Perasaan gua lebih cantik deh, ko bos besar mau ya ama itu cewe. Janda lagi."
Dan masih banyak lagi, cemooh yang di lontarkan oleh karyawati yang lain. Padahal mereka belum tau saja awal panggilan ayah bunda itu prosesnya bagaimana.
Baik Adisa dan Reiki sebenarnya menolak. Tapi karena power of anak-anak, di tambah lagi provokasi dari power of emak-emak. Jadilah panggilan ayah bunda menyemat dengan indah pada mereka.
"Ayo sekarang panggil mommy. Jangan malu-malu!" Perintah sang nyonya besar tak terbantahkan.
"Mo-mmy."
"Nah ... gitu dong. Ayo calon mantu kita ke ruangan calon suami kamu!" Seru sang nyonya sambil menarik tangan Adisa.
Mampus gua. Gua mau di masukin ke kandang singa. Ya Allah tolong bantu hambamu ya Allah. Belum lagi tatapan laser penuh permusuhan dari para fans Reiki.
Keluar dari gedung ini dengan selamat sehat wal afiat sudah beruntung banget Adisa.
Adisa dengan lesu lemah lunglai tak berdaya mengikuti langkah kaki sang nyonya besar, tapi, baru beberapa langkah sang nyonya pun berujar.
"Barang siapa yang menyakiti wanita ini, atau membully atau menghina bahkan tergores sedikit saja kulit tubuhnya. Silahkan kalian angkat kaki dari perusahaan ini!"
Seketika, ruangan yang tadi menampilkan aura permusuhan. Langsung berubah menjadi aura pertemanan yang terlihat di buat-buat.
Siapa yang berani menentang sang nyonya. Di keluarkan dengan tidak terhormat dari perusahaan, sama saja kalian menuju kemiskinan yang hakiki.
Karena, karyawaan yang di pecat dari perusahaan Altezza Group tidak akan pernah di pakai di perusahaan mana pun.
Kejam bukan?
Oleh karena itu, Adisa sebenarnya enggan berurusan dengan CEO boncabe itu. Tapi apa mau di kata. Gara-gara permintaan aneh anak-anak ia harus terjebak dengan situasi ini.
"Tenang calon mantu, kamu aman!"
Alamak, ini sang nyonya bukan masalah aman dari karyawati. Tapi menghadapi itu Reiki yang ga bakal aman. Jurus apa yang akan di mainkan oleh Adisa untuk menghindari topik tentang CEO boncabe itu.
Ayo, Adisa berfikir, berfikir, berfikir. Lo, ga boleh nikah sama itu bos besar. Big no! Bisa-bisa ia di jadiin dendeng ama itu CEO. batin Adisa bergejolak. Benar-benar menolak dan berubah menjadi pucat pasi ketika pintu lift berdenting dan terbuka.
Ya Allah, mati aku!
Tanpa Adisa tau. Bahwa semua aktifitasnya dan semua mimik ketakutannya, terlihat dengan jelas oleh salah seorang yang duduk di ruangan paling teratas.
Adisa!
Sebutnya dengan seringaian yang misterius. Sepertinya sekali-kali bermain dengan wanita ini akan seru.
Tanpa ia tahu, permainannya akan membawanya kepada hal yang tak pernah ia bayangkan ....Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
ADISA
RomancePROLOG === Adisa Argani janda 29 tahun. Yang di buang oleh suaminya di sebabkan oleh pelakor. Sejak menyandang gelar 'JANDA'. Kehidupan Adisa pun berubah. Bahkan, sifat dan perilakunya pun berubah 180°. Tidak ada lagi tutur kata lembut, tak ada lagi...