Sifat dingin mu tidak menjadi alasan untuk menghilangkan kepedulianku pada mu kan?
Sepasang kaki itu melangkah menuju ruang kelas yang sudah satu tahun ini ditempatinya,yaitu ruang kelas 11B. Menolak lupa bagaimana cara orang-orang memperlakukan nya. Menatapnya dengan takut, walaupun diselingi oleh tatapan memuji. Tapi hal yang paling membuat hatinya senang adalah ketika melihat tatapan takut yang tercetak di wajah mereka. Bagai anak kecil yang diberi banyak mainan, permen dan lainnya. Tentu saja hal itu sangat menyenangkan, begitupula yang dirasakan seorang Elzhavar saat melihat wajah ketakutan mereka. Hal itu jelas saja sudah terbukti. Seperti sekarang, saat sepasang kaki nya melangkah memasuki ruang kelas bercatkan putih itu, banyak pasang mata yang menatapnya dengan takut, terkecuali gadis itu. Gadis yang sedang berdiri didampingin oleh seorang guru perempuan.
Sejenak ia diam, masih dengan posisi nya yang sedang berdiri tepat di depan pintu.
'Bukan kah dia gadis yang menyebalkan tadi pagi?' batin lelaki itu.
Saat hendak berpikir semakin jauh, sebuah suara memecahkan pikirannya.
"Elzhavar, mengapa kamu berdiri disana? Cepat duduk di bangku mu!" Ucap Bu Rina
Perintah itu tak dihiraukannya. Karena pandangan nya tertuju pada sepasang bola mata gadis itu.
'Mata itu, sangat indah' sayang sekali, kalimat itu hanya terucap dalam hatinya.
Saat tatapan gadis itu mengarah kepadanya. Menatap lelaki yang sekarang sedang menatap kearahnya. Hal itu justru membuat sang guru kesal.
'Apa-apaan ini?!' batin Bu Rina. Guru yang sekarang usianya sudah menginjak 28 tahun. Tetapi, umur tidak menjadi alasan jika ia tidak bisa mengartikan tatapan dua anak muda yang berstatus sebagai anak murid nya itu."Elzhavar, apakah telinga mu bermasalah?" tanya Bu Rina kembali.
Lelaki itu hanya menatap datar kepada Bu Rina, terlebih kepada semua teman-teman nya. Berjalan dengan santai hingga bokong nya bertemu dengan bangku yang terletak di pojok belakang. Terdapat dua bangku dan dua meja, tapi penghuninya hanya Elzhavar seorang. Tak ada siapapun yang ingin duduk bersamanya. Hingga suatu perintah dari Bu Rina yang menyuruh gadis itu untuk duduk bersama-sama dengannya.
'Sial, apa lagi ini?!' batin nya menggerutu.
Tak sampai lama, gadis itu sudah duduk di sebelahnya. Mencoba menatapnya, mengamati wajah lelaki yang sekarang ini menjadi teman sebangku nya. Hidung nya yang mancung, alis nya yang tebal. Rambutnya yang acak-acakkan.
'Hei, ini kan sekolah, mengapa rambut nya acak-acakan seperti ini?' tanya nya dalam hati
Matanya mempunyai spektrum warna yang indah, membuat gadis itu hanyut dalam pengamatan nya tentang lelaki itu. Ia masih saja terbengong. Sampai suara bass itu menginterupsi.
"Berhenti menatapku seperti itu!!' tekan lelaki itu kepada gadis yang sedang menatapnya.
'Sedingin ini?' pikir gadis itu
"Nama ku Keyra Avarriel Stuff, senang berkenalan dengan mu" ucap gadis itu seraya memberikan sebelah telapak tangannya sebagai tanda salam perkenalan.
Gadis itu masih menunggu respon yang akan diberikan oleh lelaki disebelah nya itu. Dengan tangan yang masih mengambang di udara, tak ada sahutan sedikit pun. Namun hal itu tidak membuat nya patah semangat. Dia tetap bertanya kepada lelaki itu.
"Heii.. Halooo... Nama mu siapa?" ucapnya lagi sambil melambai-lambaikan tangan nya tepat di samping wajah lelaki itu. Namun sang empunya wajah tidak berkutik sama sekali. Wajah nya hanya menatap lurus ke depan, tanpa menghiraukan gadis yang sedari 10 menit lalu sedang mengganggu nya. Hingga ia muak dengan perlakuan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HENKA
RomanceHighest rank #1- Physcho Kau menarik ku hingga aku mendarat tepat di duniamu. Tak hanya mendarat, bahkan aku terjatuh. Jadi kupikir ini tidak terlalu buruk, dan uhm sangat indah. Tapi, persetan dengan semua hal, kau melebihi mereka!