Part 17

8.8K 826 41
                                    

Typo berterbangan.

🙏🙏🙏
===
Bruukk ... bruukk ... bruukk.

"BUNDA ... BANGUN!"

Zeline dan Zana menggedor pintu kamar Adisa sangat kencang. Entah dari mana kekuatan dua anak itu.

Mau tidak mau, Adisa pun bangkit dari tempat pembaringannya, berjalan gontai dengan rambut yang masih acak-acakan. Melupakan baju tidur satinnya yang bertali spageti Adisa pun segera membuka pintu. Takut bila tidak segera membuka pintu amukan duo cilik itu bisa menjebol pintu kamarnya.

Cklek.

Pintu terbuka, dan Adisa belum sepenuhnya membuka matanya, sehingga tidak sadar dengan penampilannya saat ini.

"BUNDA..."

Koor duo krucil itu memenuhi gendang telinga Adisa. Dengan sekejap akhirnya mata yang terasa lengket itu pun terbuka.

Tapi siapa sangka, saat membuka matanya bukan wajah imut duo krucilnya tapi tatapan datar dan dingin menatap tak berkedip ke arah Adisa. Seketika itu Adisa pun tersadar ikut memperhatikan ke arah mana mata itu tertuju.

"DASAR MATA KERANJANG!"

Bluumm...

Adisa seketika langsung menutup pintu kamarnya. Ia tidak menyangka ternyata bos mesumnya sudah berdiri di depan kamarnya. Dan yang membuat Adisa naik pitam, tatapan intensnya yang menatap Adisa seperti ... ah. Adisa tidak mau membayangkannya.

Sebenarnya Adisa masih sangat kesal. Kesalnya pakai banget. Karena kemarin dengan tidak tau malunya itu si bos memeluk dirinya ketika ia ketiduran di sofa ruang kerja si bos.

Gimana tidak berang kawan. Kalian bayangkan Adisa itu masih malu banget. Saat tidak sengaja terciduk oleh sekretaris dan mamahnya Reiki dengan posisi yang terlihat intim.

Ketika itu Adisa yang sedang melamun tentang Zeline, ia pun tertidur di sofa. Dan penyakit Adisa bila mata sudah terpejam, ia tidak akan bangun, bila ia sendiri belum mau bangun. Dan tidak akan pernah menyadari keadaan sekitar. Kalau bahasa spanyolnya biasa di bilang. Kebluk.

Dan, tidak tau kenapa ketika ia terbangun kala itu karena mendengar teriakan seseorang. Ia sudah berada di atas tubuh sang bos mesum. Dan kalian tau sodara-sodara Adisa dan Reiki sekilas seperti sedang berciuman saking dekatnya jarak mereka. Bahkan ujung hidung mereka pun bersentuhan.

Ah, mengingatnya saja sudah membuat pipinya merona.

Sedangkan Reiki yang berada di luar kamar tertegun melihat pemandangan yang membuat kepala bawahnya berdenyut.

Shit! Kenapa wanitanya begitu sexy sekali. Batin Reiki.

Wanitanya? Emang udah menyatakan cinta?

Akhirnya, Reiki pun meninggalkan kamar Adisa.

===
Gugup.

Itu yang Adisa rasakan. Gimana tidak gugup coba. Sekarang ia berada di mobil bersama bosnya dan trio cabe cerewet. Ia tidak tau, kalau mereka sudah berada di rumah orang tua Adisa. Setelah berpamitan kepada orang tuanya Adisa. Akhirnya mereka pun pergi menuju ke salah satu mall. Permintaan Zanna.

Sebenarnya Reiki enggan pergi kemana pun itu. Apalagi meninggalkan pekerjaan kantornya. Tapi, ia juga kesal. Karena wanitanya tidak masuk kantor dengan alasan sakit. Akhirnya ia menjemput Zanna, Zeline tidak ketinggalan pula Ayu. Sebenarnya niat terselubungnya itu untuk mengetahui keadaan Adisa.

Kalau boleh jujur, Reiki tidak enak hati dengan Adisa kemrin. Tapi entah mengapa saat ia memeluk Adisa, yang ia rasa adalah perasaan. Nyaman. Entahlah, ia pun tidak tau harus mengatakan apa tentang kelakuan absurdnya kemarin.

Bisa-bisanya ia ikut rebahan di sofa yang sama dengan asisten pribadinya itu. Setelah mengelus bibir merah Adisa tentunya. Dirinya begitu tertarik untuk ikut terpejam.

Sungguh Reiki sangat bingung, entah kenapa sekarang jadi ketularan sosok janda cantik itu. Ia pun bertingkah absurd yang memalukan. (Author ya juga bingung, Rei.😅)

Sebenarnya mamahnya kemarin tidak menjudge sama sekali. Tapi ia tau, mamahnya sudah memiliki rencana cantik di otaknya. Rencana apa ia tak tahu.

Beberapa saat kemudian, wanita yang meminta izin dengan alasan sakit itu pun turun. Benar, sebenarnya sakit itu hanya alasan wanita yang ada di hadapan Reiki ini.

Ah, Reiki sebenarnya pun canggung bila berhadapan dengan bunda Zelline ini. Tapi lagi-lagi permintaan sang putri tidak bisa ditolak bukan. Lagi pula ada perasaan nyaman saat mengetahui Adisa tidak apa-apa.

Setelah sampai di mall, akhirnya mereka menuju ke wahana bermain anak. Yang mana baru di buka dengan fasilitas saljunya.

Trio cabe cerewet terlihat antusias sekali. Sampai-sampai mereka meninggalkan Adisa dan Reiki.

Canggung.

Keduanya sama-sama canggung, bagaimana tidak canggung kawan. Mereka berdua masih mengingat kejadian di depan pintu kamar Adisa. Seketika pipi keduanya merona seketika.

Ck. Macam perjaka saja kau Ale. Tidak ingatkah kau punya anak? Batin Reiki.

Reiki dan Adisa pun sama-sama bingung hendak memulai dari mana. Akhirnya Reiki memberanikan diri.

"Bund.."

Hah. Ko kau memanggilnya bunda. Ga salah. aduh ini mulut kenapa lancang sekali, maki batin Reiki.

Sedangkan Adisa pun tercengang, dan merasakan debar jantung yang berrentum tak biasa. Hanya sebuah panggilan dapat membuat ia sakit jantung seketika.

Eh jantung, lo ngapain jedag jedug, kage tau sikon lu, batin Adisa.

Eh panjul, jantung lo kaga jedag jedug lu udah wafat alias koit, batin Adisa memperingati.

Mereka berdua akhirnya salah tingkah. Tanpa mereka sadari, ternyata ada yang sedang memperhatikan mereka, sambil berusaha untuk tidak terlihat.

"Aduh jeng, itu anak kamu ko malu-malu gitu, sih" tanya mantan mertuanya Adisa.

"Ndak tau nih jeng, Ale memang ga pernah Deket sama wanita. Ya, itu dia. Mamahnya Zanna cinta pertamanya si Ale," Jawab mamahnya Reiki.

"Aha ... harus pake strategi nih," ucap mamih Adisa. Yang terlintas memiliki ide cermelang. Dan mamihnya Adisa menelepon Zalline. Melalui jam tangannya yang sengaja dibelikan oleh sang nenek untuk cucunya.

Dan membicarakan rencananya. Yang lansung di setujui oleh trio cabe cerewet. Squad mak sexy beserta trio cabe cerewet pun beraksi.

Ternyata sangat bermanfaat juga saat ini bukan?  Tidak salah kemarin ia membelinya. Ia pikir hanya untuk modis saja. Ternyata oh ternyata. Puri mamahnya Adisa.

Let's begin!

Bersambung ...

===
Happy reading.
Maaf ya di buat gantung!

Maaf rada gaje di part ini 😅

ADISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang