"Maaf oppa, aku lupa memberi kabar pada mu, semalam aku ketiduran.""Hanbin? sekarang dia di kantornya, kau bisa menemuinya di kantor, eummm.."
Jennie mematikan telfonnya, menaruh ponselnya kasar di atas meja, sembari menyeruput cofee yang baru saja ia pesan, ia jadi tak enak dengan bobby karna lupa memberi kabar semalam.
menggerakan tangannya keatas dan bawah, menaruh di depan wajahnya, terasa panas hari ini hingga ia pun sedikit berkeringat, untung saja ia mampir sebentar ke cafe terdekat di kantor hanbin.
"Jennie?."
panggil seorang lelaki yang berada di sampingnya dengan sweater berwarna hitam dan topi, jennie menoleh ketika namanya di panggil, mengangkat alisnya lalu tersenyum ke arah lelaki itu.
"Woah.. mino? kau apa kabar?."
Lelaki yang di sebut Mino oleh jennie itu, segera duduk di kursi kosong depan jennie.
"Baik.. kau apa kabar? ku dengar kau sudah menikah ya?."
"Aku baik, euummm iya.." balas jennie dengan anggukan kecil.
"Wahh.. aku penasaran lelaki seperti apa yang bisa mendapatkanmu."
"Haha, memangnya aku susah di dapat?." tertawa kecil sembari menepuk pelan meja.
"Sepertinya sih begitu hahaha.." mino yang ikut tertawa bersama jennie menjadikan matanya hilang.
"Euumm, omong omong, bagaimana hubungan kau dengan irene?."
"Semua berjalan dengan lancar, seperti biasa dia lebih mementingkan pekerjaannya."
Menepuk pelan pundak mino, lalu mengangguk kecil mengerti. "Aku yakin kau dan irene bisa segera menyusul ku."
"Hahaha.. tidak usah terlalu memikirkan itu, eummm, jadi sekarang kau ada yang nemenin dong?."
Tersenyum kecil, mengalihkan pandangannya dari mino lalu menyeruput cofe'nya. "Ya.. kurang lebih seperti itu lah.."
"Ada apa? kau terlihat tidak bahagia."
Kembali menatap mino, menampilkan senyuman yang lebar menandakan jennie adalah wanita tegar. "Aku hanya belum menemukan kebahagiaan."
"Kalau ada masalah kau bisa ceritakan pada ku, aku akan mendengarkan." ujar mino dengan senyuman teduh.
Lagi lagi tersenyum lebar hingga matanya tak terlihat, jennie benar benar wanita yang strong, tetapi tak bisa di pungkiri bahwa hati'nya kini hancur karna harus terus berpura pura bahagia.
✨-✨
"Jadi bagaimana? kau mau ikut?."
Menatap kasar bobby yang kini berada di hadapannya, duduk dengan santai, mengangkat kakinya seperti boss besar.
"Bagaimana apanya?." balas hanbin datar.
"Ayolah.. kau seperti robot saja, kita ini manusia, kau harus beristirahat sebentar." bobby membenarkan posisinya dan kini menghadap hanbin.
"Ck! aku ini bukan kau." berdecak kesal lalu mengangkat satu alisnya.
"Heii! gini gini aku lebih tua dari mu!." omel bobby.
"Kalau jawaban ku 'mau' apa kau akan pergi dari hadapanku?."
"Euummm, kalau aku bisa menginap di sini mengapa tidak?." balas bobby dengan muka absurdnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get married
Fanfiction"Walaupun kita menikah paksa, setidaknya aku ingin kita akur." "Kenyataannya aku membencimu! itu tidak akan pernah berubah, Jalang!." "Hei! aku bukan jalang! jangan asal bicara!." 🕊- Seberapa pun kau membenciku, aku adalah wanita yang harus terus...