Eps. 12

1.1K 73 1
                                    

Yuna merasakan tubuhnya pegal, sakit, remuk dan perih di saat bersamaan, bahkan bergerak dikit saja dirinya langsung meringis.

Perlahan Yuna membuka matanya yang sangat berat dan membengkak, mengumpulkan nyawa sebelum dia mengingat kejadian hari ini.

"Ssshh~ sakit"

Yuna menoleh ke nakas lalu melihat jam yang berdiri disana, masih jam 9 malam.

"Jeong"

Yuna langsung menoleh ke kiri untuk melihat Jeongin, seulas senyum terpatri diwajah Yuna.

"Aw!"

Yuna berusaha bergerak untuk menghadap kearah Jeongin yang sedang terlelap dengan nyaman.

"Jahat"

Yuna tersenyum semakin lebar ketika dirinya mengusap wajah tirus Jeongin lalu turun ke lengannya hingga ke sela-sela jari Jeongin yang berada di atas perut Yuna.

Sekarang Yuna tahu, pria tampan di hadapannya ini tidak main-main, dirinya selalu serius dalam hal apapun.

Tadi di kampus, Jeongin langsung memakaikan Yuna pakaian lagi, lalu menariknya keluar dan tidak peduli dengan rintihan Yuna karena sakit lalu Jeongin membawanya pulang kemudian melanjutkannya lagi sampai jam 6 sore.

Bolehkah Yuna berkata bahwa Jeongin mencintainya?.

Bolehkan Yuna menetapkan hatinya dengan Jeongin?.

Bolehkan Yuna menempati hati Jeongin?.

Yuna mengusap lagi wajah Jeongin.

"Aku menyukaimu sepertinya, ah tidak sepertinya ini cinta hemm apakah terlalu cepat untuk mencintai Tuannya sendiri?..."

"... jadi?..."

Mata Yuna beralih ke dada polos Jeongin.

"... apakah aku ada disana? kamu membuat peraturan seolah-olah kamu tak mau kehilanganku, kamu menyentuh-ku layaknya kekasih..."

"... dan satu hal yang harus kau tahu Jeong bahwa aku sangat suka dengan sentuhan itu ya cinta memang buta hehe, tapi aku takut..."

"... aku takut kamu tidak mencintaiku seperti aku mencintaimu, tapi apakah boleh aku menilai itu semua dari perlakuanmu kepadaku?..."

"... kau possesive hehe"

Yuna memeluk Jeongin dengan erat lalu tersenyum di dada bidang Jeongin karena tangan Jeongin mengusap punggung polosnya.

"Jangan berbicara"

Yuna melotot kaget disana dengan secepat kilat dia mendongak untuk melihat Jeongin.

Tidak bangun.

"Mungkin dia bermimpi"

Yuna kembali memejamkan matanya sambil menghirup aroma Jeongin yang membuatnya tenang.

'Aku akan mencintaimu dalam diam' batin Yuna.
.
.
.
.
.
Bersambung...

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Obsession 'Yang Jeongin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang