Chapter 22

320 23 0
                                    


"Apa?! Jadi kau..."

Seketika Eunha dan Eunwoo membalikkan badannya dan mencari sumber suara.

"Yu- Yuju..." gumam Eunha. Dengan cepat Eunha berlari mendekati Yuju, mencoba untuk menjelaskan agar ia tidak marah atau bahkan membencinya.

"Jamkkanman, Yuju-ssi!!!" teriak Eunha ketika melihat Yuju berbalik dan mulai menuruni anak tangga. Eunha terus berlari dan akhirnya bisa menyusul Yuju. Dengan cepat ia meraih tangan kanan Yuju dan membuatnya berbalik menatap Eunha.

Eunha tak tega ketika melihat Yuju menangis, matanya kini mulai memerah, sungguh ia tak sanggup melihat sahabatnya merasa hancur seperti ini, terlebih lagi ini karena dirinya sendiri.

"Yuju, jeongmal mianhae..." ucap Eunha lirih. Namun ucapan Eunha bagaikan angin lewat di telinga Yuju. Melihat Yuju yang seperti ini semakin membuat Eunha tak bisa memaafka dirinya sendiri.

"Yuju-ssi,, jeball..." lirih Eunha sambil memeluk Yuju. Yuju hanya diam tak menanggapi Eunha sedikit pun, bahkan Eunha merasa jika kini ia sedang memeluk patung.

"Sudahlah." ucap Yuju kemudian segera melepas pelukan Eunha. Sekilas Yuju menatap Eunwoo yang kini tengah berada di anak tangga teratas, kemudian ia segera berlalu tanpa melirik Eunha sedetikpun.

Eunha berniat menyusul Yuju, namun tangan kekar Eunwoo sudah lebih dulu meraih pergelangan tangan Eunha, sehingga membuatnya berbalik dan menatap Eunwoo.

"Waeyo?"

"Sudahlah, biarkan dia sendiri dulu. Nanti setelah dia tenang, kau bisa bicara dengannya." dirasa ucapan Eunwoo memang pilihan terbaik, akhirnya Eunha hanya mengangguk kecil menanggapi Eunwoo. "kajja."

Eunha dan Eunwoo kembali ke kelas karena waktu makan siang sebentar lagi akan berakhir. Eunha hanya mengekori Eunwoo dengan tangannya yang digenggam erat oleh orang yang ia cintai. Ia sudah tak peduli dengan lingkungan sekitarnya, terserah saja mereka akan bicara apa, biarkan masalahnya semakin rumit.

Setibanya di ambang pintu kelas, Eunha akhirnya melepaskan kontak fisiknya dengan Eunwoo, dan berjalan begitu saja menuju bangkunya. Ia sudah benar benar tidak mood untuk belajar, mencatat materi, dan mendengarkan penjelasan yang terasa membosankan. Pikiran Eunha hanya berputar putar disitu saja, memikirkan bagaimana marahnya Yuju saja sudah membuatnya cukup pusing, apalagi harus ditambah dengan pelajaran fisika seperti ini. Rasa rasanya kepala Eunha ingin meledak.

Eunha rasa lebih baik tidak mengikuti pelajaran untuk hari ini. Tidak masalah, hanya untuk hari ini saja, ia bisa menyusulnya nanti. Eunha menunggu kedatangan Park seongsaegnim untuk meminta izin, dan semoga saja akan di izinkan.

Eunha menatap pintu kelasnya, berharap jika Park seongsaegnim akan segera datang, ia sudah tak tahan karena suara bising di kelasnya. Eunha menghembuskan nafasnya berat dan saat itu juga orang yang dinanti nanti Eunha membuka pintu kelasnya.

"Selamat siang semua." Sapanya kemudian segera berjalan ketempat duduknya. Begitu melihat gurunya sudah duduk, Eunha langsung berdiri.

"ssaem." panggil Eunha. Park seonsaengnim menoleh, dan menatap Eunha.

"Ya, Eunha."

"Saya mau izin untuk kembali ke asrama, saya merasa kurang sehat." ucap Eunha, Park seongsaegnim memperhatikan Eunha, dan wajah Eunha nampak pucat.

"Gwaenchanha?" tanya Park seonsaengnim khawatir. Beliau memang guru yang sangat baik, ia bahkan akan sangat khawatir terhadap muridnya yang sakit atau terkena musibah. Sungguh sangat luar biasa.

Rough-(Gfriend X Astro)  END!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang