Eps. 3

1.3K 131 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Je-jeongin maksudnya apa?"

Jeongin menarik sudut bibirnya ke atas lalu mendekati wajahnya membuat Yuna menarik kepalanya kebelakang.

"Je-jeong kamu ngapain?"

Jeongin mengedikan bahunya acuh lalu kedua tangannya berada di sisi Yuna, Yuna sudah berbaring sempurna di atas sofa dengan Jeongin yang berada di atasnya.

"Jeongin kamu berat"

Kedua tangan Yuna reflek menahan dada Jeongin.

"Fiuhh~"

Yuna menutup kedua matanya ketika Jeongin meniup wajahnya membuat dirinya seperti tersengat listrik.

Chup

Yuna membuka kedua matanya membuat pandangan wajahnya bertemu dengan wajah tampan Jeongin.

"K-kamu c-ci-cium aku?"

"Yaa mau lagi?"

Yuna menggeleng ribut bahkan kedua tangannya menutup bibirnya.

"Jangan!"

"Why?"

"Emmm aku takut"

Jeongin terkekeh geli melihat kepolosan Yuna lalu dia menarik tangan Yuna membuat Yuna terbangun dari acara berbaringnya.

"Jangan pangku aku"

Jeongin menatap kedua mata Yuna mengeratkan pelukannya di pinggang Yuna.

"Ja-jangan"

Air mata yuna lolos begitu saja ketika Jeongin menciumi leher jenjangnya.

"Je please!"

Bukannya mendengar Jeongin semakin gencar menciumi leher Yuna lalu kedua tangan Jeongin menuntun tangan Yuna untuk mengalung indah di lehernya.

"Je aku moh-"

Ucapan Yuna terpotong karena Jeongin sudah mencium bibirnya, tidak! ini melumatnya.

Kedua tangan Yuna memukul-mukul dada Jeongin, ingin sekali dia menendang Jeongin tetapi kakinya tidak bisa karena posisi dirinya yang di pangku dengan Jeongin secara berhadapan.

Tangan Jeongin berhasil masuk kedalam baju Yuna lalu mengusap pelan perut rata itu membuat sensasi tersendiri bagi orang yang di jamah.

Sekarang Yuna telah kehilangan akal sehatnya, dia sudah di kuasai oleh Jeongin bahkan dirinya merasakan letupan-letupan aneh.

Jeongin memandang Yuna dengan jarak sedekat ini, kening mereka bersentuhan dengan kedua tangan mereka yang masih setia di posisi masing-masing, Yuna di leher Jeongin sedangkan Jeongin di balik baju Yuna.


"Kenapa?"

"Hanya ingin"

Yuna menjilat bibir bawahnya, sungguh dia tidak bermaksud ingin menggoda Jeongin, dia hanya ingin menghapus jejak Jeongin tapi siapa sangka bahwa Jeongin terangsang?.

"Je cukup"

Jeongin berhenti memajukan wajahnya yang sedikit memiring ke kanan ketika bibir itu mengeluarkan kata-kata.

"Gaboleh, kita gaboleh lakuin ini"

Jeongin mencium singkat bibir Yuna lalu menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa.

"Kenapa? Aku Tuan-mu"

Yuna menatap Jeongin, dia sangat tahu kalau lelaki tampan di hadapannya ini adalah Tuan-nya tapi apakah Yuna tidak boleh menolak Jeongin dalam hal ini?.

"Ta-tapi aku disini bekerja Jeongin"

"Tapi kau bekerja dengan siapa?"

Yuna diam.

"Ayo jawab"

"Dengan kau"

"Dan aku adalah..."

"Tuan"

"Bagus!"

Jeongin memeluk Yuna sangat erat.

"Kau tahu satu hal?"

"A-apa?"

"Aku menyukai bibir manismu, berikan aku itu setiap hari dan ini perintah!"
.
.
.
.
.
Bersambung...

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Obsession 'Yang Jeongin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang