Mencintaimu || 06

4.7K 377 55
                                    

Warning (15+)

Sasuke memakaikan Hinata pakaian tebal, sehabis percintaan mereka, lelaki Uchiha itu segera menutupi tubuh Hinata hati-hati. Membersihkan beberapa kekacauan. Dan memilih membersihkan diri di kamar mandi.

Air dingin mengalir membasahi tubuh lelaki itu. Kelopak mata Sasuke terpejam. Seandainya Sasuke boleh meminta keinginan, Sasuke berharap waktu berhenti berputar. Sasuke mengusap embun di cermin, memandang dirinya sendiri dengan tatapan hampa. Yah, kenyataannya waktu tidak akan pernah berhenti berputar meski Sasuke sudah memohon begitu sangat. Wajahnya berantakan, lingkaran hitam menghiasi kedua mata, bibirnya kering, Sasuke melirik sendu, kemudian segera berbenah diri.

Langkahnya pasti. Ia menghampiri Hinata, mengecup keningnya dalam. Hinata terlihat begitu lelah sekaligus damai. Wajahnya seperti malaikat, gadis satu-satunya yang bisa membuat Sasuke berprilaku layaknya orang bodoh. Sasuke tersenyum, sorotnya berubah lembut, lelaki itu kembali mencium kedua mata Hinata perlahan. "Aku mencintaimu, Hinata." Jantung Sasuke bergemuruh. Sasuke menelan ludah. "Kau harus baik-baik saja."

Kepala Sasuke kembali berkunang. Sasuke memundurkan diri. Menarik satu jaket hitam kemudian berjalan melewati pintu. Sekali lagi, Sasuke menoleh, senyum kecil terukir manis menatap Hinata yang sama sekali tidak terganggu. Setelah itu, Sasuke berjalan seperti perintah Fugaku---menemuinya di gedung Uchiha.

Suhu tubuh Sasuke turun satu derajat, meski begitu, panasnya masih terasa. Fugaku menunggu, membiarkan Sasuke berjalan untuk menyerahkan diri. Iris dengan warna yang sama itu saling menubruk. Jika diperhatikan seksama, wajah Sasuke terlihat memerah---bukan dalam artian baik, sederhananya berkondisi buruk.

Satu pukulan mengenai rahang, Sasuke jatuh. Napasnya terhembus panas, kedua matanya menemukan tiga orang yang siap menyiksa lelaki itu. Sasuke mengerang terbatuk, tubuhnya meremang. Sasuke sudah membuat keputusan, bahwa dirinya siap menerima konsekuensi yang ada, selama Hinata dibiarkan hidup dengan damai, Sasuke akan menyerahkan semuanya, termasuk menyerahkan hidupnya pada Fugaku.

Sampai, seorang gadis yang sangat dikenali Sasuke didorong paksa. Iris Sasuke membulat, tubuhnya sengaja diinjak, punggung Sasuke ditekan agar tidak bisa melakukan pergerakan, lelaki itu menjerit. "INI TIDAK SEPERTI PERJANJIANMU, BRENGSEK!"

Tanpa iba, Fugaku tidak mengubah ekspresi wajahnya. Ia menyorot lurus.

Hinata diikat dengan rantai. Tubuh yang sudah Sasuke balut pakaian hangat, kini terlihat sobek dan tersingkap, pipi Hinata terlihat lebam disertai sudut bibir terluka---seolah wajah gadis itu dipukul oleh seseorang. Hinata dipaksa berjalan bersama dua orang berbadan besar, leher Hinata pun diberi rantai pengikat seperti hewan peliharaan. Hinata terisak. Aromanya bercampur, walau begitu, Hinata masih bisa mengenali aroma Sasuke samar-samar. "Sasuke...."

Hinata diikat di dinding bercat putih, Sai menampar Hinata kasar, Hinata terhuyung, suara rantai beradu terdengar. "Tunjukkan kekuatanmu, Hyuuga."

Sasuke berteriak melengking. "AKU BERSUMPAH, AKAN MEMBUNUHMU, SAI!" Dirinya kembali dipukul kasar, darah merembes. Lelaki itu terbatuk. Padahal, Sasuke sudah berusaha keras melindungi Hinata, menutupi identitas Hinata sampai menikah dengan gadis itu di gereja. Padahal, Sasuke sudah mencoba untuk tetap membahagiakan Hinata di detik terakhir, mengucapkan kata cinta tanpa henti. Tidak pernah menceritakan sesosok Fugaku agar tidak membebani gadis itu.

Tapi.... mengapa Hinata harus berakhir tersakiti begini? Kedua mata Sasuke memanas, ia mencoba melakukan perlawanan, jarinya diinjak, Sasuke mengerang menghembuskan napas. Suaranya meraung ketika satu tangan belakang lelaki itu nyaris dihancurkan. Sasuke menatap Hinata tersiksa.

Sai tersenyum. Hinata dipaksa kembali berdiri kemudian dilayangkan pukulan kedua. Hinata terbanting ke lantai. Darah memuncrat keluar dari bibir, Hinata tak bisa bergerak banyak, gadis itu mendesis lirih. "Bukannya kau Hyuuga? Aku dengar semua keturunan Hyuuga memiliki kekuatan. Aku ingin melihatnya." Rantai semakin mencekik leher gadis itu setiap kali terjatuh. Tubuh Hinata penuh memar, belum lagi tubuh Hinata terlalu lelah akibat hubungan intimnya bersama Sasuke. Iris Hinata berembun. "Tunjukkan kekuatanmu!" Sai berujar emosi, pukulan ketiga kembali dilayangkan.

Stay With Me Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang