Tapi siapa yang bisa merubah takdir? Kita tidak tau bagaimana semesta mempermainkan takdir kita.
Kringgg.... Kringg....
Tangan mungil itu berusaha meraih jam weker berbentuk layaknya buah Strawberry. Jarinya meraba raba jam weker tersebut, menekan salah satu tombol yang menyebabkan ruangan yang tak tersorot lampu itu menjadi hening untuk beberapa saat.
Suara panggilan telepon berbunyi. Membuat si empunya nya merasa terganggu. Ketika melihat layar handphone dan membaca siapa nama penelepon. Ia segera bangkit dari tidur nya. Menggeser layar ke arah yang berwarna hijau. Sejenak ia menutup mata, hingga suara pria itu memecahkan pikirannya.
"Dek? Kamu sudah siap siap untuk berangkat ke sekolah kan? Kakak sudah mendaftarkan kamu di sekolah yang baru. Jangan nakal. Jangan berulah. Maaf kalau kakak tidak bisa temani kamu. Ka-" ucapan itu terpotong oleh si lawan bicara
"Stop kak. Riel gapapa kok. Riel bisa ngertiin kakak. Riel ga akan nakal. Riel selalu nurut sama kakak. Jangan merasa bersalah ke Riel"
Seketika keheningan datang... Membawa masing masing dari mereka pergi menuju alam pikiran nya.
"Hmm, baiklah dek. Terimakasih karna sudah mengerti kondisi kakak. Dan apakah sekarang kamu sudah bersiap siap untuk ke sekolah?" Pertanyaan itu terulang lagi, membuat si lawan bicara sedikit tertawa.
"Belum kakak. Riel baru aja bangun dari tidur yang sangat sangat nyenyak. Tapi kakak dan sterry weker alias alarm Strawberry mengacaukan tidur Riel. Padahal kan, Riel lagi mimpi ketemu sama pangeran gansss. Uhh, senang nya. Dan kakak tahu, pangeran itu ham-" ocehan itu belum terselesaikan akibat pria itu mulai kesal dengan adik kesayangan nya itu.
"Riel ku sayang, Riel yang manis, cepat mandi dan bersiap-siap lah untuk pergi ke sekolah." Riel hanya terseyum dan mengiyakan perintah kakak kesayangan nya itu.
"Iya kakak, iyaudah. Bye kak Arga sayang" Ucap gadis itu dengan riang
"Yasudah, kamu baik-baik di apartemen. Kakak tutup telpon nya dulu. Bye juga Princess"
Tuttt
Seketika suasana menjadi hening. Sejenak ia melamun. Memikirkan apa yang seharusnya tidak ia pikirkan. Itulah yang ditafsirkan kakak nya. Hal itu tidak harus dipikirkan oleh nya. Karena hal yang harus dipikirkan nya adalah sekolah.
Astaga?! Sekolah?!
◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾
"Ini uang nya pak" Ucap gadis itu kepada pak supir bus seraya memberikan beberapa lembar uang kertas.
Langkah kaki gadis itu menuju kearah utara, tepat ke arah sekolah baru yang telah dipilihkan oleh kakaknya. Arga Avarrel Stuff satu satunya orang yang paling mengerti bagaimana tentang kehidupan nya. Bukannya ia tak menganggap orangtua nya, tapi sampai sekarang ia tak tahu siapa dan dimana orangtuanya berada. Kakak nya Arga melarang nya untuk menanyakan tentang orangtua nya. Yang iya tau, kakaknya akan memberitahu tentang orangtua nya setelah ia berumur 17 tahun. Dan sekarang ia masih berumur 16 tahun. Masih ada satu tahun lagi untuk menunggu sebuah jawaban yang sudah lama ingin ia ketahui.
Tak perlu menunggu lama, sepasang kaki itu sudah berdiri tepat di depan gerbang sekolah baru nya. SMA Garuda Bangsa. Saat kepalanya melihat ke atas, indra penglihatannya ikut bergerak ke atas melirik setiap pepohonan dan bangunan sekolah itu. Not bad, pikirnya
Saat kaki nya melangkah, suara klakson motor begitu jelas terdengar di gendang telinganya.
Tinnn!! Tinnn!!!
Suara klakson itu membuyarkan pikiran nya. 'Siapa sih ini?' Pikirnya
Saat ia berbalik arah dan mengetahui siapa yang pemilik dari suara klakson tadi, tubuhnya kaku.
Siapa yang tidak kaku jika dihadapkan dengan pria yang sekarang ada didepannya ini. Tampilan nya yang sangat aneh. Memakai jaket hitam berwarna , helm berwarna hitam,dan motor hitam. Penampilannya itu membantu menjelaskan sisi gelap yang ada pada dirinya. Gelap, tetapi nyaman saat dilihat.Lelaki yang sedari tadi ditatap aneh oleh gadis itupun diam tanpa suara. Sorot mata yang mempunyai spektrum warna menusuk tajam penglihatan gadis itu. Mata nya yang berwarna coklat terang, membuatnya hanyut dalam mata gadis itu.
'Oh tidak-tidak, ini tidak boleh terjadi' batin lelaki itu.
Matanya kembali menatap sorot mata coklat milik gadis itu, membiarkan gadis itu menatapnya kembali.
Hingga langkah kaki gadis itu semakin mendekat kearahnya dan suara perempuan itu terdengar di gendang telinga miliknya."Heh, songong banget sih jadi 'human'! Ngapain klakson-klakson gitu huh! Ganggu ketenangan aku aja!" Omel gadis itu kepada lawan bicaranya.
Wangi Strawberry, pikirnya
"Idih, malah diem doang. Telinganya masih sehat kan mas?" pertanyaan gadis itu sungguh membuat lawan bicaranya kesal.
'Mas?'
Memang nya aku se-tua itu?! batin nya
Lelaki itu kembali menatap gadis didepan nya ini. Hingga bunyi bel masuk terdengar nyaring di telinga siapapun. Lelaki itu segera menyalakan motornya dan bergegas pergi menuju halaman parkiran sekolah.
Sesampainya dihalaman parkiran, lelaki itu memparkirkan motor nya ditempat biasanya. Khusus lapak motornya. Perlahan helm full face nya terbuka,membuat beberapa orang yang sedang ada di parkiran terdiam tanpa mengeluarkan suara sepatah kata pun.
Siapa yang tidak takut dengan aura gelap dari seorang 'Elzhavar Arkan Athamajaya'?
Lelaki yang tak dapat tersentuh sedikitpun. Sifat nya yang dingin membuat siapapun enggan menyapanya. Tak hanya itu, aura gelap yang terpancar dari dirinya membuat nya sangat ditakuti oleh siswa-siswi SMA Garuda Bangsa. Tapi, dibalik semua keburukan itu, tak ada yang dapat menyaingi ketampanannya. Tinggi tubuh semampai, berkulit putih, alis yang tebal bak lintah yang mengenyang. Rambut nya yang acak-acak kan menambah nilai ketampanannya. Walaupun tampan dan sudah pasti akan menjadi idaman para wanita, tapi siapa yang berani mendekatinya?'Berani mendekat, berani mati!' begitulah arti tatapan yang dia berikan kepada siapapun yang berusaha mendekatinya.
Tapi siapa yang bisa merubah takdir? Kita tidak tau bagaimana semesta mempermainkan takdir kita.
Seperti takdir yang mengharuskan dua insan itu untuk bersatu.
Gaje banget ya? :(
Maapkeun aing deh:(Tapi, saya perlu vote dan comment kamu agar saya semangat untuk melanjutkan cerita ini.
See u next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
HENKA
RomanceHighest rank #1- Physcho Kau menarik ku hingga aku mendarat tepat di duniamu. Tak hanya mendarat, bahkan aku terjatuh. Jadi kupikir ini tidak terlalu buruk, dan uhm sangat indah. Tapi, persetan dengan semua hal, kau melebihi mereka!