Pisau Belati "2"

294 20 0
                                    

Chap 5

Part 2


"Anak manis, kau dimana?" Suara yang sedikit menggema itu merambat seisi ruangan.
Sesosok bayangan hitam terlihat mengendap melangkah dengan pelan namun pasti seolah takut akan sedikit saja suara langkah kakinya yang beradu dengan lantai akan mengusik satu sosok yang kini mungkin sedang mengintip dari sebuah celah dalam persembunyiannya.

"Jangan terlalu lama bersembunyi di tempat yang gelap, nanti kau malah hilang ditelan kegelapan" Lanjutnya disusul dengan kekehan pelan, hingga sesaat setelah ujung matanya melihat ke satu arah tak jauh di depannya ada tumpukan kotak kayu yang entah awalnya digunakan untuk apa, tapi melihat dari bentuknya sepertinya itu tempat penyimpanan buah-buahan untuk dijual dipasar.

Ada sekat di dekat sana tembok yang mulai retak dan ada sedikit yang telah hancur mungkin karena tempat itu sudah tak layak pakai karena saking lamanya tak berpenghuni.

Sosok itu semakin mendekat kala pengedaran matanya melihat bercak darah seperti terseret oleh suatu benda sejenis kain mungkin.
Smirk nya tersungging, kemudian lenyap seketika dan bola matanya mulai menatap tajam kearah gundukan kotak kayu tersebut tanpa menghentikan langkahnya.

"Ku dapatkan kau, bodoh" pelan, mungkin lebih seperti gumaman.

Sesosok anak yang berdiam di baliknya kini terlihat mengkhawatirkan dengan nafas yang sedikit memburu dengan keadaan lengan kiri yang terluka parah ada robekan besar di kaos dan kemeja yang ia kenakan dengan darah yang masih mengalir banyak disana.

Mungkin ia sempat terjatuh dan terjerembab mengenai benda tajam hingga menimbulkan luka yang lumayan dalam.

Anak itu menahan tangis, dan rasa takut sekaligus kala ia lihat sosoknya semakin mendekat.
Dengan menutup rapat mulutnya menggunakan tangan lain yang tak terdapat luka berat disana.
Hanya goresan yang tak seberapa.

Ia memejamkan rapat matanya sambil merapalkan doa agar tuhan berbaik hati padanya meski hanya sekedar pengharapan semata karena ia tahu tak ada satu orang pun yang ada disana selain dirinya dan sosok bayangan hitam yang kini sedang memburunya semakin dekat, mendekat.

"Hyeong, kau dimana?" Jeritnya dalam hati.

"Hyeong tolong, hae takut"
kembali gumaman daei lubuk sanubari itu terlontar dalam ketakutannya.


Air mata dan peluh tak dapat begitu bisa dibedakan kini anak itu semakin ketakutan dibalik tumpukan kotak kayu.
Ia semakin memundurkan tubuhnya secara perlahan kearah tembok kala ia lihat bayangan hitam itu semakin mendekat kearahnya.

Hingga...
"Braakk"
Satu terjangan dari sosok itu membuat setumpuk kayu yang tadinya tersusun rapi kemudian jatuh berserakan.
"Kau tak akan bisa lolos lagi sekarang, anak nakal"

Terkejut!!! Mata anak itu membulat dengan wajah yang sedikit tertekan disana.
Hingga... "hiksss" Satu isak kan lolos dari bibir mungilnya.
Dan disusul kemudian dengan isak kan, isak kan lainnya.

Belum sempat berlari anak itu telah dikejutkan telebih dahulu dengan terjatuhnya benda-benda yang tadi sempat membuatnya tak terlihat dan berusaha menyembunyikan diri.
Tidak ada yang bisa ia lihat saat itu karena pencahayaan yang sangat minim hanya remang dari sinar bulan yang membuatnya bisa melihat samar bayangan seseorang yang kini ada di hadapannya.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang