Eps. 4

1.3K 122 10
                                    

Pintu terbuka lebar begitu saja, mata setajam rubah itu mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang di dalam sana dengan wajah datarnya.

Tas kecil Jeongin yang hanya berisi 1 buku ia lempar ke sofa begitu juga dengan ponselnya kemudian dia pergi ke arah dapur.

Seulas senyum sangat kecil terlihat di sana ketika Jeongin melihat tubuh kecil di hadapannya sedang memotong sayuran, tapi sepertinya wanita itu memotong asal.

Dengan langkah besarnya Jeongin menghampiri Yuna lalu memeluknya dari belakang secara tiba-tiba.

"Awww ssshhh~"

Jeongin membalikan tubuh Yuna lalu melihat jari telunjuk Yuna.

"Apa yang kau lakukan?"

"Seharusnya aku yang menanyakan hal itu sialan!"

"Sialan katamu?"

Yuna seketika sadar, dia langsung menarik tangannya dari Jeongin dan memasukannya kedalam mulut berusaha untuk memberhentikan aliran darah, tetapi Jeongin menangkap hal itu dengan salah, dia malah berfikir bahwa Yuna menggodanya.

Jeongin menarik tangan Yuna agar terlepas dari mulutnya lalu menahannya dengan kuat.

"Jeongin maaf tadi aku tidak sengaja"

"Kau sudah tidak sopan karena mengumpati Tuan-mu sendiri?"

Yuna bergidik ngeri dengan ucapan dingin Jeongin apalagi wajah tampan itu semakin mendekat, membuat Yuna reflek menahan dada Jeongin yang terbalut kaus hitam dan jaket.

"Maaf Jeongin aku tidak sengaja aku terkejut karena kehadiranmu"

Jeongin menarik Yuna lalu memeluknya, menghriup aroma Yuna dengan kuat bahkan Jeongin sampai terpejam dan menghela nafas.

"Balas pelukanku"

Tidak mau membuat Jeongin marah akhirnya Yuna membalas pelukan Jeongin, menariknya agar lebih mendekat dan menempel.

Yuna memejamkan matanya, membiarkan air mata itu lolos begitu saja ketika Jeongin menenggelamkan wajahnya di leher jenjangnya.

"Jeong"

"Hemmm"

"Jangan, aku mohon"

Jeongin semakin mengeratkan pelukan Yuna dan semakin gencar menghirup dan menghembuskan nafasnya.

"Katakan hukuman apa yang pantas untukmu?"

Yuna diam, jujur pelukan Jeongin sangat hangat dan nyaman bahkan dia bisa mendengar detak jantung Jeong yang beraturan.

"Ayo jawab atau aku yang langsung memberimu hukuman?"

"Aku bingung"

Jeongin menarik sebelah sudut bibirnya.

"Baiklah aku tau apa yang pantas untukmu"

Jeongin melepaskan pelukannya lalu menatap Yuna yang sedang menunduk, dengan pelan dan lembut Jeongin menarik dagu Yuna agar bertatap dengannya.

"Aku belum merasakannya"

Mata Jeongin tertuju dengan bibir kecil Yuna, dia sedikit mengusapnya dengan ibu jari.

"Jangan hukum aku seperti itu Jeong"

"Lalu apa?"

Yuna diam, dia menatap mata rubah itu.

"Kau tidak tahukan?"

"Ingat Yuna setiap kau memaki, mengumpat, bahkan memarahiku, aku akan menghukummu seperti ini"

Jeongin memiringkan kepalanya ke kanan lalu mengecup bibir Yuna membuat Yuna mencengkram pinggang Jeongin.

Sekarang Jeongin sudah melumat bibir bawah Yuna dengan lembut bahkan Yuna melemas, seluruh badannya seperti tak bertulang.

Jeongin yang langsung menggendong Yuna, mendudukannya di corner dapur membuat Yuna mencengkram kedua bahu Jeongin.

Yuna membalas ciuman Jeongin membuat Jeongin tersenyum kemenangan, Jeongin menuntun tangannya untuk mengusap kedua paha Yuna.

"Eungh~"

Rambut Jeongin yang lembut dan lebat di jenggut pelan oleh Yuna untuk menyalurkan kenikmatan dari bibir Jeongin.

'Ahh shit! kulitnya sangat halus dan lembut' batin Jeongin.

Kedua tangan Jeongin berhasil masuk kedalam kaus rumahan Yuna, mengusap punggung dan perut rata milik Yuna lalu melepaskan tautan bibirnya.

Wajah Yuna memerah padam karena kehabisan nafas ohh ayolah Jeongin seorang good kisser.

"Itu hukamanmu dan jatahku Yuna"

Yuna hanya diam sampai dirinya kembali berdiri di hadapan Jeongin lalu Jeongin menyudutkan Yuna, menyatukan kening mereka berdua.

"Kau sangat cantik dan seksi"

Kedua tangan Jeongin berkeliaran di tubuh Yuna membuat Yuna berusaha tidak mendesah.

"Jangan di tahan sayang"

"Aaahhh~"

Jeongin tersenyum lebar membuat dimple sialan itu terlihat ketika mendengar desahan dari Yuna, karena dirinya meremas kuat bokong Yuna.

"Sangat merdu dan indah"

Jeongin mendekati telinga Yuna lalu meniupnya pelan membuat Yuna geli dan kedua tangan Jeongin masuk kedalam celana Yuna.

"Aku sudah tidak sabar untuk melakukan lebih dari sekedar cium"
.
.
.
.
.
Bersambung...

Obsession 'Yang Jeongin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang