15. ♡」killing session.

12.4K 634 109
                                    

───────•❥❥❥•───────

───────•❥❥❥•───────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

───────•❥❥❥•───────

⸙ ; › ♡ :::
┌──────────╯❞🍰
┊• military au
┊• baku
↳ Yang Jeong-in (양정인) ─18 y.o
↳ Hwang Hyun-jin (황현진)─ 21 y.o
┈┈┈┈┈┈┈┉┉┉┉┉┉┉ ⌑

Kami mendarat di atas tanah lapang ladang gandum yang terbakar sebagian. Bau sangit masih tercium pekat, kepulan asap di beberapa tempat membuat mata terasa perih. Sunyi, tanpa ada tanda-tanda kehidupan. Senjata api sudah dipersiapkan sematang mungkin, cadangannya banyak di kabin pesawat.

Ada kesan menyedihkan tertinggal di permukaan salah satu provinsi yang disinyalir menjadi pusat penyebaran virus— District 9. Dulu adalah daerah dengan penghasil sumber daya alam paling melimpah, perkebunannya subur, sungai nya jernih bahkan selokan pun penuh dengan ikan. Pemasok utama yang meningkatkan pendapatan per kapita negara, memajukan Korea Selatan dan sering mendapat kunjungan dari pemerintah.

Alangkah disayangkan, ambisi berlebih dari salah satu pewaris marga Kim— Woojin, seorang ahli pertanian yang mencoba-coba serum untuk mengembangkan jenis pestisida baru justru melakukan kesalahan fatal, menyebabkan sebuah mutasi gen.

Mulanya hanya kumbang, mulanya hanya belalang sembah atau serangga kecil yang bisa mati dalam satu injakan kaki. Seperti ingin menangis dan marah dalam satu waktu tapi dibungkam kenyataan ketika melihat anggota keluarga nya dimakan hidup-hidup oleh serangga berukuran tiga kalilipat lebih besar dari manusia dewasa, dengan mudah mengunyah tengkorak kepala, menjadikan organ-organ tubuh manusia layaknya camilan segar. Liurnya menetes kemana-mana, menggeliat menjijikkan, ada pula yang bisa terbang.

Kemudian virus itu berkembang, tidak hanya menginfeksi serangga, namun juga hewan-hewan lain bahkan baru-baru ini beberapa manusia juga mengalami mutasi. Mungkin ini adalah akhir dari dunia. Sudah hampir separuh lebih dari bagian dunia yang terinfeksi. Pakar-pakar sejarah, para profesor di bidang kesehatan ataupun mahasiswa saling bekerja sama untuk menemukan penawar virus. Hingga 30 hari lamanya, usaha mereka semua gagal. Masih dicoba ulang dan dicoba lagi. Ujungnya, pemerintah yang sudah frustasi hilang ide. Mengerahkan kesatuan militer untuk membunuh semua hasil mutasi. Mengoperasikan senjata canggih berbasis teknologi yang diimbangi dengan peswat perang paling kuat. Bantuan serupa juga diberikan dari negara-negara lain.


Mereka berjalan mengendap-endap, bersembunyi di balik tanaman gandum yang masih menjulang. Yang berada di paling belakang merasa sangat ketakutan, ketara sekali dari dari genggamannya pada senjata begitu gemetar. Postur fisiknya juga jauh lebih kecil dari anggota militer lain di barisan depan, hingga pada satu titik di mana ia sudah tidak bisa menahan ketakutannya lagi, pemuda itu jatuh berlutut.

“ Jeongin! ”

Semua anggota menengok ke belakang, di sana profesor kecil mereka— Yang Jeongin menangis tergugu, ketakutan.

🖇。𝐍𝐀𝐓𝐔𝐑𝐀𝐋 𝐀𝐏𝐏𝐄𝐓𝐈𝐓𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang