🌠 SR 5 🌠

78.7K 6.5K 762
                                    

Budayakan meninggalkan jejak ya teman-teman. Biar berkah bacanya. Dan supaya mendapat info terupdate dari semua cerita aku, kalian bisa follow akun wattpad aku dan follow juga Ig aku mairisa_elvia18. Happy reading...

***

Canggung! Itulah yang dirasakan Rani sekarang, tidak ada musik, tidak ada pembicaraan sama sekali diatas mobil, ya hanyalah sunyi yang ia rasakan selama perjalanan. Bukan hanya Rani saja sebenarnya yang merasa hal itu, tapi Sani juga merasakan hal yang sama.

Sani tersenyum tipis bagaimana gadisnya dulunya akan merajuk ketika dia tidak bicara satu katapun, dan gadis itu pasti selalu bisa membuat suasana kembali hangat. Kalau mengingat bagaimana dirinya dengan Rani dulu membuat Sani harus menerima kalau masa itu sudah termakan dengan ingatan Rani yang entah kapan kembalinya.

" Em San."  Sani langsung tersadar dari lamunannya dan menoleh kearah Rani. Memastikan apa benar Rani tadinya memanggil dirinya." Lo manggil gue?." Rani mengangguk.

" Ada apa?."

" Mmm kita boleh jangan pulang dulu nggak?." Tanya Rani sedikit kelagapan.

Sani memberhentikan mobilnya dan menepikan kejalan." Kenapa?."

Rani memperlihatkan layar ponselnya kehadapan Sani. Terlihat disana Latteriagelato! Hati Sani langsung tersentak melihat nama cafe itu. Cafe yang mana menjadi salah satu tempat kenangan yang indah diantara dirinya dan Rani.

 Cafe yang mana menjadi salah satu tempat kenangan yang indah diantara dirinya dan Rani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tau tempat ini? Gue mau kesana. Entah kenapa waktu nama cafe ini muncul diberanda Instagram gue. Langsung pengen kesini." Rani memejamkan matanya, ketika Sani hanya diam dan tidak menjawab sama sekali." Kalau lo nggak bisa, nggak apa kok."

"Kita kesana."

Kepala Rani yang tadinya menunduk, langsung terangkat dengan seulas senyum dibibir gadis itu.

" Makasih." Rani kembali melihat ponselnya, melihat apa-apa saja menu di cafe itu, matanya benar-benar dibuat berbinar bagaimana foto ice cream di Ig cafe ini semuanya terlihat sangat menggoda seleranya.

Sani tidak tau lagi bagaimana ia mengungkapkan rasa bahagianya untuk hari ini, senyum yang selama ini ia rindukan, sekarang menampakkan diri dihadapannya.

Pistachio, gold mine, tiramisu. Ya ketika es cream inilah yang menjadi pilihan Rani sejak masih diatas mobil.

Dan lagi-lagi Sani dibuat terheran-heran, es cream yang dipesan Rani sekarang sama halnya dengan waktu dulu mereka kesini. Ternyata walaupun ingatan bisa lupa, tapi rasa tidak akan pernah lupa.

" Lo nggak boleh makan tiga sekaligus es cream ini."

"Tapi gue maunya ini." Kekeh Rani.

" Satu atau tidak sama sekali."

SR ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang