Part 25 (end)

17K 1K 101
                                    

Part terakhir semoga dapat menghibur.

Happy reading pecinta Adisa
Boleh tinggalkan pesan kesan kalian di kolom komentar. Saat membaca kisah ini.

Tunggu cerita aku selanjutnya, ya.
🤭🤭🤭🤭
===
"Maksud kamu, Al?"

Reiki merasa dadanya sesak, ia tidak tahu lagi harus berbicara apa. Pernyataan Aldebaran telah menghantam keinginanya untuk mempersunting Adisa.

Apa ini ketakutan Adisa? Takut tidak diterima oleh salah satu anaknya. Takut kalau ia akan menjadi penghalang keutuhan keluarganya?

Ya, Tuhan. Bagaimana aku menjelaskan sosok Adisa kepada Aldebaran?

"Ayah kenapa?" Aldebaran membuyarkan lamunan ayahnya.

"Ah, tidak apa-apa, Nak!" Reiki menyunggingkan senyum sendunya kepada Aldebaran. Namun, Aldebaran seolah tak melihat senyum itu.

"Ayah tenang aja, calon mamah kami is the best pokoknya!" ujar Aldebaran

Baginya Adisalah number one.

Reiki dan yang lainnya pun terdiam. Terutama Zanna, matanya sudah berlinang cairan yang mengaliri pipi gembilnya.

"Hey, Dek! Ga usah nangis ya, kakak yakin pilihan kakak ga akan salah. Kakak tau kok, selera ayah yang bagaimana," ujar Aldebaran dengan bangganya. Seolah-olah ia sangat tahu apa yang dibutuhkan oleh ayah dan kedua saudaranya.

Zanna pun hanya mengangguk. Sahabat Zeline itu tidak ingin kakaknya berubah lagi. Maka ia berusaha menuruti apa kata kakaknya itu. Meskipun ia sendiri belum paham.

Aldebaran tidak menyadari rasa sedih yang menghantui dada ayahnya. Reiki seperti hilang harapan untuk mempersunting Adisa. Dilihat dari segi mana pun. Aldebaran sepertinya tidak akan terpengaruh akan rayuan Reiki. Karena memang dia termasuk anak yang keras kepala.

Reiki terlalu mengenal Aldebaran.

Apakah ini akhir dari hatinya?

Mencinta tapi tak bisa memiliki.

Harus mengalah tanpa pernah berjuang.

Reiki sangat mencintai anak-anaknya, tapi ia juga mempunyai tempat khusus untuk Adisa di relung hatinya. Ia sudah berjanji untuk mengutamakan keluarga. Keluarga adalah alasan ia tak mau mencari ibu sambung. Karena takut tak mencintai anak-anaknya. Keluarganyalah alasan ia berdiri dan keluarganyalah alsan ia tetap hidup.

Apa hanya karena persoalan hati ia harus merenggut kebahagian keluarganya?

Tidak!

Keluarga tetap yang utama. Reiki tidak bisa membiarkan anaknya meninggalkannya lagi. Sudah cukup lima tahun berlalu dengan keluarga yang berpecah, karena keegoisannya.

"Kapan kamu akan mengenalkannya sama kami, Al?" tanya Reiki.

Ya, Reiki putuskan untuk mengalah. Mengalahkan hatinya, walau masih terasa denyutan nyeri di sudut hatinya. Tapi, Reiki tak bisa egois.

Terlihat jelas binar bahagia di wajah Aldebaran, sedangkan Reynald ia hanya bisa tersenyum, entahlah ... senyum apa yang menghiasi wajahnya. Sedangkan Zanna masih belum memahami situasi yang ada. Reiki berfikir bagaimana caranya agar Zanna dapat menerima ibu sambung selain Adisa.

Maafkan ayah, Nak!

"Ayah tenang aja kok, ga sabaran banget sih mau ketemu sama calon istri," ucap Aldebaran. "Sekarang juga orangnya sudah disini ko, Yah," lanjut Aldebaran.

Seketika semua mata memandang ke arah anak kedua Reiki. Menatap heran. Sedangkan yang ditatap hanya menampilkan senyum menawannya. Seolah mengatakan. "Aku punya kejutan."

ADISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang