Eps. 2

1.5K 145 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok Tok

"Biar aku saja Bi"

"Tidak usah Tuan pasti itu anak saya"

"Yuna?"

"Iya Tuan"

"Tak apa, biar aku saja"

Jeongin melangkah ke pintu apartement-nya, dia baru saja pulang dari kampusnya dan sedang makan siang juga nanti sore Bibi akan pergi meninggalkan Jeongin dan anaknya yang bernamakan Yuna.

"Permisi"

Jeongin menatap dari bawah sampai atas kepala ketika melihat sosok menggemaskan di hadapannya sekarang.

"Yuna ya?"

Yuna hanya tersenyum dan mengangguk.

"Perkenalkan saya Yang Jeongin"

Yuna membalas jabatan tangan tersebut.

"Saya Yuna"

"Baiklah ayo masuk"

Jeongin menggeser tubuhnya memberi ruang agar Yuna masuk kedalam apartement megahnya.

"Sangat menarik"

Jeongin memiringkan senyumannya ketika melihat punggung Yuna berjalan menghampiri sang Ibu.

"Sangat bagus!"

Jeongin menutup pintu lalu berjalan melewati 2 wanita itu yang sedang bercengkrama, sesekali Jeongin melirik Yuna yang sangat cantik menurutnya.

Sekarang Jeongin sendiri karena Bibi membawa anaknya untuk berkeliling dan menceritkan apa saja yang akan dilakukan oleg Yuna.

Setelah selesai dengan makannya, Jeongin duduk di sofa ruang keluarga dan menyetel acara televisi yang di temani beberapa cemilan di meja.

"Tuan"

Jeongin menoleh ke samping melihat Yuna dengan cengirannya.

"Tidak usah panggil Tuan kita hanya berbeda satu tahun"

"Maaf Tuan tapi kata Ibu, saya harus memanggil anda seperti itu"

"Jeongin saja dan aku tidak menerima bantahan"

"Baik Jeong"

Jeongin tersenyum yang sangat sulit di artikan untuk Yuna.

"Ada apa?"

"Hemm kata Ibuz kau harus ke perpustakaan sekarang"

Jeongin melirik jam di tangannya lalu mengangguk.

"Baiklah ayo temani aku"

"Ta-tapi aku harus membantu Ibu di belakang"

"Tidak usah aku akan memberitahunya"

Jeongin dengan sengaja menarik tangan lembut itu untuk menuju dapur.

"Bi, Yuna akan ikut aku ke perpustakaan"

"Baik Tuan dan maaf sepertinya setelah ini saya akan segera pergi"

"Ibu"

"Yuna hanya sebulan"

Jeongin menatap Yuna yang berada di sampingnya.

"Baiklah"

"Jangan berbuat masalah dengan Tuan Jeong, Yuna"

Yuna hanya mengangguk.

"Bagus! cepat temani Tuan di perpustakaan"

Yuna sekali lagi mengangguk.

"Bi aku tinggal ya?"

"Iya Tuan"

Jeongin kembali menarik tangan Yuna menuju perpustakaan yang berada di dalam kamarnya.

"Ini kamarku dan pintu berwarna putih itu perpustakaan sedangkan pintu berwarna hitam itu ruang belajarku"


Yuna mengangguk mengerti.

"Ayo!"

Yuna sedari tadi hanya menatap tangannya yang di genggam oleh Jeongin.

"Wow!"

Jeongin terkekeh lalu melepaskan genggamannya membiarkan Yuna mengedarkan pandangannya.

"Sangat bagus dan rapih"

Yuna menyentuh buku-buku yang dapat ia sentuh lalu mengusap pelan.

"Yuna kemari"

Dengan senyuman Yuna menghampiri Jeongin yang sudah duduk di sofa panjang.

"Iya Jeongin?"

Jeongin tersenyum lagi, tetapi kali ini dia menyampirkan rambut Yuna kebelakang telinganya lalu beribisik.

"Selamat datang di rumahmu"
.
.
.
.
.
Bersambung...

Obsession 'Yang Jeongin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang