Jangan jadi reader silence. Jadilah reader baik yang meninggalkan jejak. Happy reading..
Kamar ini, entah kenapa ia sangat tidak asing dengan suasana dan aroma ruangannya. Bahkan untuk pertama kali menginjakkan kaki dirumah ini sudah terasa tidak asing baginya. Seperti pernah tinggal cukup lama dirumah ini.
" Sayang, kamu pergi mandi dulu ya. Setelah itu kamu kebawah, kita makan bersama. Oh iya, ayah sama bunda juga akan mengenalkan kamu dengan seseorang."
Gadis itu mengerutkan keningnya bingung." Siapa bun?."
" Nanti kamu juga akan tau. Sekarang kamu mandi dulu ya."
" Iya bun."
Gadis itu membuka kopernya dan mengeluarkan bingkai foto yang mana disana terdapat foto dirinya dengan ketiga sahabatnya.
" Revon, Hanna kalian benar-benar tega banget ninggalin gue sama Revan."
Tes
Setetes cairan bening keluar dari matanya dan meninggalkan bekas dibingkai foto yang dilapisi oleh kaca.
" Kalian disana pasti lagi senang-senangnya kan? Kenapa gue nggak ikut sekalian sama kalian hiks hiks."
" Dan lalu bagaimana dengan gue?."
Rani tersendak ketika mendengar suara seorang pria dari arah pintu kamarnya yang ia biarkan terbuka.
" Revan?." Rani segera menghapus air matanya.
" Apa lo juga akan meningkalkan gue sendirian seperti mereka?."
Rani menggelengkan kepalanya. "Gue kangen Hanna sama Revon, kenapa kecelakaan itu cuman gue yang selamat hiks hiks."
"Ran, kita harus ikhlaskan mereka. Lo juga harus jalanin kehidupan lo yang seperti biasanya."
" Gue nggak bisa Van,bahkan rasanya Rani yang dulu udah nggak ada lagi. Sekarang hanya ada lo sama gue Van. Lo janji ya nggak akan ninggalin gue."
" Gue akan selalu ada untuk lo Ran. Selalu." Revan mendekapkan Rani kedalam pelukannya.
Dimeja makan yang cukup panjang itu mereka berempat sudah berkumpul disana, tinggal menunggu satu orang lagi. Dan Rani sungguh penasaran siapa yang akan mereka tunggu.
" Assalamualaikum ayah bunda." Semua orang dimeja itu langsung menoleh kesumber suara. Disana sudah nampak dua pria muda yang berdiri didekat mereka.
Deg
Entah apa yang ia rasakan, ketika melihat salah satu pria yang sekarang berdiri dihadapannya merasakan sesuatu yang benar-benar aneh. Sekejap hatinya begitu perih melihat sosok pria ini. Seperti pernah bertemu sebelumnya. Tapi dimana?.
" Kamu dari mana saja Kenan?."Tanya Salma.
" Ya Allah bun, jawab dulu kek salamnya."
" Waalaikumsalam. Kamu abis dari mana?."
" Dari tempat teman-temannya Kenan bun, biasa." Jenakanya Kenan.
" Ya sudah sekarang kamu duduk, Sani juga ikut sama kami makan ya." Ajak Salma dan Sani hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
" Baiklah disini ayah mengumpulkan kalian ada sesuatu yang ingin ayah bicarakan, terkhususnya kepada kamu Rani."
Lamunan Rani langsung buyar ketika namanya disebut dan mata yang dari tadi menatap pria yang membuat jantungnya cukup berdekup. Tidak mungkin ini karena ketampanan pria ini.
" Iya yah."
" Tujuan ayah kita berkumpul disini ingin mengenalkan kamu dengan abangmu Kenan."
Mata Rani langsung menatap pria yang bernama Kenan itu. " Abang?."
KAMU SEDANG MEMBACA
SR ( Sudah Terbit )
Teen FictionBaca dulu yang Sani dan Rani. *** Kata mereka cinta itu bahagia, kata mereka cinta itu petaka, bahkan kata mereka cinta itu adalah sihir dan juga reaksi kimia. Namun bagi Sani cinta adalah perjuangan dan bertahan. Berjuang dan bertahan untuk cinta...