2. Dalam Rinai

59 22 0
                                    

🌼

[975 word]
Don't forget to voment

Tiba-tiba, suara derap langkah terdengar. Putri segera menarik tanganku dan membawaku keluar kantin, tanpa membeli makanan sedikitpun. Oh, Tuhan! Ada apa lagi dengan Putri?

"Kenapa sih, Put? Kenapa narik-narik? Kan belum beli makanannya," tanyaku setelah kami sampai di depan kelas.

"Ada orang gila!"

Hah? Apa katanya? Orang gila? Ish, mana ada orang gila sekolah!

"Lo kabur karena ada manusia kayak lo?"

"Ish, masa tega sih temannya yang cute, beautiful, dan ngangenin kayak gini malah di samain sama orang gila? Sebel," dumelnya sambil memajukan bibir, uhhh jadi gemes pengen … masukin ke karung terus buang aja ke segitiga bermuda.

"Ih, Puuut! Padahal gua ketemu pangeran gua, tau!"

"Pangeran lo? Oh, yang tadi mau bikinin batagor?"

Heh? Itu mah Kang Asep penjual batagor kali!

Mendengar ucapan Putri tadi, Grissela melebarkan matanya, "Put, baku hantam, ayo!"

"Hahaha, ya ampun, Griss. Lo sih, lucu! Emang mana sih pangeran lo itu? Gua pengen tau," tanya Putri sambil mengedarkan pandangannya.

"Ih, kan apa kata gua tadi! Gua ketemu dia di kantin dan harusnya sekarang gua lagi ngomong sama dia, lo malah bawa gua kabur. Dosa, Lo! Ngejauhin orang dari jodohnya," jawabku sedikit emosi. Lah, bagaimana tidak emosi, saat sebentar lagi kau akan menggapai pujaanmu dan malah terhalang karena seseorang membawamu pergi.

"Sans dong, Griss! Gua kan enggak tau, lagian dia sekolah di sini, kan? Udah, nanti juga ketemu lagi." Hmm … benar juga, ya sudah. Semoga dan sampai bertemu lagi, Tuan!

"Ya udah, iya! Gua laper nih, mana tadi batagornya?"

"Hehehe, gua lupa enggak beli batagornya. Gua ke toilet dulu, ke belet! Babay, Griss," ucapnya cepat dan langsung berlari saat melihat wajah geramku. Ish, aku benar-benar kesal! Jodoh, enyah! Batagor, enggak jadi di kunyah!

"Putri! Jangan kabur, Lo!"

❄❄❄

Bel pulang telah lama berbunyi. Namun, Grissela masih enggan meninggalkan kelasnya. Dia masih duduk nyaman dengan notebook yang berada di hadapannya. Jarinya setia menari, merangkai kata atas segala kegundahannya.

Ada hati yang telah aku jatuhi

Selalu ingin dekat, 'tak dapat kujauhi

Entah ini tepat ataupun salah

Hati ku'tak bisa mengelak, kian jatuh telah

Dunia kuseakan berporos padanya

Ingin bertegur 'tuk bertanya

Ataupun hanya sekedar menyapa

Mendengar alunan merdu saat ia bicara


Jakarta, 14 Juli 2019
Gr_

Terdengar helaan nafas darinya, Grissela berhenti mengetik. Ia menutup notebook-nya, kian menatap jendela. Tidak hanya hatinya, ternyata semesta pun berubah sendu.

RetisalyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang