Eps. 15

851 72 0
                                    

"Ingin berbelanja bulanan?"

"Sepertinya iya"

Yuna menutup pintu kulkas lalu menhadap ke arah Jeongin yang sedang bersandar di dinding dapur.

"Ayo kebawah"

"Tak apa aku sendiri saja"

"Jangan melawan"

"Ck! baiklah"

"Tunggu di sofa, aku akan mengambil dompet"

Yuna mengangguk lalu berjalan menuju sofa.

"Kenapa masih sakit~"

Yuna memegang pinggul dan pahanya.

"Sialan!"

Yuna mencebik bibirnya kebawah ingin menangis tetapi tidak mungkin karena dia akan pergi kebawah.

"Kenapa?"

"Tidak ada"

Jeongin menatap Yuna dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

"Ayo!"

Mereka berjalan menuju lift lalu masuk ketika pintu besi itu terbuka.

"Besok harus kuliah"

"Iya"

"Belanja apa aja ya?"

"Terserah"

Yuna mendengus sebal lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Menyebalkan"

Jeongin menoleh ke samping dengan wajah datarnya.

"Apa yang kau katakan?"

"Menyebalakan!"

Setelah itu Yuna pergi meninggalkan Jeongin yang masih berada di dalam lift.

"Tunggu"

"Lambat"

Jeongin memutar bola matanya malas lalu dia mempercepat langkah kakinya dan menarik tangan Yuna.

"Awww sakit~"

"Diam!"

Yuna menciut dia pasrah dengan tangan yang di cengkram kuat.

"Ini terlalu kuat Jeong"

Jeongin tak bergeming, dia masih menatap lurus kedepan melihat orang yang berlalu lalang.

"Jeong ini terlal-"

Ucapan Yuna terpotong karena Jeongin merengkuh pinggangnya dari samping membuat tubuh Yuna menempel dengan Jeongin.

"Jangan berisik!"

Yuna mengoceh dengan bibirnya yang ia majukan mempraktikan perkataan Jeongin dengan suara pelan sedangkan Jeongin berusaha mati-matian agar tidak melahap habia bibir itu.

'Sialan! Lihat saja nanti!' batin Jeongin.

Mereka berdua sampai di Giant, lalu Yuna mengambil trolley dan mendorongnya  yang diikuti dengan Jeongin di belakang.

"Ini"

"Ini"

"Ini"

"Dan ini"

Yuna mengambil daging, telur, sayur-sayuran serta buah lalu di masukan kedalam trolley dan kembali di dorong untuk mencari bahan yang lain.

"Jeong kamu ma-isshh"

Yuna menghentak-hentakan kedua kakinya kesal karena Jeongin menempel dengannya dari belakang, dengan dagu yang di taruh di puncak kepala Yuna dan kedua tangan yang menggenggam tangan Yuna yang masih setia mendorong trolley.

"Berat"

Jeongin diam, mata rubahnya itu menoleh kesana kemari mencari barang yang menurutnya menarik.

"Jeong be-"

"Sekali lagi berisik aku akan melucuti pakaianmu disini Yuna"

Jeongin berbisik seperti itu tepat di telinga Yuna membuat Yuna menegang dan merinding.

Jeongin menyeringai lagi lalu kembali mendorong keranjang beroda itu dengan Yuna yang masih dia kukung di depan.

Sekitar 2 jam mereka selesai lalu Jeongin membawa 2 kantung besar dengan Yuna yang memegang dompet dan ponsel Jeongin.

Ting!

Yuna melihat notifikasi dari ponsel Jeongin ada 2 pesan disana di waktu yang bersamaan dari Felix dan nomor tak dikenal.

Felix
Je

08×××××××××××
Jeong

"Siapa ini?"
.
.
.
.
.
Bersambung...

Obsession 'Yang Jeongin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang