06. Be a good wife

1.9K 148 1
                                    


"Aku akan mengabarimu nanti ketika hanbin sudah sampai rumah, baiklah sampai jumpa."

Mematikan telfon tersebut, kini jennie sedang bersantai di sofa ruang tengah sembari menonton acara variety show, mulutnya tak henti mengunyah snack sedari tadi, sembari menunggu hanbin yang tak pulang pulang sedari tadi, membuatnya tak sadar perlahan tertidur di sofa.

Seorang lelaki membuka pintu mobilnya, memasuki rumah dan beranjak menuju kamar, langkahnya terhenti saat melihat jennie tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala, berdecak kesal lalu menghampirinya.

Menyenggol pelan lengan wanita tersebut, namun tak ada jawaban dari jennie, sepertinya ia sudah tertidur pulas. dengan cuek hanbin membiarkan jennie tertidur di sofa, mematikan televisi yang menyala terlebih dahulu.

Langkahnya terhenti saat sudah setengah jalan, menoleh kembali melihat kebelakang, jennie yang memeluk kakinya sendiri merasa kedinginan, hanbin yang melihat pun mulai berdecak kesal karna jennie terlalu merepotkannya.

Tak tega membiarkan jennie seperti itu, hanbin kembali menghampiri sofa dan meraih tubuh mungil jennie yang memakai tsirt berwarna hitam polos dan celana panjang biasa, hanbin menggendongnya dengan perlahan menaruh jennie di ranjang dengan sangat hati hati.

Matanya tak henti hentinya menatap lekat wajah wanita di hadapannya kini, dengan rambut yang halus dan panjang, mata yang terpejam membuatnya semakin polos, bibirnya yang seksi, dan pipinya yang chubby, membuat hanbin menggeleng sesaat, menjauhkan matanya dari wajah jennie. Lebih tepatnya, mengusir rasa sungkan pada dirinya untuk bersikap baik pada Jennie. Karna rasa itu tak'kan surut, bahkan sampai wanita itu pergi dari hidupnya.

✨-✨

Pagi menyapa, matahari bersinar dengan terang mengintip dari hordeng jendela, lalu jennie terbangun dari tidurnya menatap aneh sekitar, jennie yang merasa dirinya semalam tertidur di sofa kini merasa bingung karna sudah berada di kasur.

mengucek matanya lalu bersender pada tiang kasur, beberapa kali menguap dan menghembuskan nafasnya, berdiri dari kasurnya membuka pintu kamar dengan perlahan, berjalan pelan menuju kamar hanbin.

Jennie hanya berdiam diri di depan pintu kamar hanbin, tanpa mengetuknya atau memanggilnya, dengan ragu ia mengetuk pintu hanbin dengan pelan, dan segera terbuka, hanbin yang sudah siap dengan pakaian kerjanya menatap jennie malas. "Minggir."

Jennie memberikan jalan hanbin, lalu menoleh kebelakang. "Semalam kau tak membangunkanku?."

Hanbin meminum susu yang ia ambil dari kulkas. "Untuk apa?."

menghampiri hanbin yang berdiri di depan meja makan lalu memegang bangku di sampingnya. "Kau yang memindahkanku?."

Hanbin menoleh manatap wajah baru bangun jennie, dengan berdecih pelan, lalu mengacuhkannya.

"Terserahlah, ntah kau ataupun hantu sekalipun aku berterimakasih karna sudah memindahkanku."

hanbin mengambil kunci mobil yang ada di atas meja ruang televisi lalu kembali mengambil tas di meja makan.

"Kau tak sarapan lagi?."

laki laki itu berhenti dan menoleh ka arah jennie. "Kau saja terlambat!."

"Baiklah kalau begitu, aku akan membuatkan bekal."

Hanbin berjalan mengacuhkan jennie, di ambang pintu ia mendengar jennie berbicara. "Kalau tak mau, aku akan mengantarkan bekalmu ke kantor."

Dengan cepat hanbin menghampiri kembali jennie yang masih berdiri di depan meja makan. "Tidak! tidak usah sok perhatian denganku! bersenang senang saja dengan teman teman jalangmu itu!."

Jennie melihat malas hanbin, sudah tau betul bahwa hanbin akan memaki diri'nya, tetapi matanya terfokus pada dasi hanbin yang terlihat berantakan, dengan cepat jennie membenarkan dasi tersebut, membuat hanbin terkejut dan menatap lekat wajah yang tadi malam ia hindari. "Walau kau memanggilku jalang, tetap saja aku istrimu yang harus mengurusmu." seru'nya sembari membenarkan dasi hanbin.

"Kau mau datang kekantor dengan dasi yang berantakan seperti itu? isshh sangat tidak disiplin." gumam jennie lagi, selesai dengan dasinya lalu membenarkan jas yang di pakai hanbin dan menatapnya tajam.

"Selesai, silahkan berangkat, aku akan kekantormu sebelum makan siang." Final Jennie, lalu ia mulai beranjak pergi tetapi terhalang karna hanbin menggenggam erat tangan jennie.

"Jangan pernah berani datang kekantorku!." bentaknya dengan mata yang hampir menampakan bola matanya.

Sekalinya hanbin mengasari jennie, itu sama sekali tak berpengaruh lagi untuk jennie, karna sudah terbiasa, ia menepis tangan hanbin kasar membalas tatapan tajamnya. "Terserah."

✨-✨

Hanbin berdecak kesal dan menghela nafasnya kasar, menyenderkan tubuhnya pada kursi, memejamkan matanya relax. Berharap jennie tak bersungguh sungguh akan ucapannya, telefon kantor yang berdering membuat hanbin memaki maki dalam batinnya.

"Hallo, ada apa?." tanya nya dingin masih dengan mata terpejam.

"Ada nyonya jennie di bawah sajangnim, ingin bertemu dengan sajangnim."

Membulatkan matanya, dengan reflek hanbin berdiri seketika, menaruh tangannya di pinggang. Memijit pilipisnya sebelum mengizinkan perempuan itu untuk masuk kedalam ruangannya, "suruh dia ke ruanganku."

mematikan telfon sepihak, kembali duduk berusaha tenang, melipat kedua tangan di atas meja sesekali bermain dengan beberapa pulpen di sana, hanbin terlihat sangat marah kini.

Pintu terbuka, terlihat jennie tampil dengan cantik, dengan tsirt di lapisi jaket jeans over size dan celana hot pants nya, ntah mengapa terlihat sangat imut di tubuh mungil milik jennie kim itu, berjalan mendekat ke meja hanbin dengan senyuman, lalu duduk tapat di hadapan hanbin, memberikan bekal yang tadi ia janjikan, dengan tempat berwarna pink muda.

"Kau menungguku lama ya?." Ucap Jennie, lalu membuka'kan beberapa makanan yang ia bawa.

Lagi lagi hanbin berdecak kesal.
"Beraninya kau!."

Jennie menaruh satu bekal masakan yaitu nasi goreng di hadapan hanbin, ia mengetahui kalau hanbin sangat menyukai nasi goreng, info itu ia dapatkan dari rose pasti june yang memberi tahunya, dengan senyum puas jennie lontarkan pada hanbin. "Kau tak mungkin nolak, kan?."

Berdecih pelan, di barengi dengan tawa meremehkan, hanbin kembali menatap nasi goreng itu dengan detail, berfikir bagaimana jennie bisa mengetahui favoritenya. "Apa yang kau mau?."

Mengangkat alisnya bingung. "Maksudmu?."

"Untuk apa kau datang kesini? kau mau uang?."

jennie menirukan tawa remeh hanbin, sembari melipat kedua tangan di depan dada'nya, menatap hanbin intens. "Tidak bisa'kah kau berhenti bicara omong kosong lalu habiskan makananmu?!."

"Bawa kembali masakanmu, dan segera pergi dari ruanganku."

Menghela nafasnya kasar, jennie dengan sangat tiba tiba berdiri dari kursi lalu menatap hanbin dengan malas. "Baiklah aku akan pulang, habiskan makananmu, makanan di luar tidak sehat."

Berbalik, melangkah'kan kakinya menjauh dari meja hanbin, kemudian jennie yang kini berada di depan pintu, membalik'kan kembali tubuhnya. "Kalau tidak abis, aku akan terus datang ke kantormu."







To be continued

Get marriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang