5. Insiden Kantin

35 13 2
                                    

🌼

[1348 word]
Don't forget to voment

🌼



"Griss, nanti beli peralatannya bareng, ya?"

Grissela memandang Putri heran. Putri yang mendapat pandangan tersebut langsung memincingkan matanya.

"Jangan-jangan ... lo enggak merhatiin pas apel tadi, ya?"

Grissela hanya cengengesan karenanya. Suruh siapa ketua osis itu mengalihkan perhatiannya, ya, gini deh jadinya.

"Hehehe, gua ngelamun pas di lapangan. Jadi, enggak merhatiin deh tuh pidato panjang lebar selebar jidatnya Pa Jenong -sebutan bagi guru fisika-."

"Gila, Lo! Persyaratan sebanyak itu dan lo gak catat satupun?" Grissela menggeleng dengan polosnya. Putri hanya menghela nafas melihatnya, alamat punya sahabat cantik-cantik lemot kaya gini.

"Ya udah, nanti gua main ke rumah Lo, sekalian kita beli persyaratannya."

"Emang persyaratan buat apaan sih?" Grissela kesal sendiri, bagaimana tidak? Pasti nanti dia harus ribet, kesana kemari mebawa alamat, eh, malah nyanyi.

"Mau ada camp, kita wajib ikut dan ngelaksanain semua peraturannya. Ya udah sih, ngikut aja, Griss."

"Iya dah iya, ayo masuk kelas!" Grissela menarik tangan Putri menuju kelas.

🌼🌼🌼

"Put!"

"Hmm?"

"Put, buka mata dong! Gua kebelet pipis, nih!" Grissela berbisik sambil menggoyangkan badan temen sebangkunya ini.

"Ah, gua ngantuk." Ingin rasanya Grissela menjambak rambut Putri karena kembali menutup matanya.

"Ayo dong, Put! Gua enggak kuat nahan!" Grissela sedikit berteriak saat mengucapkan itu.

"Pergi sendiri enggak bakal buat kepala lo hilang."

"Ish, ya udah!" Grissela bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi.

Percayalah, ini dia alasan kenapa perempuan selalu berbondong-bondong ke kamar mandi; untuk menggosip. Tak jarang 4 sampai 5 orang teman yang mengantar, sedangkah hanya satu yang akan membuang, sisanya bercermin ataupun mengobrol. Seperti sekarang yang Griss lihat, ada 2 perempuan yang berpakaian ketat serta ukuran rok yang sepantasnya di pakai anak SD.

"Huft, kenapa Ras itu harus ganteng?"

Ras? Ka Rasya? Eh, kenapa dia yang jadi bahan perbincangannya?

"Biasa aja tuh, lo nya aja yang kegilaan sama dia. Inget, dia udah nolak lo berapa kali!"

"Ish, mulut lo itu kurang diamplas, ya Mir?"

"Yee, itu fakta kali!"

"Heh, Lo! Kenapa ngeliatin kita mulu?" Grissela yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka pun terperejat karena mendapatkan pertanyaan bernada tak bersahabat itu.

"A-anu, Ka, bukan apa-apa. Maaf, ya! Saya keluar kalo begitu," pamit Grissela sambil langsung melangkahkan kaki keluar.

"Aduh gila! Kenapa coba tadi gua ngeliatin mereka? Ish, kan jadinya kaya gini! Malu, mau di bawa kamana muka gua yang mirip Irene Red Velvet ini!"

RetisalyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang