Part 21

9.2K 734 14
                                    

            Weekend ini Aisyah pergi bersama Milla dan Raihan untuk berbelanja barang-barang untuk hantaran pernikahan nanti.

Mereka baru saja sampai di salah satu mall.

"Sayang, barang-barang lainnya sudah Tante belikan. Sekarang hanya tinggal membeli kebutuhanmu saja. Kamu pilih saja semua yang kamu suka," seru Milla.

"Baik Tante," ucap Aisyah.

"Dan satu lagi, mulailah biasakan memanggilku Mama," ucap Milla.

"Iya Tante, emm Mama," seru Aisyah menampilkan senyumannya.

"Ya sudah ayo."

Mereka masuk ke salah satu toko sepatu, di sana Aisyah memilih beberapa sepatu untuk dirinya juga sandal. Milla beg]itu baik dan sangat menyenangkan. Dia juga banyak sekali bercanda hingga ]tak butuh waktu lama A}isyah bisa langsung akrab dengan M}illa.

Benar kata Umi nya, kalau Aisyah akan memiliki mert]ua yang] sangat ]baik dan akan menganggapn]ya sebagai anak kandungnya sendiri d]an tak akan melihat kalau Ais]yah adalah menantunya. Amierra sudah begitu bahagia dan tenang menyerahkan Aisyah p]ada suaminya kelak. Tak ada kekhawatiran dalam dirinya nanti jikalau Ai]syah harus tinggal bersama mertuanya.

"Ini] ba]gu]s, sepe]rtinya cocok untukmu," seru M}illa membuat Aisyah mengambilnya dan mencobanya sesuai arahan M}illa.

T}atap]an A}isyah tertuju p]ada R}aihan yang terlihat sibuk dengan I}p]hone nya dan memilih dud]uk di bagian depan ]toko.

"D}ia kalau sedang banyak p]ekerjaan begitu, sep]erti orang autis," kekeh Mi]]lla yang p]aham dengan pa]ndangan A}Isyah.

Aisyah hanya bisa tersenyum menanggapinya dan kembali sibuk mencoba beberapa sepatu yang di pilihnya tadi.

Setelah mendapatkan dua pasang sepatu dan dua pasang sandal, mereka keluar dari toko itu dan menuju ke sebuah central tas branded.

Saat masuk ke dalam toko itu, Milla terlihat begitu antusias dan mulai memilih beberapa tas branded.

Aisyah masih berdiri tak jauh dari Milla memperhatikannya.

"Ini memang kegemaran Mama, dia sangat suka mengoleksi tas branded," seru Raihan membuat Aisyah menoleh ke sampingnya.

Tadinya Raihan berada di belakangnya, sekarang sudah di sampingnya.

"Jadi jangan heran dengan tingkahnya, dan sepertinya dia akan banyak menyuguhkanmu tas tas branded," seru Raihan membuat Aisyah tersenyum.

"Tidak masalah, aku juga menyukai tas branded," ucap Aisyah.

"Isshhh dasar para wanita, senang sekali merampok dompet suaminya dengan barang-barang mahal begini," seru Raihan.

"Itu resiko para suami, sudah kewajibannya memanjakan dan menafkahi istrinya," seru Aisyah.

"Sep]ertinya aku harus kerja rodi untuk memenuhi hasrat belanja istriku ini," ucap R}aihan.

"Istri tidak hanya butuh material, tetapi butuh sosok suami juga untuk selalu ada di sisinya," ucap Aisyah.

"Jadi aku tidak perlu bekerja, cukup selalu ada di sisimu saja, begitu?" tanya Raihan.

"Enak saja, kewajiban suami itu menafkahi lahir dan batin," ucap Aisyah.

"Baiklah bu Guru, asal imbalannya juga menyenangkan dan setimpal," canda Raihan mengedipkan sebelah matanya.

"Ck, dasar mesum," ucap] Ai]syah menep]uk jidatnya. "Sudah ah, aku mau menemani Mama mertua," seru Aisyah meninggalkan Raihan.

Raihan berdiri tak jauh dari mereka. Ia memperhatikan keseruan Aisyah dan Milla. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan tersenyum bahagia melihat mereka berdua yang langsung akrab.

Otw HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang