Chapter 4
6 pasang mata itu saling melirik satu sama lain, hingga " Ahhh, silahkan duduk adik manis, detektif cho.." Dengan senyum tulus yang coba kibum kembangkan pada dua sosok cho bersaudara mengingat sesaat setelah beberapa menit yang lalu pintu diruangannya terdengar diketuk dari luar, tak lama kemudian ia menyuruh kedua orang itu masuk.
Sungguh tak bisa ia sembunyikan rasa kagetnya melihat sosok kecil di depannya sekarang meski ia tau siapa yang akan berkunjung atau lebih tepatnya memang sudah ia tunggu kehadirannya dari beberapa jam lalu.
Karena memang sudah ada kesepakatan bahwa hari ini penyelidikan dari kasus yang sedang ditanganinya akan kembali di mulai dan diawali dengan mengintrogasi adik dari sang sahabat.Donghae adalah satu-satunya saksi yang diyakini sebagai kunci yang masih hidup dari kejadian janggal dua bulan yang lalu itu, setelah salah satu saksi lain meninggal yaitu han byul seorang mahasiswa perempuan semester akhir dari Universitas DiamondArt sesaat sebelum dilarikan kerumah sakit dengan luka tikaman ditubuh bagian vitalnya dada sebelah kiri.
Hening setelah mereka bertiga duduk dengan donghae yang tak sedikitpun melepas pegangannya dari lengan sang hyeong, ia mencoba untuk bersikap biasa namun sayang ketika tadi saat jarak dirinya dan pintu itu semakin dekat maka perasaan takutnya kembali menghampiri.
Ia ragu namun berkat pengertian dari sang hyeong dia mencoba memberanikan dirinya dan sampailah ia disini bertemu pandang dengan sosok kibum yang dulu sempat membuatnya hampir mati karena mengintrogasi dirinya dwngan cara mengingatkan ia pada kejadian yang telah membuatnya trauma hingga menyebabkan sesak secara bersamaan dengan denyutan menyakitkan di ulu hatinya.Donghae mencoba mempertahankan wajah datarnya, solah ia merasa biasa di tempat itu, meski tak bisa dipungkiri kekhawatiran sedang menjalar pada kibum maupun siwon saat ini.
Melihat atmosfer yang sedikit canggung maka "Aku tak apa hyeongdeul kalian tak perlu khawatir berlebihan seperti ini, semua tergambar jelas diwajah kalian berdua" Ujarnya sambil sedikit menarik tipis yang diukirnya setulus mungkin lalu donghae melepas pegangannya dari siwon.
Mendengar sang adik dari sahabatnya itu memulai percakapan dengan nada yang datar namun terlihat seperti orang yang lebih dewasa kibum terlihat sedikit menggulum tawa dibibirnya mengingat kenapa malah dirinya yang terlihat tegang.
Kbum merutuki tingkah bodohnya di depan seorang anak-anak begitupun dengan Siwon yang mulai duduk santai melihat sikap sang adik yang mulai terbiasa dengan lingkungannya. "Maaf hae, tapi kau tetap adik ku yang menggemaskan hingga detik ini" ucapnya dalam hati, dia menatap sekilas pada sahabatnya itu yang sedang memasang tampang bodohnya, errrr siwon kemudian terkekeh pelan saat itu juga hingga kekehannya menyadarkan kibum dari berbagai hal yang sedang ia pikirkan saat ini."Hahh? Y..ya,? Iya menimpal dengan gelagapan menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal "Oh tunggu hyeong punya sesuatu untukmu" kibum beranjak melangkah kearah lemari es yang terletak tak jauh dari sana tak lama kemudian iya kembali dengan membawa sebuah ice cream dalam genggaman lalu menyodorkannya dihadapan donghae "ini, ambilah kau suka ini kan?"
Donghae terlihat sedikit terkejut membulatkan matanya sedikit lebih lama, kemudian melirik sang hyeong atas perlakuan? kibum."Kau baik-baik saja? Siwon seolah mengerti dan menjawab dengan pertanyaan.
"Jika mau ambilah hyeong tak akan melarang asal kau dalam keadaan sehat hae" Siwon tersenyum sambil mengangguk, Siwon tau donghae sangat hati-hati dalam memilih makanan dan saat ada orang lain memberikan sesuatu padanya ketika ia berada tak jauh dengan hyeong nya dia terbiasa meminta ijin dan bertanya lebih dahulu jika ingin melakukan segala hal itu pembiasaan kedisiplinan di rumahnya yang ayah mereka ajarkan dari sejak kecil.Namun diluar perkiraan mereka, ada hal aneh terjadi, donghae melirik sang hyeong ternyata bukan karena ice cream yang kibum berikan.
Melainkan gurat menahan sakit itu tergambar dari keringatnya yang mulai mencuat di dahi sang adik.
Hingga terlihat ia memejamkan matanya erat-erat seolah sedang menertalisir rasa nyeri yang kini menyerang dibagian tubuhnya, lalu sedetik kemudian terdengar erangan donghae mulai mencegkram bagian dada kirinya. "Arrgh, hye..yeong.. sa.. sakitth.. hh.." dengan terbata donghae memangggil sang kakak.
Donghae terus merintih kesakitan setelahnya.
Siwon yang menyadari ada yang tak beres dengan kondisi sang adik mulai panik kemudian berjongkok meraih wajah donghae mengusap keringat yang muali membasahi dahinya.
"Ada apa hae? apa yang terjadi?" Siwon mulai gusar ia benar-benar panik sekarang "Hey kau kenapa? Tenanglah! Tenangkan dirimu hae" meski kini ia yang terlihat lebih panik dan tidak tenang.Kibum menjatuhkan begitu saja ice cream yang dipegangnya, ia mendekat ke arah Cho bersaudara kemudian berjongkok mengambil alih wajah donghae dari sentuhan hyeong nya.
Ia perhatikan wajah donghae, pasi! itu satu hal yang kibum tangkap untuk meyakinkan pikirannya kalau anak ini hampir colaps sekarang.
Dengan dongahe yang masih memejam menahan sakit, tak lama setelah ia amati dalam sepersekian detik kibum raih tubuh itu mengangkatnya, membuat sekat antara Siwon dan Donghae.
"Ikuti aku, cepat! Siwon" Dengan tergesa ia dan Siwon keluar ruangan membopong sebuah tubuh kecil yang entah sejak kapan telah tergolek lemah tak sadarkan diri.
Mereka berjalan tergesa hingga sesekali menabrak tubuh lainnya dengan tanpa disengaja karena ada beberapa orang yang berlalu lalang disekitaran koridor kantor tersebut.
Dengan donghae yang berada digendongan kibum, terkulai tak bergerak Kibum dan Siwon sedikit berlari kecil melewati koridor yang dihuni beberapa ruang staf yang ada disana hingga membuat gaduh disekitar orang-orang yang awalnya terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing kini beralih memperhatikan mereka, terkejut aneh dan perasaan terusik lainnya."Hey ada apa? Kenapa kalian berlarian di dalam ruangan seperti itu, seperti anak bodoh saja" Geruru seseorang berteriak saat ketiga orang itu terlihat sekilas melintas.
"Mereka membawa anak itu, kelihatannya terjadi sesuatu?" Entah berbicara pada siapa satu orang lainnya menimpali.Skip
At Hospital.10.00 am
Dua orang termenung duduk di sebuah kursi dalam ruangan ber cat putih itu.
Belum ada yang membuka suara masing-masing dari mereka masih memandang sebuah rajang berpenghuni manusia kecil yang sedang terlelap diatasnya.
Melihat betapa tenangnya ia tertidur, sesekali terlihat samar dada itu naik turun dengan teratur tidak seperti beberapa saat yang lalu, ketika kepanikan masih teringat dibenak mereka.Terutama mengingat Siwon sang hyeong dari sesorang yang terbaring tak sadarkan diri itu terlihat panik dan beberapa kali menggumamkan nama sang adik, merapalkan doa meyakinkan diri sendiri bahwa adiknya akan baik-baik saja.
Berbeda dengan Siwon kibum malah terlihat tercengang terpaku pada posisi nya.
Dia menyesalkan keadaan ini kenapa ini harus terjadi lagi, kejadian ini serupa meski berbeda kondisi dengan satu bulan yang lalu.
Tadi ia hanya menyodorkan sebuah es krim bukan lagi liontin itu pikirnya, lantas kenapa donghae kembali shyok seperti waktu itu.Hingga.. "Tolong, siapapun tolong selamatkan aku, ku mohon tolong hyeong!!! hyeong!!!" Jeritnya masih sambil memejamkan mata anak itu berteriak seolah ada seseorang yang sedang mengejarnya di alam bawah sadrnya.
Siwon berjingkat kaget dengan teriakan sang adik ia kemudian mendekat ke sisi ranjang sesaat setelah jeritan namanya ada dalam mimpi sang adik.
"Hae.." Usapnya pelan pada pipi sang adik dengan raut sedih kentara disana hingga terlihat matanya sedikit berkaca-kaca.
"Hyeong disini, tak apa semua baik-baik saja, kau sudah baik-baik saja" Ucapnya sambil mencoba menenangkan sang adik dan membawanya ke alam sadar sepenuhnya.
Bangunlah, buka matamu, sudah tak apa, hyung ada disini"Sesaat kemudian mata itu mengerjap perlahan hingga terbuka sepenuhnya, memandang ke arah sang hyeong terlihat senyum mengembang di wajah Siwon hyeong nya yang kemudian membuat donghae seketika merasakan ketenangan.
"Aku disini, melindungimu, menjagamu hmmn," Ucapnya pelan seolah berbisik kepada sang adik.
"Kau jangan takut, kau tidak akan kenapa-kenapa lagi, hyeong janji tak akan membiarkan mu terluka lagi" Siwon tersenyum.
Kibum yang dari saat tadi ikut berjingkat juga tersenyum samar ketika donghae mengalihkan pandangankearahnya yang kini berdiri di samping Siwon hingga dia, oh! bukan! Tapi mereka berdua tepatnya mendengar samar suara parau donghae menggumamkan satu kata sebuah kata atau entah pernyataan."Belati,," suara donghae yang lemah membuatnya terdengar samar lebih mirip dengan bisikan bahkan tidak lebih jelas dari berbisik di telinga Kibum maupun Siwon ingin rasanya Siwon mendengar ulang untuk memastikan apa yang donghae katakan barusan tapi mengingat kondisi sang adik yang terbaring lemah dan baru saja membuka mata ia memustuskan untuk tidak memaksanya.
Hingga suara lain yang terdengar seolah tidak sabar Kibum menyela dengan pertanyaan "coba katakan sekali lagi hae" pintanya dengan tak sabar "katakan yang barusan kau ucapakan, sekali lagi"TEBECE 👋👋
Woaaahhh ga terasa kepanjangan tulisnya, ini akan aku bagi menjadi 2 part yah, soalnya disini aku akan menjelaskan sesuatu yang menjadi misteri dan rahasia hae.
Tapi samar sih ga terlalu di buka juga, hehehee 😁Baiklah tunggu kelanjutan nya yah,,, maaf kalo bikin boring ini cerita dari seorang pemula harap dimaklumi 🙈🙈🤭