6

78 12 9
                                    

Kenapa ditinggal mulu sih? Emang dipikir enak kali ya kalau ditinggalin? Aku tinggalin balik baru tau rasa!

"Uhm, El? Sampai kapan kau akan memegang tangan ku?" Ucap gadis itu dengan setengah suara. Sementara lelaki yang dipanggilnya hanya menoleh lalu membuang kasar tangannya.
"Ahk, sakit tau!" Gadis itu mengusap pelan lengan nya, "Kasar banget sih jadi cowo." El yang mendengar ucapan itu langsung saja melirik mata lawan bicara yang sedari tadi 'sangat' rewel, "Diamlah!" Lelaki itu kembali berjalan, merasa hanya berjalan sendiri, ia menoleh ke belakang, melihat gadis mungil itu masih mengusap lengannya. Gadis itu begitu imut, ah lebih tepatnya kawaii. Tak sanggup bila harus terus-menerus bersikap dingin kepadanya.
"Kau mau ikut tidak?" tawarnya.
"Memangnya kita akan kemana?" tanya gadis itu curiga.
"Mau ya mau, engga ya engga. Jangan mau yang engga-engga," Dasar Elzhavar, malu dengan ucapannya ia pun segera berlalu pergi meninggalkan Keyra yang tertawa mendengar kalimat yang diucapkan si lelaki dingin itu. Heii, kenapa ekspresinya begitu konyol?
"Ay ay Captain, aku ikut dengan mu!" ucapnya dengan lantang, seraya berlari mengejar lelaki dingin itu. Tampak dari lantai tiga, seorang lelaki yang melihat mereka dari balik jendela kaca yang transparan.
"Gadis yang menarik, kau harus menjadi milikku!" gumamnya. Matanya tak berhenti menatap gadis yang berlarian di lorong sebrang kelasnya. "Lihat saja nanti, kau akan menjadi milikku." Ia menutup bukunya, lalu bergabung bersama kumpulan temannya di kelas.

◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾

"Untuk apa kita kesini El?" tanyanya dengan penasaran.
"Membunuhmu,mungkin?" Gadis itu terlonjak kaget.
"Kau serius?Ku mohon jangan bunuh aku El, ku tau kau sangat menyeramkan,tapi jangan gunakan wajah gantengmu untuk menjebakku, ku mohon ja-" ucapannya terpotong,
"Diamlah bodoh, siapa juga yang mau membunuhmu huh?"
"Ya... Siapa tau kau ini psikopat?" ucapnya dengan pelan
"Memang aku psikopat," batinnya
"Diam, atau pergi?" Gadis itu langsung menunduk takut, melihat ekspresi lelaki itu.

Suasa rooftop begitu sepi, hanya ada suara kicauan burung yang sesekali hinggap di pepohonan. Tak ada yang memulai percakapan, baik Elzhavar maupun Keyra semua tampak bisu, hinggal El menyuarakan kepada Keyra agar dia kembali ke kelas, mengingat jam pelajaran Bu Merry sudah habis. Tapi Keyra menolak dengan alasan malas untuk masuk kelas.
"Kau sering kesini?" tanya gadis itu membuka obrolan. Lelaki yang ditanya hanya mengangguk tanda 'Ya'
"Kenapa kau sering kesini?" tanyanya lagi
"Untuk apa kau tau?" tukas lelaki itu. Keyra yang mendengarnya kembali diam, menelan salivanya.

Suasana kembali hening, dan Keyra pun kembali membuka obrolan.

"Apakah kau punya teman selain aku?" El yang mendengar pertanyaanya itu pun menoleh ke arah Keyra, "Memangnya kau temanku?"

JLEBBB

"Kalau bukan teman, berarti aku pacarmu! Ya dongg, ya donggg," balasnya dengan menyenggol lengan lelaki itu. El yang merasa canggung, langsung saja membuang muka, "Tidak sudi." ucapnya
"Yahhh,kecewa penonton," gadis itu merengut, memelas, ntah lah mood nya jadi hilang, padahal ia hanya becanda tapi mendengar jawaban lelaki itu membuatnya kecewa. 'Oh ayolahh Key, kau hanya bercanda, jangan baperan' batinnya.
"El, mengapa orang-orang takut jika melihat mu?" selidik nya, Lelaki itu menoleh, "Termasuk kau?"
"Uhm, sedikit..." Gadis itu menunduk, "Tapi sekarang tidak, karna ku tau kau lelaki yang baik," El yang mendengar penuturan gadis itupun langsung mencela omongannya,  "Jangan terlalu percaya dengan cover seseorang, kita tidak pernah tau bagaimana sifat asli mereka sampai kita tau benar bahkan melihat langsung bagaimana sifat aslinya." Gadis itu kebingungan dengan omongan lawan bicaranya itu, "Maksudmu apa?"

Tettttt...Tetttt

Tangannya terangkat untuk mengelus pucuk kepala gadis itu, "Tidak apa, sudah bel, pulang lah," Keyra hanya diam mematung.
"Hei? Kau tak ingin pulang? Atau kau inginku antarkan pulang?" Gadis itu mengangguk tanpa tau apa yang diucapkan lawan bicaranya.
"Ayo!" lelaki itu menarik Keyra ke kelas dan mengambil tas
"Mau kemana?" cicitnya
"Pulang, kau tidak budek kan?" Gadis itu melongo melihat El yang sudah berlalu pergi
"Selalu saja ditinggal!" kesalnya

HENKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang