구. encounter

1.2K 222 44
                                    

◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼ chapter 9, cue!

Daratan Korea Selatan terlihat indah di pandangannya saat ini, berbanding terbalik dengan suasana hati Kim Yohan.

Hangyul yang duduk di sebelah Yohan mendecak kecil. "Hei, mau sampai kapan kau termenung seperti itu? Apa uang saku dari Seungwoo kurang?"

Yohan mendelik tajam. "Berisik, Lee Hangyul."

Hangyul terkekeh lalu kembali diam. Matanya mengecek ponsel yang ada di tangannya. Senyumnya merekah.

Dia baik-baik saja, kan?

Urgh, Hangyul rasanya ingin muntah saja. Song Yuvin dengan segala tingkah menggelikannya.

Tenang saja, bung.
Dia hanya sedikit murung, I guess?

Ada apa?

Nanti juga kau tahu.

Hangyul terkekeh kecil. Seru sekali rasanya mempermainkan dua orang menyebalkan ini.

"Han, kau belum bicara apapun soal rencana kita di pertemuan nanti, kan?"

Yohan mengangguk sekilas. "Untuk apa juga aku repot-repot bilang. Aku saja tidak tertarik untuk datang ke sana."

Bahu Yohan ditepuk keras. "Hei, jangan begitu. Siapa tahu kau bertemu dengan seseorang disana?"

Dahinya mengernyit. "Seseorang apa?"

"Yang bisa membuatmu lupa akan Song Yuvin?"

Sekarang giliran bahu Hangyul yang ditepuk keras, bahkan lebih keras sampai Hangyul yakin bahunya pasti lebam.

"Kalau kau mau ku bunuh bilang saja, tidak usah bertingkah menyebalkan seperti itu, bajingan."

Hangyul yang diperlakukan seperti itu mencibir. "Dasar sensitif."

.

"Jadi benar kau sudah selesai dengan Sohee?"

Yuvin mengangkat bahu tidak peduli. "Kalau kau lupa aku tidak pernah tertarik dengan seorang wanita."

Kepala Yuvin dipukul. "Yah, lalu untuk apa kau sempat memacarinya bahkan tidur dengannya?"

Yuvin menyeringai. "Bersenang-senang, lah. Apalagi?"

"Manusia iblis, memang."

Yuvin menanggapi ejekan Kookheon dengan kekehan congkak. Tangannya kembali menyuapkan daging sapi yang dimasak setengah matang itu ke dalam mulutnya.

"Ngomong-ngomong, jam berapa grup mafia itu landing disini?" tanya Yuvin.

Kookheon meniupkan balon dari permen karet yang dikunyahnya sebelum menjawab. "Katanya jam 4 sore."

"Ah, terlambat sekali." kata Yuvin.

Kookheon mengernyit jijik. "Kenapa kau terlihat seperti menunggu pujaan hatimu datang?"

Yuvin mengangkat bahu. "Ya memang. Aku kan menunggu Kim Yohan."

Kookheon mendecih. "Say the person who admit he's not in love with that person."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ink City / Yuvin x YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang