《Junhoon》

2.5K 238 9
                                    

Woozi pernah bilang tipe idealnya adalah seseorang yang cerdas dan ramah. Ada begitu banyak wanita cerdas dan ramah. Tapi tidak ada satupun orang yang membuatnya merasa itulah kecerdasan dan keramahan yang dia inginkan. Begitulah yang Lee Jihoon, pria manly dari Busan fikirkan. Sampai saat itu...

"Halo.. aku.. tidak suka nasi. Kamu terlihat menyukainya. Ingin nasi tambahan?" Woozi bisa mendengar aksen lucu dan Bahasa Korea yang tergugu-gugu. Dan Woozi bisa mengatakan dia tidak bisa menampik keramahan dari kata-kata gagap itu. Keramahan jenis ini, ternyata masih ada seseorang yang naif seperti ini. Bagaimana jika Woozi menolaknya? Apakah dia tidak akan malu?

"Tidak.." jadi Woozi sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Ah, baiklah. Ku fikir karena kamu terlihat menyukainya, aku ingin membaginya denganmu karena aku pasti tidak memakannya dan itu akan terbuang sia-sia." Ujarnya, Woozi tidak tahu tapi entah kenapa merasa nyaman mendengar suaranya.
"Tidak.. Maksudku kamu tidak salah. Mata yang bagus. Aku memang suka nasi. Sini berikan padaku jika tidak menginginkannya." Dan itulah bagaimana interaksi mereka dimulai. Saat itu Woozi berfikir, keramahan itu mungkin hanya kesopanan dan penghormatan pada makanan, bukan benar-benar untuknya, yah dia memang sulit membuat orang ramah padanya karena dia sendiri tidak begitu ramah pada orang lain. Tapi kemudian orang itu terus menerus menyapanya meski Woozi hanya membalasnya dengan tatapan dan anggukan singkat.

Tanpa sadar Woozi terbiasa dengan aura ramah itu. Itu sebabnya, ketika datang ke orang itu, Woozi tidak memiliki sedikitpun keberatan untuk melakukan skinship, bahkan terkadang dia yang berinisiatif untuk memulainya. Itu bukan salahnya, salahkan orang itu yang menembus dinding pertahanan diri Woozi. Orang ini memutar balikkan pandangan Woozi akan dunia, terutama saat dia menunjukkan pemikirannya. Yah, benar-benar.. membuat Woozi sepenuhnya mengerti konsep lagu debut mereka dulu.

"1+1.. bla bla bla.."

atau

"Aku pernah memelihara banyak binatang.. bla bla bla.."

Ketika sampai pada adu pemikiran, argumen yang dikeluarkannya selalu logis dan rasional, dia mungkin bukan yang palinf jenius yang bisa ditemui Woozi dan lebih sering dari pada tidak, orang ini menjadi kekanakkan. Tapi dia cerdas, dan dia pandai bermain piano juga suka menulis lirik, sesuatu yang sangat sesuai dengan kriteria Woozi.

Orang ini, Woozi tidak tahu kenapa, dia sangat pandai berpura-pura tidak pandai. Ada suatu waktu, mereka berkumpul untuk memutuskan warna dan rasa koktail untuk member yang kita dapatkan. Dan Woozi di sampingnya tahu dia sudah mencari tahu banyak hal, namun saat itu dia berkata,

"Aku memilih apel untuk S.Coups hyung tanpa alasan.." Woozi mendengus, seolah-olah tidak ingin orang tahu betapa dia begitu memperhatikan detail kecil untuk sesuatu yang diberikan.

Jadi, Woozi,

"Tidak, tidak. Dia sebenarnya tahu S.coups dari Daegu dan Daegu terkenal karena apelnya tapi dia bertingkah seperti dia tidak tahu dan membuat perasaan seperti dia hanya kebetulan memilih itu dan itu bukan apa-apa, tidak ada makna dibaliknya.." dan Woozi merasakan senyum canggung dan malu-malu di bibir orang itu.

Woozi hanya ingin dia menyadari akan ada sangat banyak orang yang mencintainya jika dia menunjukkan semua hal yang telah ia sembunyikan. Tapi dia selalu memutuskan untuk tetap bersembunyi. Tidak mencoba untuk terlalu bersinar. Namun, bagaimanapun dia bersembunyi, Woozi yakin, orang yang sekarang ia percaya dan kagumi sampai ke tulang-tulangnya ini akan selalu bersinar dimanapun dia berada.

"Junnie.."
"Ujiii~"
"Tolong.." berhenti merusak pandangan duniaku.
"Datang ke studioku nanti."

"Ah ^_^ okai~ mau sekalian ku bawakan kopi panas?"
"Boleh, terimakasih."
"Sama-sama Ujiii~~"

[COMPLETED] Ideal type! 《Everyone loves Junhui》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang