Karena hubungan antara dua orang manusia itu bukan hanya tentang komunikasi, tapi juga tentang bagaimana cara untuk memahami
-SandyakalaRevan :
Nanti bisa kan dateng ke kafe Rembulan jam 7?
Hp Geya yang tergeletak di atas kasur berbunyi, Layar yang tadinya hitam, kini menyala pun kini memunculkan sebuak pop up pesan singkat yang Geya dapatkan dari sang pujaan hati yang di tunggu-tunggu. Setelah sekian purnama, nama yang dia tunggu-tunggu notifikasinya akhirnya datang juga.
Segera Geya membuka lockscreen yang menampilkan foto dua orang yang saling berpelukan dengan seorang laki-laki yang memegang bucket bunga. Foto itu di ambil ketika Geya berulang tahun, tahun lalu.
Geya membuka aplikasi Whats appnya lalu membuka pesan di urutan pertama yaitu, Revan.
Mengabaikan puluhan chat yang belum terbalas dari teman-teman nya yang kebanyakan hanya basa-basi.
Iya bisa
Centang dua abu-abu. Tidak apa yang penting chat itu sudah masuk, tidak seperti hari-hari sebelum nya yang hanya berujung centang satu.
Dengan perasaan berbunga-bunga Geya segera membereskan buku-buku yang berserakan di meja belajar, memasukan nya ke dalam rak buku, kemudian bersiap untuk mandi dan selanjutnya menyiapkan pakaian paling bagus untuk bertemu revan malam ini.
****
Jadi benar kata orang-orang bahwa seorang lelaki hanya akan berjuang untuk mendapatkan wanita pujaan nya setelah wanita itu dia dapatkan maka wanitanya lah yang harus berjuang mempertahankan.
"Kamu kenapa sih Van, akhir-akhir ini aku telpon gak kamu angkat, di chat juga kamu sering gak bales atau kamu lebih seneng read aja, kamu gak tau apa aku tuh overthinking tau gak, aku suka mikirin kamu yang enggak-enggak. Aku tau kamu online terus,kamu pegang hape terus lho, kenapa sekedar bales pesan aku aja kamu gak bisa?."
Dua orang berbeda gender itu tengah duduk bersitegang di meja pojok kafe dekat kaca. Hujan masih setia menemani mereka dari awal mula pembicaraan dimulai.
"Kamu kalo ada masalah, bilang sama aku Van. Jangan diem gini, aku bingung harus gimana." Lagi tidak ada sahutan yang Geya dapatkan. Tidak ada feedback yang Geya dapatkan, dia seperti sedang bemonolog sejak setengah jam yang lalu. Revan tidak kunjung bersuara padanya, uang ada hanya helaan nafas berat dari revan dan kali ini Revan tidak seolah tidak berani menatap matanya, cowok itu terus menghindari dari kontak mata dengannya.
"Kalo kamu masih mau diem, mending aku pulang."
"Buang-buang waktu tau gak. Aku dari tadi ngobrol tapi kamu terus-terusan menghindar, kamu terus-terusan diem seolah aku ini nggak ada."
"Sebenrrnya apasih tujuan kamu ngajak aku ke sini?"
Revan masih diam dengan pandangan matan yang masih melihat hujan di balik kaca. Seolah itu memang sangat menarik untuk di lihat untuk sekarang.
"Oke kalo kamu masih mau diem. Aku cukup tau bahwa kamu gak bisa ngehargai orang lain."
Geya mengambil slinbag nya yang tergeletak begitu saja di meja dan memasukan handphone yang semua berada di meja ke dalam saku cardigannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDYAKALA
Random17+ [Terdapat umpatan dan kata-kata kasar] Bijaklah dalam membaca! **** Geya Maheswari, si gadis manis dengan lesung pipit yang akan muncul otomatis jika tersenyum. Awalnya Geya pikir hidupnya sudah sempurna dengan adanya Revan Sadewa di hidupnya...