effete : 6. kombes

44 4 8
                                    

Poo needs Tigress and his team to save the world. A leader needs his team too, to stand up for themself. But in honest, every man needs a woman when his life is a mess, because just like in a game of chess: Queen protects King.

Happy reading ❣

--

Tragedi seorang-Diondaru-Ramahendra-mahasiswa-emas-kampus-mendadak-gagap-di-hari-pelantikannya menjadi trending topic selama berminggu-minggu. Beruntung masa ujian akhir semester tiba, mengalihkan fokus netizen kampus sehingga topik tentang si ketum mereda dengan sendirinya. Ujian berakhir diikuti liburan akhir semester dan tahun baru.

Tapi jangan salah. Sebagaimana pengabdi organisasi pada umumnya, liburan semester yang seharusnya dinikmati selama sebulan harus terpangkas menjadi dua minggu saja bagi Dio dan pengurus baru ESC.

So, welcome to the paradise!

Di sinilah mereka berdelapan, di dalam sebuah gedung mantan tempat "nongkrong"nya Mas Bima cs. Gedung fungsional bagi BPH ESC berikut anak buahnya. Gedung ini adalah bangunan lembaga mahasiswa paling eksklusif di kampus Negarakertagama. Mahasiswa menyebutnya kombes.

Meskipun terletak sedikit di pojok belakang sayap barat, kombes tetaplah kombes yang bangunannya megah ditunjang dengan fasilitas lengkap. Lembaga mahasiswa yang lain terletak berjajar di kanan-kiri kombes dengan ukuran yang jauh lebih kecil meskipun difungsikan untuk tujuan yang sama yaitu sekretariat organisasi.

Kombes adalah gedung tempat bertemunya anak manusia yang berganti setiap masanya. Tidak hanya berganti secara fisik, namun juga karakter dan nuansa. Dan tujuan.

Ada yang memang mau menjadi seorang aktivis, ada yang berambisi menjadi nomor satu.

Ada yang tujuannya menambah kenalan, mencari teman, mengoleksi gebetan.

Ada yang mencari relasi, ada yang membangun relasi.

Ada yang mencari sertifikat, lumayan untuk portofolio CV.

Ada yang terpaksa karena kewajiban kampus dengan aturan setiap mahasiswa wajib mengikuti minimal satu organisasi selama berkuliah di Negarakertagama.

Ada yang iseng mendaftar, eh lolos.

Dan tidak jarang juga ada yang gabut, tidak jelas tujuannya. Yaudah ngikut aja, toh tujuan bisa menyusul dicari.

Tapi sudah pasti hanya orang-orang terpilih yang bisa memegang kendali penuh dan menjadi juru kunci kombes. Tahun ini diketuai oleh mahasiswa Ekonomi, Diondaru Ramahendra. Walaupun tinggi badannya tidak semenjulang monas, namun kepintaran dan kepiawaian seorang Diondaru sebagai pemimpin sudah tidak diragukan.

Lagipula sebetulnya tinggi itu tidak terlalu penting. Toh seorang Lionel Messi juga tidak tinggi-tinggi banget, tapi berhasil menjadi peraih Ballon d'Or paling banyak kan? Yang penting itu punya ide dan strategi yang visioner alias pintar.

Dan tampan.

Dio, si Diondaru itu, selain mendapatkan kehormatan sebagai ketua BEM juga memperoleh predikat the most wanted boy saking langkanya makhluk semacam Dio di kampusnya. Langka dalam artian mendekati sempurna. Klise, pada umumnya seorang heartthrob: tampan dan pintar. Hanya saja tampannya Dio kalau kata mahasiswa di sini lebih pantas jadi anggota boyband daripada budak proker. Tapi sebagian besar bersyukur Dio bukan anggota boyband karena memudahkan para penggemarnya untuk menemui si kepala cepak itu.

Kalau ada produk lokal yang menawan dan mudah digapai, untuk apa mencari yang susah dijangkau. Betul tidak?

Terkait dengan kepandaiannya, kapasitas otaknya jangan diragukan lagi. List prestasi Dio di portofolio sudah pasti sepanjang jalan Daendels yang membentang dari Anyer hingga Panarukan.

EFFETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang