➳ "Kak?"
"Jangan ganggu dulu ya Lix, kakak sibuk."
Felix mengerucutkan bibir, sebal. Sibuk apanya?! Sejak kembali dari kampus, kekasihnya itu hanya memandangi dokumen microsoft word yang terbuka di laptopnya dengan tatapan hampa. Felix jadi kasihan, tapi kesal juga. Wajar, sih. Pasti skripsinya baru disuruh revisi lagi. Tapi sampai melewatkan makan malam dan sesi cuddle bersamanya, apa tidak kelewatan?
Felix beranjak ke dapur mereka, memasak satu cup mie instan dan membawanya ke hadapan Chan, duduk di sofa seberangnya dan meniup-niupkan uap mie ke arahnya.
Chan menoleh padanya, Felix kira dia akan meminta makanan tersebut karena dia melewatkan makan malam tadi, atau memarahinya yang memakan mie instan lagi padahal luka bekas jahitan operasi usus buntu juga belum hilang sepenuhnya di perutnya.
"Lix, makannya di ruang makan aja ya sayang. Ganggu."
Felix mengerjap, nyaris berteriak kesal. Namun akhirnya menurut juga, pemuda itu bangkit berdiri, menaruh begitu saja cup mie-nya di atas meja ruang tamu.
"Jangan tidur kemaleman, kak." Dia menunduk untuk mengecup pipi Chan yang masih berkutat dengan laptopnya. "Kasurnya dingin kalo nggak ada kakak."
Chan hanya berdehem, dan Felix mengerucutkan bibir lagi ketika menyadari ia diabaikan. Maniknya menatap sinis pada jemari kekasihnya yang bermain di atas keyboard laptop, kemudian menghela nafas setelahnya.
Di kamar dia tak langsung tidur, malah berbaring di atas ranjang dengan tatapan kosong memandangi langit-langit. Berguling-guling dari sisi ranjang ke sisi lainnya, sesekali meraih ponselnya hanya untuk membuka lockscreen dan menguncinya lagi.
Iya, se-kurang-kerjaan itu dia.
Felix menghembuskan nafas kesal dan meniup poninya sendiri untuk entah yang ke berapa kalinya. Manik pemuda itu melirik jam dinding yang menampilkan pukul setengah satu pagi dan memutuskan untuk kembali ke ruang tamu, melihat keadaan kekasihnya.
Felix berekspektasi dia akan melihat Chan yang tertidur di depan laptop, namun yang ada malah kekasihnya itu masih memandangi laptopnya, menambahkan atau mengurangi kata-kata yang tertera di dokumennya.
Berusaha menjadi kekasih yang suportif, dia kembali ke dapur dan membuatkan segelas kopi untuk menemani mas pacar. Tidak susah, mereka punya mesin drip coffee, jadi Felix yang tak bisa masak apapun selain mie instan pun tak perlu membakar dapur.
"Kalau mau begadang at least siapin makan, kak." Dia menaruh tray berisi segelas kopi dan setoples cookies di samping laptop Chan, setelah sebelumnya menyingkirkan cup mie instannya tadi, bukti bahwa kekasihnya tak bangkit sama sekali dari tempatnya. Chan itu tidak suka melihat sesuatu tidak berada pada tempatnya, jadi seharusnya bekas cup mie Felix sudah berakhir di tempat sampah jika dia memberi perhatian pada sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Énouement +Chanlix
Короткий рассказCuma keseharian produser Chan dan pacarnya yang selebgram terkenal, Felix. Dibingkai dalam sebuah aplikasi merah yang mendunia.